KOMPAS.com - Trauma adalah keadaan jiwa atau psikologis yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera fisik.
Kondisi tersebut merupakan respons terhadap suatu peristiwa yang membuat seseorang merasa sangat stres.
Menurut American Psychological Association, trauma adalah respons emosional terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pelecehan, atau bencana alam.
Seseorang yang mengalami trauma dapat merasakan berbagai emosi, baik segera setelah kejadian tersebut maupun dalam jangka panjang.
Baca juga: 6 Tanda Anda Mengalami Trauma karena Pandemi dan Cara Mengatasinya
Mereka mungkin merasa kewalahan, tidak berdaya, terkejut, atau kesulitan memproses pengalamannya.
Reaksi jangka panjang mencakup emosi yang tidak terduga, kilas balik, hubungan yang tegang, dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala atau mual.
Meskipun perasaan ini normal, beberapa orang mengalami kesulitan untuk melanjutkan hidup mereka secara normal.
Baca juga: Waspada, Ini 5 Tanda Anda Sedang Mengalami Stres Berlebihan
Gejala trauma
Gejala trauma berkisar dari ringan hingga berat, dan ada banyak faktor yang menentukan bagaimana suatu peristiwa traumatis mempengaruhi seseorang, termasuk:
- Karakteristik dan kepribadian
- Adanya kondisi kesehatan mental lainnya
- Paparan sebelumnya terhadap peristiwa traumatis
- Jenis peristiwa atau kejadian
- Latar belakang dan pendekatan mereka dalam menangani emosi.
Dikutip dari laman Medical News Today, seseorang bisa mengalami gejala trauma berupa respon emosional dan psikologis, serta respon fisik.
Baca juga: Manfaat Memelihara Kucing untuk Mengurangi Stres Menurut Penelitian
1. Respon emosional dan psikologisSeseorang yang mengalami trauma mungkin merasakan:
- Penyangkalan
- Amarah
- Takut
- Merasa sedih
- Malu
- Kebingungan
- Kecemasan
- Depresi
- keputusasaan
- Mudah marah
- Sulit berkonsentrasi.
Mereka mungkin mengalami ledakan emosi, sulit mengatasi apa yang mereka rasakan, atau menarik diri dari orang lain.
Baca juga: Mengenal Gangguan Kecemasan dan Cara Sederhana Mengatasinya
2. Respons fisikSelain reaksi emosional, trauma juga dapat menyebabkan gejala fisik, seperti:
- Sakit kepala
- Masalah pencernaan
- Kelelahan
- Jantung berdebar kencang
- Berkeringat
- Merasa gelisah.
Terkadang, seseorang juga akan mengalami hyperarousal, atau ketika seseorang merasa seolah-olah berada dalam kondisi waspada terus-menerus.
Baca juga: 15 Ciri Depresi pada Anak-anak dan Remaja, Apa Saja?
Penyebab trauma
Trauma bukan tentang peristiwa yang terjadi, melainkan tentang bagaimana Anda meresponsnya.
Tidak semua orang yang mengalami peristiwa stres akan mengalami trauma. Beberapa peristiwa lebih mungkin menyebabkan trauma dibandingkan peristiwa lainnya.
Dilansir dari laman Psych Central, beberapa kejadian berikut dapat menyebabkan trauma:
- Trauma medis
- Trauma seksual
- Trauma keluarga
- Trauma pengungsi
- Kesedihan yang traumatis
- Terorisme dan kekerasan
- Kekerasan pasangan intim
- Trauma bencana
- Pengabaian masa kecil.
Baca juga: Mengenal Depresi, Gejala dan Cara Menanganinya
Trauma psikologis merupakan respons terhadap suatu peristiwa yang membuat seseorang merasa sangat stres.
Beberapa orang akan mengalami gejala yang hilang setelah beberapa minggu, sementara yang lain akan memiliki efek jangka panjang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.