Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Menulis dengan Tangan Tingkatkan Kemampuan Otak Dibanding Mengetik

Baca di App
Lihat Foto
UNSPLASH/GLENN CARSTENS-PETERS
Ilustrasi menulis dengan tangan lebih baik untuk otak.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Perangkat elektronik pintar seperti ponsel dan laptop membantu meringankan pekerjaan manusia, termasuk dalam hal mencatat.

Bahkan kini, ribuan orang di seluruh dunia menggunakan perangkat pintar untuk menuliskan daftar belanjaan.

Orang-orang juga sering mengetik atau mendiktekan pengingat kalender ke ponsel cerdas alih-alih menuliskannya di kalender dinding.

Singkatnya, hampir semua manusia di berbagai lingkungan pada dasarnya menggunakan perangkat digital untuk mencatat hal-hal yang ingin mereka ingat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayangnya, mengetik pada perangkat canggih bukanlah metode yang baik dan efektif untuk membuat memori di otak.

Baca juga: Mengapa dan Bagaimana Menulis Buku?


Menulis tangan lebih menstimulasi otak

Dilansir dari laman Psychology Today, Selasa (6/2/2024), sebagian besar bukti ilmiah menunjukkan bahwa tulisan tangan menstimulasi koneksi otak yang berbeda dan lebih kompleks dibandingkan mengetik.

Stimulasi koneksi ke organ otak ini berguna dalam menyandikan atau menuangkan informasi baru serta membentuk ingatan.

Studi terbaru yang mendukung gagasan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology pada Januari 2024.

Melalui studinya, para peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) mencatat aktivitas otak 36 mahasiswa saat menulis.

Peneliti meminta mahasiswa untuk menulis setiap kata menggunakan pena digital pada layar sentuh serta menggunakan satu jari untuk mengetik setiap huruf.

Di saat bersamaan, peneliti mengukur aktivitas listrik pada otak mahasiswa menggunakan high-density electroencephalogram (EEG).

Alat tersebut ditempelkan pada setiap kulit kepala untuk mencatat sinyal listrik otak, termasuk saat sel-sel otak aktif dan bagaimana bagian-bagian otak berkomunikasi satu sama lain.

Hasilnya, peneliti menemukan pola konektivitas otak jauh lebih rumit dan tersebar luas pada mahasiswa yang menulis dengan tangan daripada mereka yang mengetik.

"Temuan utama kami, tulisan tangan mengaktifkan hampir seluruh otak dibandingkan dengan mengetik, yang hampir tidak mengaktifkan otak," ujar rekan penulis studi dan profesor neuropsikologi di NTNU, Audrey van der Meer, dikutip dari NBC, Sabtu (27/1/2024).

Dia melanjutkan, otak tidak terlalu tertantang ketika menekan tombol pada keyboard, berbeda saat membentuk huruf-huruf dengan tangan.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa gerakan tangan yang terkontrol secara tepat saat menulis mengarah pada pola spasial dan temporal di otak yang mendorong pembelajaran.

Baca juga: Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Tak Pernah Lakukan Hal Ini

Setiap goresan huruf menghasilkan pola aktivitas berbeda

Menurut Van der Meer, menulis dengan tangan memerlukan komunikasi antara korteks visual, sensorik, dan motorik otak.

Orang yang menulis dengan pena digital harus memvisualisasikan huruf, kemudian menggunakan keterampilan motorik halusnya untuk mengontrol gerakannya saat menulis.

"Ketika harus membentuk huruf dengan tangan, huruf 'A' akan terlihat sangat berbeda dari 'B' dan memerlukan pola gerakan yang sangat berbeda," kata Audrey van der Meer.

Sebaliknya, saat mengetik, sebagian besar sentuhan pada tombol memperlihatkan aktivitas otak yang sama, apa pun hurufnya.

Dengan demikian, penelitian tersebut menyimpulkan, mengetik memerlukan lebih sedikit aktivitas otak pada korteks visual dan motorik.

"Karena hanya sebagian kecil otak yang aktif saat mengetik, otak tidak perlu berkomunikasi antararea berbeda," ungkapnya.

Van der Meer mengaku sering dituduh ingin kembali ke Zaman Batu dengan menganjurkan siswa menulis menggunakan tangan di sekolah.

Padahal, kata dia, baik tulisan tangan maupun ketikan harus mendapatkan tempat tersendiri di dalam kelas.

"Kita hidup di dunia digital dan dunia digital akan tetap ada. Jika harus menulis esai yang panjang atau teks yang panjang, tentu lebih baik menggunakan komputer," ucapnya.

Baca juga: Kata-kata Ini Sering Diucapkan Seseorang dengan Kecerdasan Emosional Rendah

Manfaat menulis dengan tangan

Penelitian Van der Meer sebelumnya pada anak-anak dan dewasa muda turut mengungkap, otak manusia lebih aktif saat menulis dengan tangan dibandingkan saat mengetik.

Sebuah studi pada 2017 dari Indiana University, Amerika Serikat pun menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat menghubungkan keterampilan visual dan motorik.

Dua keterampilan di atas mungkin membantu anak-anak dalam mengenali huruf dengan lebih baik.

Selain itu, penelitian sebelumnya pada 2012 menunjukkan, tulisan tangan sangat penting dalam perkembangan otak anak.

Penelitian ini meminta anak-anak pra-melek huruf berusia lima tahun untuk menulis, mengetik, dan menelusuri huruf saat menjalani pemindaian MRI fungsional.

Siswa yang menulis dengan tangan merupakan satu-satunya yang mendemonstrasikan aktivitas otak pada sirkuit otak, yang digunakan dalam proses belajar membaca.

Di sisi lain, tinjauan sistematis pada 2022 oleh seorang mahasiswa doktoral di Universitas Louisville, Amerika Serikat, mengevaluasi apakah membuat catatan dengan tangan versus mengetik memengaruhi kinerja siswa dalam ujian.

Tinjauan tersebut menemukan, siswa yang membuat catatan tulisan tangan mendapat nilai jauh lebih tinggi pada kuis dibandingkan siswa yang mengetik catatan.

Prakarsa standar akademik di Amerika Serikat, Common Core, yang diadopsi oleh sebagian besar negara bagian menyerukan anak-anak untuk belajar tulisan tangan saat duduk di bangku taman kanak-kanak dan kelas satu.

Common Core juga menetapkan metode mengetik baru diterapkan untuk siswa kelas empat, lima, dan enam.

"Anak-anak saat ini diajari tulisan tangan, mereka akan selalu diajari tulisan tangan," terang profesor pendidikan di USC Rossier School of Education, Amerika, Morgan Polikoff.

"Seberapa sering mereka menggunakan tulisan tangan akan menjadi kombinasi dari preferensi pribadi dan harapan ruang kelas tempat mereka berada," lanjutnya.

Di sisi lain, menulis dengan tangan mungkin berpotensi lebih bermanfaat bagi beberapa anak dibandingkan anak lainnya.

Misalnya, beberapa anak yang memiliki masalah motorik halus, menulis tangan akan menjadi tantangan bagi mereka.

"Ada beberapa bukti bahwa tulisan tangan, terutama tulisan tangan kursif (huruf sambung), sangat bermanfaat bagi siswa penderita disleksia," tutur Polikoff.

Menilik manfaat menulis menggunakan tangan, cobalah membiasakan diri untuk mencatat setiap hal kecil yang perlu diingat dengan pena.

Sebab, menulis terbukti secara ilmiah membantu manusia belajar dan mengingat sesuatu dengan lebih jelas.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi