KOMPAS.com - Konflik Kampung Bayam kembali mengemuka setelah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berencana membangun rumah susun (rusun) baru di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurut Heru, pembangunan rusun bagi warga Kampung Bayam tersebut akan dimulai tahun depan.
"Pemerintah daerah akan membangun rumah susun (rusun) di sekitar Kecamatan Tanjung Priok. Pada tahun 2025, kami akan bangun," ujar Heru, diberitakan Kompas.com, Kamis (25/1/2024).
Heru menambahkan, rusun ini akan memiliki 150 sampai 200 unit dan fasilitas lebih lengkap. Karena itu, dia menyarankan warga mencari tempat tinggal baru sambil menunggu rusun selesai dibangun.
Rencana ini mendapatkan protes dari warga Kampung Bayam. Pasalnya, mereka dijanjikan menempati hunian Kampung Susun Bayam (KSB) yang kini sudah berdiri. Namun, hingga kini belum bisa dihuni karena mereka tidak diberi kunci.
Warga hanya dapat tinggal di emperan dan lobi KSB dengan listrik dan air seadanya.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan warga Kampung Bayam?
Baca juga: Profil Pulau Rempang Kepulauan Riau yang Seluruh Warganya Akan Digusur
Kampung Bayam
Kampung Bayam merupakan kampung yang dulunya berada di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kini, lokasi kampung itu berada di wilayah yang ditempati Jakarta International Stadium atau JIS.
Dikutip dari Kompas.id (21/12/2023), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di era Gubernur Anies Baswedan menggusur Kampung Bayam untuk pembangunan JIS pada 2019. Wilayah tersebut diklaim secara historis merupakan milik pemerintah.
Saat proyek pembangunan dimulai, warga Kampung Bayam direlokasi ke lokasi lain, termasuk Rusun Nagrak, Jakarta Utara. Namun, ada warga yang memutuskan tinggal di tenda darurat sekitar area lama Kampung Bayam.
Pemprov DKI Jakarta berjanji akan mengganti tempat tinggal warga ke rusun Kampung Susun Bayam (KSB) yang rencananya dibangun di Jalan Sunter Permai, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. KSB tak jauh dari wilayah asli Kampung Bayam.
Anies Baswedan akhirnya meresmikan Kampung Susun Bayam pada 12 Oktober 2022. Saat itu, warga dijanjikan akan bisa menghuni rusun itu pada November 2022.
Namun, janji itu belum terlaksana karena persoalan perizinan, administrasi, tarif hunian, hingga rencana pengalihan pengelolaannya.
Setelah masa jabatan Anies selesai, urusan KSB beralih ke pemerintah baru di bawah PJ Gubernur Heru Budi.
Beda dari janji Anies, Heru menawarkan warga direlokasi ke Rusun Nagrak yang ada di Cilincing, Jakarta Utara. Namun, warga menolak tawaran itu.
Baca juga: Mengenal Pulau Galang yang Diusulkan Jadi Tempat Penampungan Pengungsi Rohingya
Alasan warga tolak pindah
Seorang warga bernama Sahilah (54) menyatakan warga Kampung Bayam menolak tawaran itu karena masih ingin tinggal di rusun KSB yang tak jauh dari JIS.
"Ya enggak sih (tidak setuju). Orang rusun kami kan sudah jadi, KSB. Sudah gitu, nomor unit juga sudah dapat, SK juga sudah dapat. Ini sudah siap hunilah istilahnya," kata Sahilah, dilansir dari Kompas.com (16/8/2023).
Menurut dia, warga tak mau tinggal di Rusun Nagrak karena anak-anak mereka bersekolah tak jauh dari JIS. Mereka juga yakin sudah punya unit di KSB yang tinggal ditempati.
Kondisi ini membuat mereka seharusnya tidak perlu pindah dan lebih ingin tinggal di kampung sendiri.
Warga Kampung Bayam juga ingin menagih Pemprov DKI yang menjanjikan warga dapat segera menempati rusun KSB dan dipekerjakan di JIS.
Pada November 2022, PT Jakarta Propertindo atau Jakpro selaku pengelola Kampung Susun Bayam berniat menarik tarif sewa rusun sebesar Rp 1,5 juta per bulan untuk satu unit.
Diberitakan Kompas.com (30/1/2022), warga menolak karena harga yang ditawarkan tidak sesuai kemampuan mereka.
Karena tak kujung mendapatkan haknya, warga menggugat Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Sebaliknya, PT Jakpro juga menuntut beberapa warga yang dianggap menempati KSB secara ilegal.
Baca juga: Profil Desa Wadas, Tambang Batu Andesit, dan Polemik Bendungan Bener
Beda kegunaan KSB
Terkait pembangunan Kampung Susun Bayam yang sudah jadi dan diresmikan, terdapat perbedaan pendapat akan fungsi rusun tersebut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan KSB akan diisi oleh warga sekitar dan warga yang terdampak program normalisasi sungai di sekitar area tersebut.
"Sejauh ini rumah susun dibangun untuk kepentingan masyarakat yang terdampak dari pada program-program normalisasi," kata Riza, dikutip dari Kompas.com (17/5/2022).
Namun, Manajer Proyek PT Jakpro Arry Wibowo menyampaikan KSB akan dihuni pekerja, mulai dari janitor hingga penjaga keamanan JIS.
"Memang ini stadion gede banget. Perlu fasilitas pekerja di mana sehari hari mereka berkolaborasi merawat (JIS), seperti cleaning service dan tenaga kerja, security dan lain-lain, harapannya bisa ditampung di situ," ucap Arry, dilansir dari Kompas.com (18/1/2022).
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono menegaskan, KSB dibangun untuk menunjang kegiatan di JIS.
“Kampung Susun Bayam akan digunakan untuk kepentingan Jakarta International Stadium (JIS), ya kegiatan-kegiatan yang ada di situ,” ujar Joko, diberitakan Kompas.com (20/12/2023).
Menurutnya, warga Kampung Bayam yang terkena penggusuran sudah mendapatkan biaya ganti rugi. Karena itu, mereka tidak berhak untuk menghuni KSB. Jika menghuni bangunan tersebut secara paksa maka bisa termasuk pelanggaran hukum.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.