Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Butet Kertaredjasa, Seniman yang Sempat Dilaporkan karena Diduga Menghina Jokowi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO
Butet Kertaredjasa saat ditemui di Kompleks Kepatihan menjelaskan soal tema FKY tahun ini, Selasa (12/9/2023)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ketua umum kelompok relawan Pro Jokowi (ProJo), Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memintanya mencabut laporan yang ditujukan kepada seniman Butet Kertaredjasa di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY).

Selain itu, Budi mengatakan bahwa Jokowi mengimbau agar relawan ProJo tidak membuat kegaduhan di publik terkait dengan kasus Butet.

“Jangan bikin ramai di publik. Saya yang jadi sasaran omongan Pak Butet saja, tidak mengadukan ke polisi, kok. Apalagi, Pak Butet itu kan kawan kita sendiri," kata Budi, dikutip dari Kompas.com, Senin (5/2/2024).

Sebelumnya, pelaporan Butet terkait dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi yang diduga dilakukan saat Hajatan Rakyat untuk Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Alun-alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (30/1/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan tersebut tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor: STTLP/114/I/2024/SPKT/Polda DIY tertanggal 30 Januari 2024 dengan pelapor Aris Widihartanto, dilansir dari Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Akibat kejadian tersebut, Ganjar sempat angkat bicara terkait kasus pelaporan Butet di debat kelima Pilpres 2024 pada Minggu (4/2/2024).

Dalam debat tersebut, Ganjar sempat menyinggung kasus Butet karena ingin mengkritik pemerintah.

"Kalaulah mereka kemudian berekspresi, pemerintah tidak perlu takut. Masa takut sama pentasnya Butet,” ungkap Ganjar, dikutip dari Kompas.com, Minggu (4/2/2024).

Lalu, siapakah sosok Butet Kertaredjasa?

Baca juga: Menteri dari PDI-P Diisukan Akan Mundur, Berikut Daftar Menteri Jokowi dan Asal Partainya


Baca juga: Guru Besar Ramai-ramai Kritik Jokowi, Begini Respons Kubu Amin, TPN, TKN, dan Istana

Profil Butet Kertaredjasa

Dikutip dari laman Artjog, Butet Kertaredjasa merupakan seniman asal Yogyakarta yang lahir pada 1961.

Ia pernah menempuh pendidikan di STSRI ASRI (sekarang Institut Seni Indonesia) jurusan seni rupa.

Selain itu, ia merupakan putra dari koreografer sekaligus seniman Indonesia, Bagong Kassudiardjo, dilansir dari laman resmi Festival Film Indonesia.

Saat ini, Butet tercatat sebagai Ketua Yayasan Bagong Kussudiardja yang terletak di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kariernya sebagai aktor dimulai sejak 1980-an yang berawal dari pertunjukan teater.

Ia mementaskan berbagai pertunjukan yang rata-rata ditulis oleh Indra Tranggono dan Agus Noor, seperti Lidah Pingsan (1997), Lidah Masih Pingsan (1998), Kompi Susu (1998), dan Mayat Terhormat (2003).

Butet terkenal karena penampilannya di pentas teatrikal yang mengandung pesan kritik satir namun jenaka.

Butet juga semakin terkenal ketika ia disebut sebagai raja monolog oleh Y.B. Mangunwijaya di esai yang diterbitkan oleh Harian Kompas pada 1998.

Baca juga: Media Asing Soroti Sinyal Jokowi yang Dukung Prabowo di Pilpres 2024

Sering memerankan tokoh sebagai presiden

Nama Butet Kertaredjasa semakin terkenal ketika ia mementaskan teater dengan judul Dhemit di Teater Gandrik, Yogyakarta pada 1988.

Pada acara tersebut, ia menirukan suara dan logat khas presiden yang berkuasa saat itu, Soeharto.

Setelah pementasan terkenal tersebut, ia sering menirukan suara Soeharto menjelang Reformasi 1998.

Saking terkenalnya, genre teater monolog pada masa itu diidentikkan oleh banyak orang sebagai ''meniru suara Soeharto''.

Tak hanya Soeharto, Butet juga pernah memerankan tokoh presiden Indonesia lainnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Namun, ia mengganti nama SBY menjadi Si Butet Yogya dan dilakukan dalam acara Republik Mimpi di Metro TV.

(Sumber: Kompas.com/Dian Erika Nugraheny, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Khairina, Novianti Setuningsih, Sari Hardiyanto)

Baca juga: Penyataan Sikap Sivitas Akademika 9 Kampus Kritisi Demokrasi Pemerintahan Jokowi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi