KOMPAS.com - Sinyal dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilihan Presiden (2024) semakin kuat.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, sinyal Jokowi yang mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 dinilai semakin kentara.
"Agenda makan malam yang terkesan eksklusif itu semakin mempertegas dukungan Presiden Jokowi pada Prabowo," kata dia, dilansir dari Kompas.com (6/1/2024).
Pada saat kunjungan ke Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1/2024), Jokowi juga mengajak Prabowo untuk makan siang bersama. Jokowi bahkan memilih satu meja dengan Prabowo untuk menyantap bakso.
Meskipun demikian, Jokowi belum secara resmi mengumumkan dukungan kepada Prabowo.
Sinyal Jokowi mendukung Prabowo pada Pilpres 2024 itu mendapat sorotan sejumlah media asing.
Baca juga: Deretan Pejabat di Lingkaran Jokowi yang Mundur dari Jabatannya Jelang Pilpres 2024
Kata media asing soal sinyal Jokowi dukung Prabowo
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut Kompas.com merangkum sejumlah media asing yang menyoroti sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo dalam Pilpres 2024:
1. Channel News Asia: Dukungan Jokowi merusak kepercayaan publikChannel News Asia menyoroti sikap dukungan Jokowi kepada Prabowo melalui artikel berjudul Indonesia Elections 2024: Jokowi’s ‘Obama-style’ campaigning for Prabowo sets a risky precedent, say observers.
Dalam berita yang terbit Jumat (2/2/2024), para pengamat menilai sikap Jokowi yang mendukung Prabowo sama dengan apa yang dilakukan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang mendukung dan terlibat aktif dalam kegiatan kampanye Hilary Clinton pada Pemilu 2016.
Kendati demikian, sinyal dukungan Jokowi sebagai presiden ke salah satu pasangan capres itu merupakan hal baru yang sebelumnya tidak pernah terjadi bagi Indonesia.
Para pengamat mengatakan, tindakan tersebut dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap presiden sebagai sebuah institusi.
Bahkan, Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat selama dua periode secara resmi bersikap netral pada Pilpres saat itu.
Berbanding terbalik, Jokowi sebagai Presiden Indonesia yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) justru berpartisipasi dalam acara-acara seperti program bantuan negara dan menghadiri jamuan makan bersama Prabowo dan jaringan koalisinya.
Pada minggu-minggu jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024, keduanya mengadakan kunjungan ke Magelang, Jawa Tengah. Namun, kunjungan ini oleh beberapa analis dinilai sebagai kampanye terbuka untuk Prabowo.
Asisten Profesor Komunikasi Politik di Departemen Jurnalisme Digital Universitas Multimedia Nusantara, Dr Ambang Priyonggo mengatakan manuver Jokowi untuk mendukung penerus pilihannya adalah gaya kampanye baru di Indonesia.
"Dukungan presiden ini serupa dengan yang terjadi di AS, di mana biasanya presiden yang menjabat tidak hanya mendukung calon presiden pilihannya, tapi juga kandidat yang mencalonkan diri sebagai anggota Senat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan jabatan gubernur,” kata dia.
Menurutnya, sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo bertujuan untuk mempertahankan pengaruh politik dengan membangun politik dinasti lewat putra sulungnya.
Baca juga: UI, UGM, dan UII Ramai-ramai Soroti Jokowi dan Demokrasi di Indonesia
Artikel berjudul "Jokowi Is Now Indonesias Kingmaker" yang diterbitkan East Asia Forum pada 1 Februari 2024 juga menyoroti sikap dukungan Jokowi terhadap Prabowo.
Artikel tersebut mengupas manuver Jokowi yang awalnya mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024. Namun, mantan gubernur DKI Jakarta itu kini justru mendukung kubu Prabowo-Gibran dalam kontestasi Pilpres 2024.
Sebagai satu-satunya presiden dengan tingkat dukungan mencapai 80 persen lebih, Jokowi memiliki jaringan relawan yang besar. Para pendukungnya itu bersedia mengikutinya ke mana pun arah politik yang dipilihnya.
Sebagai presiden, Jokowi juga mempunyai kekuasaan untuk mengendalikan sumber daya negara untuk mencapai hasil politik yang menguntungkan.
Posisi Jokowi sebagai kingmaker berpotensi memberikan dampak terhadap hasil politik 2024. Pada kunjungan kepresidenan, Jokowi sempat membuat penyataan kontroversial tentang haknya sebagai presiden untuk berkampanye mendukung salah satu kandidat capres.
Baca juga: Deretan Pejabat di Lingkaran Jokowi yang Mundur dari Jabatannya Jelang Pilpres 2024
3. Reuters: Jokowi dinilai melanggar undang-undang pemiluMedia yang berbasis di London, Inggris, Reuters menayangkan artikel berjudul "Indonesia leader accused of bias, interference in presidential election" pada Kamis (1/2/2024).
Dalam artikel itu, Jokowi diduga ikut cawe-cawe untuk memenangkan pasangan capres nomor urut 02, Prabowo-Gibran. Meskipun belum secara resmi menyatakan dukungannya, Jokowi dengan dengan gamblang tampil bersama Prabowo dalam beberapa kesempatan.
Tindakan tersebut menuai kritik publik. Jokowi dinilai tidak netral pada Pilpres 2024 dan dituduh melanggar etika dan hukum, terutama terkait pencalonan putra sulungnya, Gibran, menjadi wakil Prabowo.
Para kritikus memandang sikap Jokowi itu telah melanggar undang-undang pemilu dengan tampil berkampanye bersama Prabowo saat menghadiri acara pemerintahan atau sekadar makan bersama.
Belakangan, Jokowi juga menyalurkan bantuan beras negara yang diduga menyertakan stiker kampanye Prabowo sehingga memicu keluhan kubu lawan. Namun, pemerintah dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Tindak Jokowi itu juga menuai kritik sivitas akademika di jajaran kampus Indonesia. Mereka menilai dukungan Jokowi kepada Prabowo melanggar moral demokrasi.
Melalui petisi Bulaksumur yang dikeluarkan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, para guru besar dan dosen itu meminta agar Jokowi kembali ke jalur demokrasi.
Itulah beberapa media asing yang menyoroti sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo-Gibran untuk memenangkan Pilpres 2024.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.