KOMPAS.com - Mata minus (miopi) atau sering disebut rabun jauh merupakan kelainan refraksi yang menyebabkan pandangan menjadi buram saat melihat obyek yang jauh.
Menurut National Eye Institute NIH, mata minus terjadi ketika kondisi mata membuat cahaya terfokus di depan retina, dan bukan tepat di retina.
Ini bisa karena bola mata Anda tumbuh terlalu panjang dari depan ke belakang, maupun ketika ada masalah dengan bentuk kornea atau lensa mata.
Karena cahaya yang masuk ke mata tidak fokus dengan benar, gambar menjadi tidak jelas. Akibatnya, Anda tidak dapat melihat obyek dengan jelas.
Baca juga: Mengenal Fungsi Lubang Kecil di Bagian Dalam Sudut Mata
Gejala mata minus
Gejala paling umum dari kondisi mata minus adalah penglihatan kabur saat melihat benda yang berada di kejauhan.
Dikutip dari laman Healthline, gejala rabun jauh meliputi:
- Pandangan kabur saat melihat obyek jauh
- Ketegangan mata, yaitu kondisi mata sakit atau terasa lelah
- Menyipitkan mata untuk melihat benda, terutama obyek yang jauh
- Kelelahan saat mengemudi, berolahraga, atau melihat lebih dari beberapa meter jauhnya
- Sakit kepala.
Baca juga: 4 Manfaat Kesehatan Makan Buah Kesemek, Bisa Menyehatkan Mata dan Jantung
Penderita mata minus yang mengalami sakit kepala termasuk hal yang tidak umum terjadi. Untuk kondisi mata minus ringan, Anda mungkin tidak merasakan gejala apa pun.
Mata minus biasanya bisa teratasi dengan menggunakan kacamata. Anda mungkin mengalami sakit kepala dan kelelahan mata selama satu atau dua minggu saat menyesuaikan diri dengan kacamata baru.
Orang yang menderita mata minus parah (miopia tinggi) juga berisiko lebih tinggi mengalami kondisi mata lainnya, seperti ablasi retina (ketika retina terlepas dari posisi normalnya).
Baca juga: Gejala Vertigo yang Dapat Dirasakan pada Mata
Faktor risiko mata minus
Siapa pun bisa mengalami kondisi mata minus, namun Anda berisiko lebih tinggi jika memiliki anggota keluarga yang juga menderita kondisi tersebut.
Mata minus atau rabun jauh biasanya dimulai antara usia 6 hingga 14 tahun, dan memburuk hingga awal usia dua puluhan.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mata di Usia 30 Tahun
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa faktor risiko kondisi mata minus:
- Riwayat keluarga memiliki kondisi mata minus. Rabun jauh bisa menjadi kondisi yang diturunkan. Jika salah satu atau kedua orang tua Anda menderita rabun jauh, kemungkinan besar Anda juga mengalami hal yang sama.
- Sering menghabiskan banyak waktu untuk melakukan pekerjaan “close-up”, seperti membaca atau menggunakan smartphone dan komputer. Ini dapat menyebabkan mata minus sementara dan berisiko memengaruhi penglihatan jarak jauh secara permanen.
- Terlalu sering di dalam ruangan. Mata minus disebut kecil kemungkinannya untuk berkembang pada anak-anak yang menghabiskan banyak waktu di luar ruangan.
- Etnis. Beberapa kelompok orang memiliki tingkat miopia yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
- Diabetes. Orang dewasa bisa mengalami mata minus karena kondisi kesehatan tertentu, termasuk diabetes.
Baca juga: 7 Makanan yang Baik untuk Menunjang Kesehatan Mata, Apa Saja?
Miopia dapat didiagnosis sebagai bagian dari pemeriksaan mata standar. Pemeriksaan ini memantau penglihatan dan kesehatan mata.
Jika Anda menderita mata minus, dokter mata akan meresepkan kacamata atau lensa kontak untuk membantu Anda melihat dengan jelas.