Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Temukan Jenis Ular Air Baru di Sulawesi, Berekor Pipih

Baca di App
Lihat Foto
Dok. BRIN
BRIN menemukan ular air jenis baru bernama Hypsiscopus indonesiensis.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan ular air jenis baru bernama Hypsiscopus indonesiensis di Danau Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Penemuan ini dipublikasikan oleh BRIN pada jurnal Treubia Volume 50 Nomor 1 Tahun 2023.

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, BRIN Amir Hamidy mengatakan, ular endemik Sulawesi ini lebih populer disebut ular air ekor pipih.

Menurutnya, kelompok genis ini hidup diperairan tawar, serta memangsa ikan kecil, anak katak, dan kepiting.

"Dilihat dari panjang tubuhnya, ular air tawar ini pun relatif kecil, yakni kurang dari 1 meter (lebih besar dari 700mm) dan hanya tersebar di Danau Towuti,” kata Amir dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Senin (29/1/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ular Muncul di Pesawat Thai AirAsia Rute Bangkok-Phuket

Karenanya, ular ini memiliki tingkat endemisitas yang lebih tinggi dibandingkan H. matannensis.

Amir menuturkan, studi lebih lanjut mengenai populasi dan sebarannya diperlukan untuk mengevaluasi status konservasinya.

Penemuan ular jenis baru oleh BRIN ini menambah jumlah spesies ular di Sulawesi yang semula berjumlah 59 menjadi 60 spesies.

Baca juga: 3 Tanda Ular Bersembunyi di Loteng Rumah, Berikut Cara Mencegahnya

Proses penemuan

Berdasarkan studi molekuler yang dilakukan tim peneliti BRIN bersama tim dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Tanjungpura, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ular bewarna abu-abu kecoklatan ini memiliki ekor yang pipih secara lateral.

Tak hanya itu ular ini juga memiliki humlah baris sisik yang lebih banyak di bagian tengah tubuh, jumlah sisik ventral lebih banyak, jumlah sisik ekor lebih sedikit, dan pola warna yang khas (blirik) dibandingkan jenis Hypsiscopus lain.

“Ada cerita menarik dari temuan H. indonesiensis ini. Spesimen ular ini berasal dari enam spesimen yang dikoleksi pada tahun 2003 dan satu spesimen pada tahun 2019," jelas dia.

Amir menjelaskan, proses identifikasi yang memakan waktu sekitar 16 tahun ini akibat dari minimnya jumlah spesimen.

Setelah 2019, sivitas Lemba Ilmu Pengetahuan Indonesia (kini BRIN) membawa spesimen segar dari Danau Towuti yang sangat membantu proses identifikasi karakter diagnostik menjadi lebih valid.

Akhirnya temuan tersebut dipublikasikan pada jurnal Treubia Volume 50 Nomor 1 tahun 2023.
Ular H. indonesiensis kemudian dinyatakan sebagai spesies endemik Danau Towuti.

Baca juga: Pakai Sejumlah Tanaman Ini untuk Mengusir Ular dari Halaman Rumah, Apa Saja?

Pada 1985, Amir memaparkan bahwa ular di Sulawesi hanya tercatat 55 jenis.

Dua puluh tahun kemudian atau tepatnya pada 2005, De Lang dan Vogel merevisi jumlah tersebut menjadi 52 spesies.

Sejak saat itu, tujuh spesies ular baru berhasil diidentifikasi di Sulawesi sehingga menjadi 60 spesies dengan adanya penemuan baru jenis ular H. indonesiensis.

Menurutnya, tingkat endemisitas yang tinggi dan kekayaan spesies yang relatif rendah kemungkinan besar terkait dengan periode isolasi Sulawesi yang lama dari Kepulauan Sunda Besar lainnya.

Oleh karena itu, para taksonom Enhydris (sebelumnya genus Hypsiscopus) menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi status taksonomi Hypsiscopus Sulawesi karena keterbatasan spesimen yang berpotensi menyesatkan dalam studi morfologi.

Perlu diketahui, Sulawesi adalah sebuah pulau di Kepulauan Indo-Australia yang terkenal dengan sejarah geologi yang unik.

Pulau ini juga menjadi “hotspot” keanekaragaman hayati bagi banyak spesies. Sulawesi juga memiliki beberapa danau purba yang terfragmentasi pada masa Pliosen, antara lain Danau Towuti, Danau Matano, dan Danau Mahalona.

Baca juga: Waspadai 4 Jenis Ular yang Sering Masuk Rumah di Musim Hujan, Lakukan Ini untuk Mengusirnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi