Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral di TikTok, Foto Orang-orang Jawa yang Diduga Dibawa Belanda ke Suriname

Baca di App
Lihat Foto
Tropenmuseum
Foto imigran Jawa dari Hindia Belanda antara tahun 1880-1900
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Video yang menampilkan foto enam orang yang diperkirakan orang Jawa yang dibawa oleh Belanda ke Suriname, Amerika Selatan, ramai diperbincangkan di media sosial TikTok, Kamis (25/1/2024). 

Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok, @nuffather27, tampak lima pria dan satu wanita, lengkap dengan keterangan nama, usia, dan tanggal keberangkatan.

Adapun nama, usia, dan tanggal keberangkatan 6 orang dalam foto tertulis tersebut tertulis:

Lantas, benarkah foto tersebut adalah orang-orang Jawa yang dibawa ke Suriname pada masa penjajahan Belanda? Berikut penjelasan ahli sejarah. 

Baca juga: Didi Kempot dan Kedekatannya dengan Negara Suriname

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan ahli

Staf Pengajar Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Didik Pradjoko menjelaskan, belum ada bukti keenam orang yang fotonya viral di TikTok tersebut adalah orang Jawa yang dibawa Belanda ke Suriname. 

"Belum ada yang bisa memastikannya," jelas Didik, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/1/2024). 

Kendati belum dapat memastikannya, Didik menyampaikan, selama ini banyak dokumentasi berupa foto dan video yang menampilkan jejak orang-orang Jawa di Suriname.

"Memang ada dokumentasinya (foto dan film), Terlebih jumlah penduduknya yang dari orang Jawa di Suriname lebih dari 10 persen," ujar dia.

Salah satu bukti dokumentasi keberadaan orang Jawa di Suriname, kata Didik, dapat dilihat di lagu bertajuk Matur Nuwun Simbah yang dapat disaksikan di Youtube.

Terlepas dari bukti dokumentasi jejak orang Jawa di Suriname, menurut Didik, buruh yang didatangkan Belanda ke Suriname pada abad ke-19 banyak yang berasal dari Jawa.

"Buruh yang didatangkan ke Suriname sejak akhir abad ke-19 banyak dari Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Didik.

Baca juga: Kronologi Tenggelamnya Kapal migran di Lepas Pantai Yunani, Menewaskan 79 Orang dan Ratusan Lainnya Hilang


Sejarah awal kehadiran orang Jawa di Suriname

Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, jejak orang Jawa di Suriname bermula dari kondisi perekonomian di negara itu yang tengah karut-marut karena dihapuskannya perbudakan, sejak 1 Juli 1863 silam.

Padahal, kala itu Suriname masih membutuhkan banyak buruh untuk mengurusi lahan perkebunan .

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Belanda kemudian menandatangani perjanjian bersama Inggris untuk mendatangkan buruh migran dengan sistem kontrak ke Suriname pada 1870.

Tiga tahun berselang, atau tepatnya pada tahun 1873, perjanjian tersebut gol. Belanda mulai mendatangkan buruh migran dari negara jajahannya, dan berlangsung hingga tahun 1939.

Buruh migran pertama yang mereka datangkan ke Suriname berasal dari India. Baru pada gelombang kedua, Belanda mendatangkan buruh migran dari Jawa sebanyak 94 orang, pada 9 Agustus 1890.

Mereka direkrut oleh De Nederlandsche Handel Maatschappij untuk bekerja sebagai buruh berupah murah di perkebunan tebu dan perusahaan gula Marienburg di Suriname.

Seperti kata pakar sejarah di atas, mayoritas buruh migran yang datang dari Jawa ini berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebab, saat itu wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk dalam wilayah yang padat penduduk dengan tingkat perekonomian yang rendah.

Empat tahun kemudian, tahun 1894, kedatangan buruh migran ini dikelola langsung oleh pemerintah Hindia Belanda.

Sejak tahun 1890 hingga 1939, jumlah buruh migran asal Jawa yang didatangkan ke Suriname mencapai total 32.596 orang. Mereka diberangkatkan dalam 34 gelombang pengangkutan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi