Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Prabowo Makin Lengket, Pengamat: Kejar Target Pilpres Satu Putaran

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Rahel
Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan siang bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1/2024).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali menunjukkan keakrabannya bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Momen ini terjadi ketika Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Magelang, Jawa Tengah pada Senin (29/1/2024).

Dalam kunjungannya itu, Jokowi tampak makan bakso bersama Prabowo di pinggir jalan.

Sejumlah selebritas juga tampak ikut dalam rombongan itu, seperti Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Deddy Corbuzer, dan Ria Ricis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan kali ini saja, Jokowi sebelumnya juga sempat terlihat makan berdua bersama calon presiden nomor urut dua ini menjelang debat ketiga pada 7 Januari 2024 lalu.

Baca juga: Beda Jokowi dan Maruf soal Netralitas di Pilpres, Presiden Menyatakan Boleh Berpihak tapi Wapres Netral

Kejar target menang satu putaran

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, kebersamaan Jokowi-Prabowo yang samakin intens ini merupakan respons atas stagnasi elektoral Prabowo-Gibran.

Padahal, kubu Prabowo-Gibran beberapa kali menyatakan targetnya untuk menang satu putaran di Pilpres 2024.

"Ini merupakan respon kepanikan terhadap stagnasi elektoral kubu Prabowo-Gibran yang sejak awal menargetkan menang satu putaran," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Menurutnya, stagnasi elektoral Prabowo-Gibran ini disebabkan oleh basis pemilih loyal Jokowi di PDI-P yang sudah terkuras habis.

Sementara, pemilih lama Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019 telah terpecah mendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Karenanya, kubu Prabowo-Gibran saat ini berusaha lebih keras untuk mengonsolidasikan insentif elektoral baru.

Baca juga: Klaim Presiden dan Menteri Boleh Kampanye, Jokowi Dinilai Merusak Moral Politik

Sasar basis Ganjar-Mahfud

Hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan pengaruh Jokowi sebagai presiden aktif yang masih memegang kekuasaan.

"Sembari dipertanyakan mengenai etika dan aspek legalitas dalam keberpihakannya pada kubu Prabowo-Gibran, skema gerilya Jokowi ini tampaknya betul-betul ditujukan untuk menyasar basis pemilih loyal Ganjar-Mahfud," ujarnya.

Pasalnya, Umam menganggap bahwa mereka memiliki kesulitan untuk mencuri suara dari kubu Anies-Muhaimin karena karakter pendukungnya sangat berbeda.

Ia menuturkan, karakter dan ideologi pendukung Prabowo-Gibran sebenarnya lebih mirip dengan Ganjar-Mahfud.

"Sehingga bisa dipahami mengapa lingkaran keluarga Jokowi tampil intens menggarap Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena memang terjadi kanibalisme elektoral antara 02 dan 03 di wilayah ini," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Bagaimana Sikap Presiden Terdahulu?

Jateng jadi penentu

Apabila sel-sel politik Jokowi dan partai pengusung Prabowo-Gibran mampu melawan dominasi PDI-P di Jawa Tengah, Umam melihat hal ini bisa menjadi penentu kemenangan di tingkat nasional.

Sebab, wilayah dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) seperti Jawa Timur, berpotensi akan terbagi secara merata ketiga capres-cawapres.

Sementara Jawa Barat, Banten, dan Jakarta akan menjadi medan perebutan suara yang berimbang.

"Kalau pun ada pihak yang menang, selisihnya tidak tebal," jelas dia.

"Karena itu, upaya menggerus simpul-simpul kekuatan dan dominasi PDI-P di Jawa Tengah akan menjadi salah satu kunci kemenangan Pilpres 2024 ini," pungkasnya.

Baca juga: Media Asing Soroti Netralitas Jokowi di Pilpres 2024, Dukungan Presiden Bisa Jadi Pedang Bermata Dua

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi