Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu-satunya Mamalia Berdarah Dingin di Dunia, Spesies Kambing tapi Mirip Buaya

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Xavier Vázquez
Rekonstruksi yang menunjukkan rupa spesies kambing purba Myotragus balearicus, satu-satunya mamalia berdarah dingin.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Hewan digolongkan menjadi dua macam, berdasarkan cara beradaptasi dengan suhu lingkungan, yakni berdarah dingin dan berdarah panas.

Hewan berdarah dingin seperti reptil, perlu berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan kehangatan.

Sebaliknya, mamalia, hewan berdarah panas, harus makan secara teratur guna mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu internal yang konstan.

Namun, dilansir dari IFL Science, mamalia yang terperangkap di sebuah pulau di Mediterania dan miskin sumber daya, menjadi satu-satunya mamalia berdarah dingin di dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mamalia tersebut merupakan Myotragus balearicus, spesies kambing yang telah lama punah dan pernah hidup di daratan penghubung Kepulauan Baleares di Laut Tengah dengan daratan Eropa.

Kini, saat Kepulauan Baleares dikelilingi oleh laut, kambing purba itu diperkirakan hidup di tempat yang sekarang menjadi Pulau Mallorca, Spanyol.

Baca juga: Spesies Baru Kucing Purba Ditemukan di Spanyol, Tubuh Kecil tapi Mampu Buru Hewan Besar


Kambing purba satu-satunya mamalia berdarah dingin

Dengan tinggi hanya 45 sentimeter, Myotragus balearicus mengalami serangkaian perubahan morfologi yang mengakibatkan spesiesnya menjadi kerdil.

Anggota tubuh Myotragus balearicus berubah jauh lebih pendek, ukuran otak lebih kecil, dan organ indera lebih kecil untuk bertahan hidup.

Kambing purba ini juga merupakan hewan pertama yang ditemukan dengan struktur tulang mirip reptil.

Reptil merupakan hewan yang tumbuh sangat lambat dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan, bahkan menghentikan pertumbuhan berdasarkan ketersediaan sumber daya.

Perlambatan atau penguatan laju pertumbuhan secara berkala yang biasanya ada pada reptil, ditemukan tersisa pada tulang spesies kambing purba.

Baca juga: Dijuluki Fosil Hidup, Berikut 8 Hewan Purba yang Masih Ada sampai Sekarang

Dikutip dari NBC News, tulang reptil berdarah dingin, seperti buaya, memiliki garis pertumbuhan paralel yang secara siklis terhenti sebelum mulai tumbuh kembali.

Sebaliknya, hewan atau spesies berdarah panas akan menunjukkan pertumbuhan tulang yang cepat dan tidak terputus.

Sementara itu, melihat jaringan tulang kambing yang punah, para peneliti menemukan jaringan zona pipih yang sama, yang sebelumnya hanya ditemukan pada reptil ektotermik atau berdarah dingin.

Tim peneliti kemudian membandingkan tulang kambing purba dengan tulang buaya.

Hasilnya, terdapat kesamaan luar biasa, yaitu kemampuan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat dan fleksibel, bahkan kemampuan untuk berhenti tumbuh sama sekali.

Peneliti Meike Kohler dan Salvador Moya-Sola dalam studi yang terbit pada Proceedings of the National Academy of Sciences (2009) menuliskan, Myotragus balearicus juga tergolong lambat mencapai usia matang untuk bereproduksi, yakni sekitar 12 tahun.

Padahal, spesies kambing pada umumnya memasuki usia pubertas sekitar 6–8 bulan pada betina dan 4–6 bulan pada jantan.

Baca juga: Saat Buaya di India Selamatkan Anjing, Tanda Punya Empati?

Mengembangkan ciri mirip buaya

Penelitian pada 2009 silam turut menunjukkan, Myotragus balearicus memiliki gaya hidup yang jauh lebih lambat dibandingkan spesies kambing modern.

Daripada berlari dan melompati bebatuan di pulau habitatnya, mereka memilih menghabiskan lebih banyak waktu di bawah sinar matahari dan bergerak lebih lambat layaknya reptil.

"Myotragus tidak hanya menurunkan kapasitas aerobik dan ciri-ciri perilaku, tetapi juga secara fleksibel menyelaraskan tingkat pertumbuhan dan kebutuhan metabolisme dengan kondisi sumber daya yang ada seperti yang dilakukan reptil ektotermik," tulis peneliti.

Melihat kondisi tersebut, para peneliti memperkirakan, mungkin terdapat golongan ketiga untuk spesies yang tidak sepenuhnya berdarah panas atau sepenuhnya berdarah dingin.

Kambing kerdil purba pun menjadi model penelitian yang sangat baik, karena pulau tempatnya tinggal tidak memiliki predator alami.

Di Pulau Mallorca yang miskin sumber daya, hewan ini mengembangkan ciri-ciri mirip reptil yang memungkinkannya bertahan hidup selama 5,2 juta tahun, dua kali lebih lama dibanding spesies di daratan utama.

Sayangnya, berkat pengembangan sifat-sifat tersebut, satu-satunya spesies mamalia berdarah dingin di dunia itu tidak dapat bertahan saat manusia datang ke pulau sekitar 3.000 tahun lalu.

Belum lagi, menurunnya spesies tanaman yang menjadi makanan mereka, kemungkinan besar menyebabkan kepunahan Myotragus balearicus.

Baca juga: Ilmuwan Menduga Spesies Manusia Purba Mungkin Masih Ada di Pulau Flores

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi