Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Salam 4 Jari Jelang Pilpres 2024, Apa Arti dan Tujuannya?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@gitaputrid
Tangkapan layar unggahan yang menyerukan gerakan salam 4 jari jelang Pilpres 2024 [Twitter/@gitaputrid].
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Gerakan salam 4 jari belakangan ramai muncul di media sosial, termasuk media sosial X atau Twitter.

Sejumlah warganet menyebutkan, tujuan dari gerakan salam 4 jari tersebut adalah memilih capres 01 atau 03 asal bukan capres-cawapres 02. 

Lalu, apa makna gerakan salam 4 jari, tujuan dan bagaimana dampaknya? 

Baca juga: Memaknai Tagar #Nazarpemilu yang Ramai Dibicarakan di Media Sosial...


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna salam 4 jari

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai gerakan salam 4 jari yang ramai di media sosial sengaja dibuat dan diviralkan dengan tujuan tertentu jelang Pilpres 2024.

"Salam 4 jari ini intinya kan jangan pilih pasangan 02, dibuat seolah ada narasi kecurangan, dan tidak boleh (pemilihan) satu putaran. Itu narasi yang ada," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/1/202).

Ujang menduga salam 4 jari dibuat oleh lawan-lawan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pasangan calon (paslon) nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurutnya, hal tersebut terlihat dari narasi salam 4 jari yang beredar di media sosial. Lawan politik Jokowi ikut dalam gerakan ini karena Jokowi tampak mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Dia menambahkan, narasi salam 4 jari mirip dengan tagar #2019gantipresiden yang digaungkan untuk melawan Jokowi semasa Pilpres 2019 yang mempertemukan Jokowi dan Prabowo.

"Karena elektabilitasnya Prabowo-Gibran paling tinggi, paling besar. Untuk mengalahkannya, suka-tidak suka, lawan politiknya harus mendegradasi dengan berbagai cara, salah satunya salam 4 jari itu," lanjut Ujang.

Dia melihat, kemunculan gerakan tersebut bukan hal yang aneh dalam dunia politik. Capres-cawapres yang punya potensi menang lebih tinggi pasti ingin diturunkan oleh lawannya.

Terkait efek gerakan ini ke Pilpres 2024, Ujang mengungkapkan salam 4 jari dapat memengaruhi hasil pemilihan jika berkembang menjadi gerakan besar di kalangan masyarakat.

Sebaliknya, salam 4 jari bisa  tidak berefek signifikan di Pilpres 2024 jika tim sukses dan paslon nomor 02 dapat melawan gerakan tersebut.

"Kalau kubu Jokowi dan Prabowo-Gibran bisa meng-counter narasi salam 4 jari, ya Prabowo-Gibran punya potensi unggul atau menang," terangnya.

Baca juga: Marak Terang-terangan Dukung Capres-Cawapres, Warganet Pertanyakan Asas Luber Jurdil

Pengaruh salam 4 jari ke paslon 2

Terpisah, pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyebutkan gerakan salam 4 jari dibuat untuk melakukan serangan terbuka sekaligus menurunkan elektabilitas paslon nomor urut 2.

"Gabungan kubu 01 dan 03 dapat dimaknai sebagai gerakan 'say no to 02 atau Prabowo'," ujar dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Meski begitu, Umam menyebut, salam 4 jari perlu dicermati apakah termasuk gerakan organik dari masyarakat yang melek politik atau gerakan yang dibuat oleh elite politik.

Jika dibuat oleh elite politik, gerakan ini dibuat dengan menggabungkan pendukung paslon nomor urut 1 dan 3 untuk melawan paslon nomor urut 2 yang ingin membuat Pilpres 2024 berlangsung satu putaran.

Di sisi lain, lanjutnya, gerakan ini dapat muncul untuk menanggulangi pemilik suara yang masih bingung atau bahkan belum menentukan pilihannya di Pilpres mendatang. 

Menurut Umam, orang seperti itu cenderung akan memilih paslon yang potensi menangnya lebih tinggi.

Dilihat dari hasil berbagai lembaga survei, Prabowo-Gibran punya presentase elektabilitas lebih tinggi mencapai 40 persen daripada lawannya. Oleh karena itu, perlu ada tindakan mencegah masyarakat agar tidak hanya memilih paslon yang lebih unggul.

Dia menyebut, elektabilitas paslon nomor urut 01 dan 03 cenderung masih stagnan. Elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mungkin naik tapi belum signifikan untuk menahan jumlah pemilih Prabowo-Gibran.

Sementara itu, dia juga menilai pendukung paslon 01 dan 03 benar-benar berpotensi bergabung kalau mereka menganggap punya kekuatan dan lawan yang sama.

Di sisi lain, Ujang tidak menampik kedua kubu punya karakter pemilih yang berbeda. Paslon 01 erat dengan representasi umat Islam lewat partai PKB, PKS, dan cawapres Muhaimin Iskandar yang kader Nahdlatul Ulama.

Sebaliknya, pemilih dari paslon 03 atau pendukung PDI-P didominasi oleh masyarakat umum, nasionalis, kaum abangan, dan kelompok minoritas non-Islam.

Selain itu, hubungan antara elite politik dari partai-partai yang mendukung paslon 01 dan 03 perlu dipertimbangkan jika kedua kubu kelak bergabung.

"Kubu 02 perlu segera mengantisipasi salam 4 jari, terutama di akar rumput agar tidak menciptakan gerakan yang solid," tambah Ujang.

Dia menilai, tim Prabowo-Gibran perlu mengantisipasi bersatunya paslon nomor urut 01 dan 03 jika sampai terjadi pemilihan putaran kedua. Ini karena gabungan jumlah pendukung dari dua kubu itu berpotensi memenangkan Pilpres 2024.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi