Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vagina Disebut Akan Longgar Saat Sering Berhubungan Seksual dan Melahirkan Normal, Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/christophertp92
Ilustrasi vagina longgar. Dokter ungkap vagina bisa melonggar, tetapi bukan karena sering berhubungan badan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Anggapan terlalu sering berhubungan badan dan melahirkan secara normal dapat membuat vagina longgar atau kendur kerap tersebar di masyarakat.

Hal ini sempat ramai menjadi perbincangan di media sosial X, hingga anggapan itu pun dibantah oleh akun @lanicolecky pada Minggu (21/1/2024).

Pengunggah mengatakan, vagina adalah otot yang dapat kembali ke bentuk semula setelah melahirkan, begitu juga setelah berhubungan seksual.

"Gua selalu mengasosiasikan cowok yang bilang cewek vaginanya longgar sebagai pernyataan terbuka kalo dia sebenernya penisnya kecil. Karena vagina tuh otot, abis ngelahirin aja bisa balik ke semula apalagi cuma ng***," kata pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mungkinkah vagina bisa longgar?

Baca juga: Ramai soal Vagina Terasa Sakit Saat Terangsang, Benarkah Ciri-ciri Vaginismus?


Sering melahirkan bisa jadi penyebab vagina longgar

Spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) serta Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka Jakarta, Wawang Sukarya mengatakan, vagina adalah otot yang dapat melonggar.

Menurutnya, perempuan yang pernah melahirkan dengan metode melalui vagina atau pervaginam, maka liang sanggama berpotensi melonggar.

"Vagina yang diregang waktu melahirkan, ukurannya tidak akan normal lagi waktu menyembuh, selalu lebih longgar," ujar Wawang, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/1/2024).

Oleh karena itu, semakin sering perempuan melahirkan bukan dengan metode operasi seksio sesarea, semakin besar pula potensi vagina untuk jadi longgar.

Terpisah, spesialis obgyn dari RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susianto menyampaikan, vagina memang akan terasa sedikit lebih longgar setelah melahirkan dibandingkan sebelumnya.

Sangat wajar terjadi, elastisitas bagian tubuh ini akan kembali normal beberapa hari setelah melahirkan, meski mungkin belum sepenuhnya kembali ke bentuk asli.

"Jika pernah melahirkan beberapa kali melalui vagina, otot-otot vagina kemungkinan besar akan kehilangan sedikit elastisitasnya," ujar Indra, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.

Sebab, persalinan pervaginam mengharuskan otot-otot vagina meregang untuk menciptakan lubang yang cukup besar agar bayi dapat melewati jalan lahir dan keluar.

Kendati demikian, Indra membantah bahwa vagina akan kehilangan elastisitas dan longgar selamanya.

Dia mengungkapkan, vagina longgar tidak ditentukan dari seberapa sering seorang perempuan berhubungan seks atau melahirkan.

Baca juga: Dipercaya Merapatkan Vagina, Kenali Efek Samping Manjakani bagi Tubuh!

Penyebab vagina longgar lainnya

Saluran vagina elastis, artinya dapat meregang untuk menampung benda-benda yang masuk saat berhubungan seksual atau pemeriksaan, maupun untuk jalan keluar bayi.

Dengan elastisitas otot-otot yang sehat, menurut Indra, tidak butuh waktu lama bagi vagina untuk kembali ke bentuk semula selama organ ini dijaga.

Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata Semarang ini melanjutkan, vagina kencang tidak hanya terbentuk dari otot vagina, tetapi juga kesehatan mukosa vagina.

"Yang berarti kesimbangan asam basa, sehingga flora normal vagina bisa menjaga tingkat keasaman vagina dan kolagen pada mukosa vagina tetap terjaga agak vagina tetap elastis," tuturnya.

Istilah vagina longgar sendiri lebih merujuk pada bentuk, ukuran, kekuatan, atau penampilan dari vagina.

Indra memaparkan, vagina dapat berubah seiring waktu karena usia (aging), polusi, infeksi vagina, atau kurangnya olahraga.

"Namun, peregangannya tetap masih ada dan tidak akan hilang secara permanen," kata dia.

Aging, salah satu faktor yang sangat memengaruhi perubahan elastisitas vagina dimulai saat perempuan menginjak usia 40 tahunan.

Kondisi ini disebabkan kadar estrogen mulai menurun, tepatnya saat memasuki tahap perimenopause atau transisi menuju menopause.

"Perubahan ini mungkin menjadi lebih nyata setelah perempuan mencapai masa menopause," lanjut Indra.

Selain kurang elastis atau fleksibel, Indra menjelaskan, hilangnya estrogen menandakan jaringan vagina akan menjadi lebih tipis, mengering, dan kurang asam.

Untungnya, sejumlah cara dapat dilakukan untuk menjaga elastisitas vagina, meski telah melahirkan atau bertambah usia.

"Dokter dapat merekomendasikan latihan dasar panggul (kegel) atau fractional CO2 vagina laser femilift untuk membantu mengembalikan otot vagina yang kendur atau longgar. serta otot-otot penopang kandung kencing dan sekitarnya," ungkap Indra.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi