Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Zombi Purba Ditemukan di Arktik, Peneliti: Bisa Picu Pandemi Baru

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Adwo
Ilustrasi permafrost atau lapisan tanah beku. Mencairnya permafrost berpotensi melepaskan berbagai patogen purba, yang mungkin bisa membahayakan makhluk hidup dan mikroorganisme modern.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Peneliti menemukan virus zombi purba yang terjebak di lapisan es Arktik selama puluhan ribu tahun.

Virus yang dinamakan Methuselah tersebut membuat peneliti khawatir karena strain mikroba ini dikhawatirkan bisa memicu pandemi baru.

Profesor emeritus kedokteran dan genomik di Universitas Aix-Marseille, Jean-Michel Claverie, meminta agar umat manusia bersiap menghadapi kemunculan virus zombi purba.

Peneliti telah bekerja sama dengan University of Arctic untuk mengidentifikasi kasus penyakit yang disebabkan oleh virus zombi purba sebelum penyebarannya tidak terkendali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bagian penting dari permafrost adalah bahwa ia dingin, gelap, dan minim oksigen yang sangat cocok untuk mengawetkan materi biologis," ujar Claverie, dikutip dari New York Post.

Baca juga: Sama-sama Bisa Menginfeksi, Apa Perbedaan Bakteri dan Virus?


Kekhawatiran peneliti terhadap virus purba

Claverie mengatakan, ada kemungkinan virus yang berasal dari bagian Bumi utara menginfeksi manusia dan memicu wabah penyakit baru.

Kemungkinan tersebut didukung oleh ahli virus Marion Koopmans dari Erasmus Medical Center di Rotterdam, Belanda.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui virus apa yang terjebak dalam lapisan es di Arktik.

Meski begitu, ada risiko bahwa ada virus yang mampu memicu wabah penyakit.

"Kita harus berasumsi bahwa hal seperti ini bisa saja terjadi," ujarnya, dikutip dari The Guardian.

Pada tahun 2014, Claverie memimpin sebuah tim ilmuwan yang mengisolasi virus hidup di Siberia.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus Misterius di Dasar Palung Mariana, Apa Itu?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus tersebut masih dapat menginfeksi organisme sel tunggal walau telah terkubur dalam lapisan es selama ribuan tahun.

Penelitian lanjutan yang diterbitkan tahun lalu mengungkapkan adanya beberapa jenis virus yang berbeda dari tujuh lokasi berbeda di Siberia.

Virus-virus tersebut dapat menginfeksi sel yang dibiakkan, di mana salah satu sampel virus bahkan berusia 48.500 tahun.

"Virus yang kami isolasi hanya dapat menginfeksi amuba dan tidak menimbulkan risiko bagi manusia," ujar Claverie.

"Namun, bukan berarti virus-virus lain yang saat ini membeku di lapisan es tidak dapat memicu penyakit pada manusia. Kami telah mengidentifikasi jejak genom virus cacar dan virus herpes, yang merupakan patogen terkenal pada manusia, misalnya," tambahnya.

Baca juga: Sejarah Virus Ditemukan, Berawal dari Penyakit Tanaman pada Tembakau

Potensi pencairan es dan penambangan

Kekhawatiran peneliti akan munculnya pandemi baru akibat virus zombi purba bersamaan dengan potensi mencairnya es di Arktik, terutama di Kanada, Siberia, dan Alaska.

Sebabnya, perubahan iklim memengaruhi bagian Bumi utara secara tidak proporsional.

Menurut para ahli meteorologi, wilayah tersebut memanas beberapa kali lebih cepat daripada tingkat rata-rata peningkatan pemanasan global.

"Bahaya datang dari dampak pemanasan global lainnya: hilangnya es laut Arktik. Hal ini memungkinkan peningkatan pelayaran, lalu lintas, dan pengembangan industri di Siberia," jelas Claverie.

"Operasi penambangan besar-besaran sedang direncanakan, dan akan membuat lubang besar di lapisan es yang dalam untuk mengekstraksi minyak dan bijih," sambungnya.

Claverie menerangkan, operasi tersebut berpotensi melepaskan patogen dalam jumlah besar di Arktik.

"Para penambang akan masuk dan menghirup virus-virus tersebut. Efeknya bisa menjadi bencana," tandas Claverie.

Para peneliti punya keyakinan bahwa lapisan es hingga tingkat terdalamnya mungkin mengandung virus yang berusia hingga satu juta tahun, sehingga jauh lebih tua daripada manusia yang diperkirakan muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu.

Claverie menjelaskan, sistem kekebalan tubuh manusia mungkin tidak pernah bersentuhan dengan beberapa mikroba tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus Misterius di Dasar Palung Mariana, Apa Itu?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi