Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Campak di Eropa Melonjak, Apa Kabar di Indonesia? Ini Kata Kemenkes

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Prostock-studio
Ilustrasi campak. Kasus campak di Eropa naik hampir 45 kali.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus penyakit campak di Eropa melonjak 45 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Merespons hal itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut menyerukan, pentingnya vaksinasi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular yang disebabkan virus campak (morbillivirus) ini.

Untuk diketahui, Rusia dan Kazakhsatan masing-masing telah melaporkan 10.000 kasus campak, tercatat sejak Januari hingga Oktober 2023.

Menurut laporan WHO, dari jumlah kasus campak yang dilaporkan di Eropa, ada sekitar 21.000 kasus rawat inap dan lima kematian akibat campak pada periode tersebut.

"Semua negara harus siap mendeteksi dengan cepat dan merespons wabah campak tepat waktu," tulis pernyataan resmi WHO, dikutip dari Medical Express, Rabu (24/1/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Apakah kasus campak juga mengalami kenaikan?

Baca juga: Kasus Campak di Eropa Naik Hampir 45 Kali Lipat, WHO Beri Peringatan

Penjelasan Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, belum ada laporan terkait lonjakan kasus campak di Indonesia.

"Sampai saat ini belum ada laporan peningkatan kasus campak. Datanya bisa dilihat di website surveilans campak," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/1/2024).

Surveilans campak adalah situs pemantauan yang menyajikan data termutakhir semua kasus campak di Indonesia.

Meskipun belum ada peningkatan kasus campak di Indonesia, Nadia mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi untuk pencegahannya.

Sebagai informasi, penyakit campak sangat menular dan biasanya menyerang anak-anak. Tapi untuk bebebapa kasus, penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa, terutama pada orang yang belum divaksin campak.

"Tentunya harus dilengkapi dengan vaksinasi sebagai upaya pencegahan campak," ujar dia.

Dikutip dari Kompas.com (12/2/2023), campak dapat dicegah lewat imunisasi dengan vaksin kombinasi campak-gondok-rubella (MMR).

Vaksin tersebut dapat diberikan untuk anak-anak di usia 12 bulan hingga 12 tahun untuk perlindungan terhadap campak, gondok, rubella dan varicella.

Satu dosis vaksin MMR efektif mencegah campak sampai 93 persen. Tingkat efektivitasnya dalam mencegah campak bisa meningkat menjadi 97 persen apabila imunisasi MMR diberikan sebanyak dua dosis.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Campak dan Komplikasinya...

Waspadai gejala campak

Penyakit campak dapat menyebar melalui batuk, bersin, atau pun kontak langsung dengan cairan dari saluran pernapasan yang ke luar lewat hidung atau tenggorokan penderita.

Virus campak tersebut akan tetap aktif dan menular di udara atau di permukaan benda-benda yang terinfeksi hingga dua jam.

Virus ini dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi dari empat hari sebelum timbulnya ruam hingga empat hari setelah ruam muncul.

Sementara itu, dilansir dari WHO, gejala awal penyakit campak biasanya ditandai dengan demam tinggi yang dimulai sekitar 10-12 hari setelah terpapar virus. Gejala ini dapat berlangsung selama 4-7 hari.

Gejala selanjutnya yaitu hidung meler, batuk, mata merah, berair, dan bintik-bintik putih kecil di dalam pipi bisa berkembang pada tahap awal.

Setelah beberapa hari terpapar virus campak, mulai muncul ruam di tubuh bagian atas, seperti area wajah dan leher bagian atas. 

Selama sekitar tiga hari, ruam akan menyebar dan akhirnya mencapai tangan dan kaki. Ruam berlangsung selama lima sampai enam hari, dan kemudian memudar. Rata-rata, gejala ruam muncul 14 hari setelah terpapar virus campak.

Apabila tak segera ditangani, infeksi campak bisa sangat berbahaya karena bisa menyebabkan diare berat hingga kematian.

Baca juga: Kasus Campak Merebak, Bisakah Seseorang Terkena Campak Dua Kali?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi