Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 50 Tahun Diklaim Perlu Makan Terong untuk Jaga Kesehatan, Apa Manfaatnya?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Qwart
Ilustrasi terong. Usia 50 tahun ke atas disebut perlu makan terong.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menginformasikan orang berusia 50 tahun ke atas perlu banyak makan terong karena manfaatnya, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat dalam bentuk narasi video oleh akun TikTok @rofizaki16.official, Sabtu (20/1/2024).

"Usia itu kalau sudah di atas 50 tahun usahakan untuk banyak mengonsumsi terong tapi tidak digoreng," kata unggahan.

Suara dalam video menjelaskan, terong adalah satu-satunya sayuran yang dapat menstabilkan kadar gula darah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutin makan terong, seperti tiga kali dalam seminggu juga disebut-sebut membuat seseorang tidak mudah terkena penyakit.

"Makan terong satu minggu tiga kali tidak gampang kena stroke, asam urat, macam-macam itu, asal makannya tidak digoreng," narasi pengunggah.

Hingga Senin (29/1/2024) petang, video tersebut telah dilihat lebih dari 531.000 kali, disukai 9.200 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 9.000 warganet.

Lantas, benarkah orang berusia 50 tahun perlu makan terong untuk menjaga kesehatan?

Baca juga: 4 Efek Samping Terong yang Jarang Diketahui, Apa Saja?


Manfaat terong bukan cuma untuk 50 tahun ke atas

Dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen mengatakan, manfaat terong menurutnya bukan hanya dirasakan untuk orang berusia di atas 50 tahun.

Namun juga dapat dirasakan setiap orang di sehala usia. 

Tan menjelaskan, terong adalah sayuran yang kaya akan antioksidan, termasuk antosianin, nasunin, lutein, dan zeaksantin.

"Tapi sayang kalau digoreng sampai lecek, hilang antioksidannya. Dilalap, dipanggang dengan api kecil, masuk dalam sayur lodeh, itu lebih baik," papar Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/1/2024).

Menurut Tan, pola makan sehat dengan sederet antioksidan bukan hanya memperlambat penuaan, tetapi melindungi pembuluh darah dari kerusakan, serta mencegah risiko kanker dan peradangan.

Namun, menurutnya, klaim menstabilkan gula darah dan mencegah asam urat tampak berlebihan.

Manfaat makan terong untuk mencegah penyakit stroke pada orang usia 50 tahun ke atas juga dinilai berlebihan.

"Stroke dicegah dengan meminimalisir faktor risikonya, antara lain darah tinggi, diabetes, kekentalan darah, kolesterol tinggi," terang Tan.

Bukan hanya makan terong, ahli komunitas ini melanjutkan, kunci sehat terutama di usia 50 tahun ke atas adalah menerapkan empat pilar gizi seimbang.

Pilar gizi seimbang tersebut, meliputi makan makanan sehat yang beragam, aktivitas fisik setiap hari dengan olahraga 30 menit, pola hidup bersih dan sehat, serta rutin memantau berat badan.

"Gaya hidup sehat kan tidak cuma makan terong," ungkapnya.

Baca juga: Kandungan Gizi Terong Ungu dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Kandungan gizi dalam terong

Terpisah, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania memaparkan, terong tinggi vitamin, mineral, dan antioksidan.

Beberapa vitamin yang terkandung dalam sayuran ini, seperti vitamin B1, B6, niasin (vitamin B3), asam folat (vitamin B9), vitamin C, dan vitamin K.

Mineral dalam terong meliputi mangan, kalium, dan tembaga, sedangkan antioksidan terdiri dari fenol, flavonoid, antosianin, dan nasunin.

"Kandungan yang tadi saya sebutkan, di samping memberikan nutrisi vitamin dan mineral, juga kandungan antioksidan membantu menstabilkan gula darah," jelas Inggrid, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.

Konsumsi antioksidan juga membantu kadar lemak darah dan kolesterol lebih stabil, meski tidak selalu berasal dari konsumsi sayuran dengan ciri khas warna ungu ini.

"Sepanjang tidak digoreng, tapi jika dikukus, dibakar, atau dipanggang," ujarnya.

Baca juga: Lebih Renyah dan Sedap, Ketahui 5 Efek Samping Terong Goreng

Tidak dianjurkan makan terong berlebihan

Di balik manfaatnya, Inggrid menyampaikan, sayuran dan buah-buahan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi berlebihan dan terlalu sering.

"Kita justru dianjurkan untuk konsumsi sevariasi mungkin di antara berbagai buah dan sayuran, jadi tidak itu-itu saja," kata dia.

Menurut Inggrid, makan terong berlebihan dalam sekali konsumsi dapat menimbulkan banyak efek samping bagi tubuh.

Salah satunya, gangguan pencernaan, seperti perut kembung, mual, muntah, dan diare, dapat terjadi jika mengonsumsi terong terlalu banyak.

Kandungan oksalat pada terong juga dapat menyebabkan pembentukan batu oksalat di dalam ginjal atau kerap disebut batu ginjal.

Belum lagi kandungan lektin, sejenis protein alami yang terkandung dalam sayuran ini.

"Kalau berlebihan dapat menimbulkan efek samping, misalnya yang sakit sendi akan tambah sakit, atau sakit asam urat, sakit pada sendi-sendi bisa tambah parah," ucap Inggrid.

Bukan hanya itu, terong juga termasuk sayuran yang mengandung zat toksik bernama solanin. Meski hanya sedikit, makan terong dalam jumlah banyak akan menambah kadar solanin dalam tubuh.

"Solanin bisa menimbulkan keluhan seperti muntah dan diare. Kalau yang berat banget itu bisa mengganggu irama jantung, tapi itu sangat amat jarang," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi