KOMPAS.com - Kanker merupakan penyakit yang cukup ditakuti, ini disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada DNA di dalam sel.
Salah satu jenis kanker yang cukup berbahaya adalah kanker payudara, ketika sel-sel di payudara mulai tumbuh di luar kendali, kemudian membentuk tumor yang terasa seperti benjolan.
Kanker payudara bisa terjadi pada satu atau kedua payudara, dan jenis kanker ini termasuk penyakit yang paling berbahaya.
Baca juga: Hari Kanker Sedunia 4 Februari 2024: Tema, Ucapan, dan Link Twibbon
Menurut data WHO, pada tahun 2020, terdapat 2,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan 685.000 kasus kematian secara global.
Hingga akhir tahun 2020, ada 7,8 juta wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara dan menjadikannya kanker paling umum di dunia.
Namun, meski kanker payudara umumnya terjadi pada wanita, dalam beberapa kasus, pria juga bisa mengalami jenis kanker ini.
Baca juga: 7 Manfaat Jus Nanas untuk Kesehatan, Melawan Kanker dan Menangkal Katarak
Gejala kanker payudara pada pria
Dikutip dari laman Layanan Kesehatan Nasional UK (NHS), gejala utama kanker payudara pada pria adalah adanya benjolan di payudara. Puting atau kulit di sekitar juga mungkin terpengaruh.
Ciri atau tanda benjolan kanker payudara biasanya:
- hanya terjadi pada 1 payudara
- tumbuh di bawah atau di sekitar puting
- tidak menimbulkan rasa sakit (tetapi dalam kasus yang jarang terjadi dapat terasa sakit)
- terasa keras atau kenyal
- tidak bergerak atau berpindah di dalam payudara
- terasa bergelombang, bukan mulus
- menjadi lebih besar seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, dan Faktor Risikonya
Kunjungi dokter jika Anda mengalami benjolan payudara atau gejala lain yang membuat Anda khawatir.
Meski kecil kemungkinannya Anda terkena kanker, namun yang terbaik adalah memeriksakan dan memastikan gejalanya.
Selain benjolan pada payudara, tanda-tanda lain terkait kanker payudara pada pria adalah:
- putingnya berputar ke dalam
- cairan keluar dari puting (keputihan), yang mungkin disertai darah
- luka atau ruam di sekitar puting yang tidak kunjung hilang
- puting atau kulit di sekitarnya menjadi keras, merah, atau bengkak
- benjolan kecil di ketiak (kelenjar bengkak).
Baca juga: 3 Jenis Kanker Payudara dan Cara Penyebarannya
Penyebab kanker payudara pada pria
Sementara itu, dilansir dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), beberapa faktor dapat meningkatkan peluang pria terkena kanker payudara:
- Menua. Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kanker payudara ditemukan setelah usia 50 tahun.
- Mutasi genetik. Perubahan bawaan (mutasi) pada gen tertentu dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
- Riwayat keluarga kanker payudara. Risiko seorang pria untuk terkena kanker payudara lebih tinggi jika ada anggota keluarga dekat yang pernah menderita kanker payudara.
- Perawatan terapi radiasi. Pria yang menjalani terapi radiasi pada dada memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
- Perawatan terapi hormon. Mengonsumsi obat-obatan yang mengandung estrogen, dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria.
- Sindrom klinefelter, yakni kondisi genetik langka di mana laki-laki memiliki kromosom X ekstra. Hal ini dapat menyebabkan tubuh membuat kadar estrogen yang lebih tinggi dan kadar androgen yang rendah.
- Kondisi tertentu yang memengaruhi testis. Cedera, pembengkakan, atau operasi pengangkatan testis dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
- Penyakit hati. Sirosis hati dapat menurunkan kadar androgen dan meningkatkan kadar estrogen pada pria, sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.
- Kelebihan berat badan dan obesitas. Pria lanjut usia yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Meski meningkatkan peluang, memiliki faktor risiko di atas tidak berarti Anda pasti terkena kanker payudara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.