Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Itu Motaz Azaiza, Jurnalis Palestina yang Akhirnya Keluar dari Gaza

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Motaz Azaiza
Potret Motaz Azaiza saat meliput konflik di Gaza.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Jurnalis asal Palestina, Motaz Azaiza mengumumkan dirinya keluar dari Gaza usai meliput konflik Hamas-Israel selama lebih dari 100 hari.

Hal tersebut dia umumkan melalui akun media sosial X @azaizamotaz9 pada Selasa (23/1/2024).

Dalam unggahan videonya, Motaz Azaiza tampak melepas rompi keamanan sambil mengatakan dia telah berada di Gaza selama 108 hari. Motaz menyebut itu kali terakhir dia berada di Gaza meski berjanji akan kembali suatu hari nanti.

"So, I had to evacuate for a lot of reasons you all know some of it but not all of it. Thank you all. Pray for Gaza," tulisnya.

Motaz Azaiza dikenal sebagai jurnalis yang memberikan liputan langsung situasi di Gaza, Palestina selama konflik dengan Israel berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Dia juga aktif membagikan konten tersebut melalui media sosial.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, siapa itu Motaz Azaiza?

Baca juga: Kisah di Balik Foto Ikonik Pemuda Bawa Bendera Palestina dan Katapel


Mengenal Motaz Azaiza

Motaz Azaiza merupakan jurnalis foto atau pewarta foto berusia 24 tahun yang berasal dari Palestina.

Diberitakan Sports Keeda (24/11/2023), Motaz memiliki gelar sarjana dalam bidang studi bahasa Inggris di Universitas Al-Azhar, Gaza.

Sebelum konflik Hamas-Israel terjadi di 2023, Motaz kerap meliput peperangan di Gaza pada 2014 dan 2021 melalui akun media sosialnya. Namun, unggahannya saat itu tidak terlalu mendapatkan perhatian.

Meski begitu, kondisi keterbatasan jurnalis di Gaza perlahan membuat Motaz dikenal banyak orang.

Dia lalu menjadi fotografer beberapa perusahaan, termasuk organisasi non-pemerintah seperti Medecins Du Monde Suisse, MintPress News, dan ABC News . Dia juga bergabung dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNWRA) pada Maret 2023.

Dikutip dari Al Jazeera (23/1/2024), Motaz bertugas mendokumentasikan warga Gaza yang terkena dampak konflik tersebut dengan mengenakan rompi pers dan helm.

Kontennya sering berupa video mentah tentang anak-anak atau keluarga yang luka tertimpa reruntuhan akibat serangan udara.

“Tidak semua orang tahu tentang Gaza, perjuangan Palestina, pendudukan Israel , dan penderitaan kita saat ini. Itu sebabnya saya di sini dengan kamera saya,” kata Motaz, dilansir dari The New Arab (7/11/2023).

Sebagai warga asli Palestina, Motaz juga terkena dampak konflik tersebut. Dia telah kehilangan 15 kerabat akibat serangan udara Israel di rumahnya. Padahal, dia memastikan tidak punya keluarga yang berhubungan langsung dengan Hamas.

Dia sempat mengatakan akan terus bekerja karena bertanggung jawab atas kebutuhan keluarganya. Di samping dia juga mengkhawatirkan keselamatan mereka.

Sayangnya, Motaz kini memutuskan keluar dari Gaza meski tidak menyatakan alasannya dengan jelas.

Dia keluar lewat perbatasan Mesir ke bandara El Arish kemudian terbang dengan jet militer Qatar. Menurutnya, itu pertama kalinya dia terbang dengan pesawat.

Baca juga: Mengenang dr Mueen, Alumni UGM dan UNS yang Jadi Korban Serangan Israel di Gaza

Raih dua penghargaan

Karya Motaz selama di Gaza mendapatkan berbagai pengakuan internasional dan penghargaan.

Diberitakan The Peninsula (23/1/2024), dia mendapat gelar "Man of the Year" di halaman depan majalah GQ Middle East edisi Desember 2023.

Salah satu fotonya berjudul "Seeing Her Through My Camera" masuk di antara 10 foto terbaik majalah Time tahun 2023. Foto tersebut menunjukkan seorang gadis muda yang terperangkap di bawah reruntuhan kamp pengungsi Al Nusairat setelah serangan udara Israel.

Dikutip dari Ahram Online (24/1/2024), Motaz juga mendapatkan penghargaan TRT World Citizen Communicator Award pada minggu lalu. Penghargaan ini didedikasikannya ke para jurnalis Palestina yang meninggal di peperangan.

Data dari Euro-Med Human Rights Monitor menunjukkan, sebanyak 115 jurnalis terbunuh di Gaza sejak awal perang 2023.

Baca juga: Lengkap, Ini Rangkuman 2 Hari Sidang Gugatan Pelanggaran Genosida Israel di Mahkamah Internasional

Petisi diundang sidang genosida

Saat ini, Israel tengah menjalani sidang tuduhan genosida dari Afrika Selatan di Mahkamah Internasional. Keluarnya Motaz dari Gaza memunculkan petisi agar jurnalis itu diundang ke persidangan.

Dilansir dari Change.org, petisi yang dibuat seseorang bernama Fazilat Siddiq itu telah ditandatangani 104.878 orang sejak 18 Januari 2024.

Menurut pembuat petisi, jurnalis merupakan sumber utama informasi mengenai situasi di Gaza, di samping juga menjadi sasaran serangan. Karena itu, Mahkamah Internasional didesak memberikan perlindungan dan mengundang para jurnalis menjadi saksi di sidang.

Tiga jurnalis Palestina yang diusulkan adalah Motaz Azaiza, Bisan Owda pembuat film Palestina, dan Wael Hamdan Al-Dahdouh kepala biro Al Jazeera di Gaza.

Hingga saat ini, belum ada informasi mengenai kehadiran para jurnalis Palestina ke sidang tuntutan genosida Israel di Mahkamah Internasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi