KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek merupakan peringatan penting yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa.
Perayaan Imlek diadakan pada tanggal berbeda setiap tahun, mengikuti kalender Lunar yang ditentukan berdasarkan peredaran Bulan.
Tahun ini, Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili akan dirayakan pada Sabtu (10/2/2024).
Hari Raya Imlek 2024 merupakan tahun shio Naga Kayu atau Wood Dragon yang melambangkan kesuksesan, kecerdasan, kehormatan, nutrisi, evolusi, peningkatan, dan kelimpahan.
Perayaan Tahun Baru Imlek umumnya identik dengan beragam hiasan dan lampion yang didominasi warna merah. Pakaian yang dikenakan pun warnanya merah.
Lantas, mengapa merah menjadi warna yang identik dengan Imlek?
Baca juga: Korlantas Terapkan Contraflow di Tol Trans-Jawa Saat Libur Isra Miraj dan Imlek 2024
Legenda warna merah dalam tradisi China
Pemimpin redaksi Mochi Magazine sekaligus peneliti wanita Asia-Amerika, Giannina Ong mengatakan, warna merah pada perayaan Imlek melambangkan kemakmuran.
"Semuanya berwarna merah karena tanda api melambangkan kehidupan baru dan kemakmuran," ujar dia, dikutip dari Reader's Digest.
Dalam budaya China, merah dianggap sebagai warna keberuntungan. Ini kemungkinan berasal dari legenda makhluk bernama Nian, binatang yang diyakini akan melahap penduduk desa, ternak, dan hasil panen pada malam tahun baru.
Mereka meyakini, Nian takut dengan warna merah. Karena itu, mereka menggantung lentera dan kertas merah bertuliskan karakter fu yang berarti nasib baik.
Karakter itu dituliskan terbalik untuk mendatangkan keberuntungan. Hal ini melatarbelakangi orang China rutin menggantungkan benda-benda merah di rumahnya.
Baca juga: 6 Tradisi Imlek di China, dari Hias Rumah hingga Makan Malam
Angpao di amplop merah
Selain lentera dan kertas, warna merah juga digunakan pada angpao yang diberikan saat perayaan Imlek.
Giannina menjelaskan, pemberian angpao berupa delapan koin dalam amplop merah akan melindungi penerimanya dari setan bernama Sui yang berkunjung pada malam Imlek.
“Amplop merah saat ini diberikan tidak hanya kepada anak-anak, tetapi juga kepada anggota keluarga lain dan teman-teman dengan jumlah uang yang berbeda-beda,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, uang dalam amplop merah tidak ditentukan angkanya, tetapi harus ada angka delapan.
Selain itu, warga juga dilarang memberi uang dengan jumlah ada angka empatnya, karena si atau empat dalam bahasa Mandari merupakan homofon dengan kata "kematian".
Baca juga: Jadwal 10 Kereta Tambahan Libur Isra Miraj-Imlek 7-11 Februari 2024
Tiga warna keberuntungan
Dilansir dari Prestige, warna-warna ini berasal dari Teori Lima Elemen Tiongkok.
Merah melambangkan "api", kuning melambangkan "tanah", hijau atau biru melambangkan "kayu". Sementara itu, warna putih melambangkan "logam" dan hitam melambangkan "air".
Di sisi lain, merah merupakan warna tradisional Etnis Han yang dominan di China. Warna ini melambangkan keberuntungan, vitalitas, perayaan, dan kemakmuran.
Baca juga: Apa Arti Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek?
Pada Tahun Baru Imlek, masyarakat memakai pakaian berwarna merah untuk meningkatkan keberuntungan dan mengusir roh jahat.
Selain untuk mendapatkan keberuntungan, warna merah juga dipakai orang Tionghoa untuk melawan kesialan.
Diberitakan Deccan Herald, masyarakat meyakni bahwa orang dengan zodiak tertentu akan sial pada suatu tahun.
Untuk mencegah kesialan selama satu tahun, mereka menggunakan benda-benda warna merah di awal tahun baru.
Warna merah kemudian digunakan pada pakaian, dekorasi, dan benda lain untuk melindungi diri dari nasib buruk.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.