Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Putri Handayani, Orang Indonesia Pertama yang Tiba di Kutub Selatan

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Putri Handayani
Putri Handayani orang Indonesia pertama di Kutub Selatan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Putri Handayani menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil tiba di Kutub Selatan.

Putri menyelesaikan perjalanannya di Kutub Selatan pada 28 Desember 2023 pukul 13.00 siang waktu Punta Arena, Cile.

Mulai mendaki gunung sejak usia 13 tahun, perempuan asal Deli Serdang, Sumatera Utara tersebut sehari-hari berprofesi sebagai engineer.

Kegemaran perempuan lulusan Universitas Indonesia ini dalam mendaki gunung membawa Putri menjelajahi enam titik ekstrem di dunia.

Dia kini bahkan menargetkan bisa menjadi orang Indonesia dan perempuan Asia Tenggara pertama yang meraih gelar The Explorer's Grand Slam usai menaklukkan tujuh puncak tertinggi dunia serta Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Roald Amundsen, Orang Pertama yang Mencapai Kutub Selatan


Persiapan Putri ke Kutub Selatan

Kompas.com sudah mendapatkan izin untuk mengutip akun YouTube Jelajah Putri yang menceritakan kisah perjalanan Putri mencapai Kutub Selatan.

Sebelum menjelajahi Kutub Selatan, Putri melakukan persiapan fisik dan mental agar kuat berada di tempat dengan suhu mencapai -25 derajat celsius.

"Kalau akses ke gunung deket, ya paling baik naik gunung. Kalau nggak, (bersiap) melakukan stimulasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan nanti (saat penjelajahan)," ujarnya, dikutip dari siaran akun YouTube Jelajah Putri, Jumat (19/1/2024).

Putri menjelaskan, dia melakukan persiapan fisik terus-menerus dengan lari dan naik tangga. Kemudian, dia pergi ke Swiss dan Perancis untuk berlatih teknis menggunakan ski serta berada di wilayah salju yang dingin.

Dia juga berlatih menyesuaikan diri berada di tempat dengan suhu ekstrem. Karena dia harus menyesuaikan dengan Antartika yang tidak pernah mengalami malam.

Kondisi ini sempat membuat Putri kesulitan karena dia tidak bisa tidur saat ada sinar Matahari meskipun tubuh terasa lelah.

Baca juga: Kehidupan di Area Terdingin Dunia, Minus 40 Derajat Celsius Dianggap Sore yang Hangat

Perjalanan mencapai Kutub Selatan

Putri memulai perjalanan ke Kutub Selatan pada 21 Desember 2023. Dia harus terbang ke titik 89° S di Kutub Selatan dan kemudian menarik sled atau kereta luncur sejauh 2,74 km.

Perjalanan hari kedua dilanjutkan dengan ski sejauh 8,5 km dengan suhu -25 derajat celsius. Saat itu, kondisinya berangin dan Matahari tertutup awan.

Perjalanan hari ketiga kembali diisi dengan ski sejauh 15 km selama 8,5 jam. Putri bersama rombongannya merayakan Hari Natal di perjalanan hari keempat pada 24 Desember 2023.

Di hari kelima, dia telah melakukan ski sejauh 64,75 km menuju Kutub Selatan.

Pada 26 Desember, perjalanan dengan ski ke pusat Kutub Selatan tinggal 27,75 km. Putri akhirnya tiba di Kutub Selatan pada 28 Desember 2023.

"Halo Indonesia. Alhamdulillah, setelah delapan hari berjalan menggunakan ski dari 89 derajat Selatan menembus dingin, angin, dan salju, tanggal 28 Desember 2023 jam 13.00 siang waktu Punta Arena, Cile, saya sampai di Kutub Selatan," seru Putri.

Di perjalanan itu, Putri juga mampir ke Ceremonial South Pole untuk membentangkan bendera Merah Putih bersama 12 bendera dari negara yang menginisiasi Perjanjian Antartika 1959.

Baca juga: Pendaki Harus Melewati Death Zone untuk Mencapai Puncak Everest, Apa Itu?

Bertekad raih The Explorer's Grand Slam

Pencapaiannya di Kutub Selatan menjadi penjelajahan keenam Putri untuk meraih gelar The Explorer's Grand Slam.

Lima perjalanan lain dia raih dengan mencapai puncak Gunung Kilimanjaro pada Februari 2016, Gunung Carstensz Pyramid pada Agustus 2016, Gunung Elbrus pada Juli 2017, Aconcagua pada Februari 2018, dan Denali pada Juni 2022.

Untuk menyelesaikan misi tersebut, Putri berencana mencapai Kutub Utara 90°N pada April 2024, puncak Gunung Vinson Massif pada Desember 2024, dan Gunung Everest pada April-Mei 2025.

Jika berhasil, dia akan menjadi orang Indonesia pertama sekaligus perempuan Asia Tenggara yang mendapat gelar tersebut. Menurutnya, baru ada 15 perempuan dari 73 orang yang memiliki gelar The Explorer's Grand Slam.

Sepanjang perjalanan menaklukkan puncak tertinggi dunia, Putri tak jarang membandingkan dirinya yang orang Asia dengan penjelajah lain. Baginya, orang Asia tidak bisa melangkah selebar orang asing. Orang yang tinggal di iklim Tropis juga jarang merasakan suhu dingin.

"Semua orang ada prosesnya. Tidak perlu rendah diri. Paling tidak, kita sudah memulai. Ya ada batas-batas yang harus kita terima. Ini lho limit-nya kita," ujar Putri.

Selama melakukan penjelajahan, Putri pernah mengalami frostbite atau jaringan tubuh yang membeku. Dia juga beberapa kali gagal mencapai puncak gunung akibat terkendala kondisi cuaca.

Meski begitu, kegagalan itu membuat anggota pencinta alam Kapa Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini untuk melakukan evaluasi ulang demi mencapai tujuan di perjalanan berikutnya.

Tak hanya mendaki gunung dan menjelajahi kutub, Putri juga menginisiasi program Jelajah Putri yang dibuat sebagai wadah para wanita pekerja di industri konvensional yang jarang dijalani perempuan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi