Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor Atma Jaya Yogyakarta Juga Diminta Buat Video Testimoni Jokowi

Baca di App
Lihat Foto
DOK.Humas UAJY
Kampus 2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Setelah sejumlah kampus dan perguruan tinggi ramai-ramai memberikan kritik kepada Presiden Joko Widodo, muncul permintaan kepada sejumlah rektor agar memberikan testimoni kinerja Jokowi. 

Salah satu rektor yang mengaku diminta memberikan testimoni tersebut adalah Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah Ferdinandus Hindarto mengatakan.

Pihaknya diminta membuat video apresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ferdinandus menyampaikan, permintaan tersebut ia terima dari seseorang yang mengaku sebagai polisi pada Jumat (2/2/2024).

"WA (WhatsApp) dari anggota Polrestabes Semarang atas instruksi Polda Jateng menghubungi Jumat," kata dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seseorang yang mengaku polisi tersebut mengirimkan beberapa poin agar dimasukkan ke dalam video testimoni untuk Jokowi.

"Nomor satu diminta mengapresiasi kinerja Pak Jokowi. Kedua bahwa pemilu ini mencari penerus Pak Jokowi. Yang ketiga lupa," ujar Ferdinandus dikutip dari Kompas.com, Selasa (6/2/2024).

Baca juga: UI, UGM, dan UII Ramai-ramai Soroti Jokowi dan Demokrasi di Indonesia

Rektor Atma Jaya Yogyakarta diminta bikin testimoni

Selain Ferdinandus, Rektor Atma Jaya Yogyakarta Gregorius Sri Nurhartanto juga menerima permintaan untuk membuat video testimoni tentang kinerja Jokowi.

Permintaan tersebut diterima Gregorius melalui aplikasi pesan WhatsApp dari seseorang yang mengaku dari stasiun televisi swasta.

Meski begitu, Gregorius tidak langsung percaya dengan pengakuan pihak tersebut.

Ia merasa aneh dengan permintaan yang dikirimkan karena perguruan tinggi diminta untuk membuat video berisi testimoni mengenai kinerja pemerintah.

"Karena biasanya stasiun televisi swasta biasanya hanya sekadar meminta waktu untuk dilakukan wawancara," ujar Gregorius dikutip dari Kompas TV, Selasa.

Karena merasa janggal dengan permintaan tersebut, pihaknya memilih untuk tidak merespons hal itu. 

Baca juga: Menyoroti Respons Pemerintah atas Kritik yang Dilayangkan Guru Besar dan Kampus...

Mahfud MD sebut ada pihak yang menekan rektor

Sebelumnya calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan, ada pihak yang menekan para rektor agar menyatakan pemerintahan Jokowi baik dan Pemilu 2024 berjalan baik.

Hal tersebut dikatakan Mahfud dalam acara "Tabrak Prof!" di Yogyakarta sebagaimana dikutip oleh Kompas.com, Selasa.

"Saudara sekalian, saya dapat laporan ada semacam operasi untuk menekan rektor-rektor lain yang belum menyatakan sikap, dan akan membuat deklarasi untuk kebaikan bangsa untuk membangun demokrasi yang bermartabat," ujar Mahfud.

Mantan Menko Polhukam tersebut menyampaikan, ada beberapa rektor yang tidak melakukan deklarasi berisi pemerintahan Jokowi baik dan Pemilu 2024 berjalan baik.

Namun, ada beberapa rektor yang terpaksa melakukan hal tersebut. Tapi, aja juga yang memilih untuk netral.

"Ada rektor yang jelas-jelas menolak yaitu rektor Universitas Soegijapranata dari Semarang. Dia menyatakan didatangi oleh seseorang untuk membuat pernyataan untuk mendukung bahwa pemerintahan Pak Jokowi baik, Pemilu baik, penanganan Covid nomor satu, dan sebagainya," tutur Mahfud.

"Ada memodifikasi kemudian ada yang menetralisasi bahwa universitasnya tidak ikut-ikut, tetapi ada juga yang membacakan itu sesuai dengan pesan yang ditulis template-nya. (Arahannya), 'Coba kamu baca ini', ada rektor yang begitu," tambahnya.

Baca juga: Banyak Kampus Kritik Jokowi, Ini Kata Anies, Ganjar, dan Kubu Prabowo

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi