Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nadya, WNI yang Memilih Tinggal di Karavan dan Hidup Nomaden untuk Jelajahi Eropa

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Nadya Nathania Teddy
Cerita Nadya Nathania Teddy tinggal nomaden di campervan untuk keliling Eropa
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Nomaden di dataran Eropa menjadi bagian hidup dari Nadya Nathania Teddy (25), perempuan asli Indonesia, sejak Juni 2023.

Bersama suami, Florian Marchand (26), Nadya memutuskan tinggal di mobil kemping, karavan atau lebih dikenal campervan, alih-alih rumah tetap untuk mengelilingi dan menikmati keindahan Eropa.

Pemilik akun X (dulu Twitter) @sucreroses_ ini menceritakan, hidup nomaden di karavan bermula dari sang suami yang rindu masa kecilnya.

"Awal mulanya itu dulu suamiku waktu kecil sering campervan sama keluarganya tapi cuma waktu libur sekolah," kata Nadya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Setiap libur sekolah mereka sekeluarga pergi pakai campervan dan keliling Eropa," sambungnya.

Baca juga: Hidup di Kapal Yacht Selama 5 Tahun, Ika Permatasari-Olsen: Tak Ada Rencana Menetap Lagi di Darat

Awalnya coba-coba, berkembang jadi keinginan tetap

Memimpikan keseruan bepergian mengarungi batas-batas negara di Benua Biru, Florian mengutarakan idenya kepada Nadya.

Berbeda dengan sewaktu kecil, Nadya mengatakan, suaminya ingin benar-benar tinggal di karavan dan bukan sekadar liburan.

Nadya yang tertarik pun mengiyakan ide pria asal Perancis itu dan mulai mencoba hidup di mobil kemping selama setengah tahun.

"Dia pengin campervan tidak cuma buat liburan doang, tapi pengin benar-benar tinggal di campervan. Cobain selama enam bulan," ceritanya.

Demi melancarkan rencana yang telah disusun bersama, keduanya memutuskan keluar dari pekerjaan tetap untuk menghabiskan waktu selama enam bulan mengelilingi Eropa.

Namun, rencana awal enam bulan tinggal di karavan ternyata berkembang menjadi keinginan untuk terus tetap mendiami rumah mungil nomadennya.

Alumnus Manajemen Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung ini pun mencurahkan hampir semua pengalamannya melintasi negara demi negara dalam sebuah kanal YouTube bertajuk "Nadya Keliling Eropa".

Tak disangka, video keseruan itu menuai ketertarikan banyak penonton yang penasaran dengan ceritanya.

Dari sanalah Nadya dan suami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan panjang menjejaki tanah Eropa.

"Karena dulu kita nggak tahu bakal dapat uang dari YouTube. Setelah aku mulai nge-YouTube ternyata banyak yang menonton dan mulai dapat adsense, makanya kita bisa ngelanjutin campervan lagi," kata Nadya.

Baca juga: Menangkap Aurora Borealis di Islandia, Sheravina: Ada Cahaya Hijau dan Pink Menari di Langit Malam!


Mulai keliling lagi setelah rehat dua bulan

Usai "masa percobaan" selama enam bulan, Nadya dan suami sempat berhenti menetap di karavan selama kurang lebih dua bulan.

Start awal Februari 2024, tepatnya pada Selasa (6/2/2024) lalu, pasangan ini kembali melanjutkan petualangan untuk menyusuri Eropa.

Meski menghadapi sejumlah kendala, termasuk beberapa bagian mobil kemping yang mengalami kerusakan, Nadya mengaku antusias dengan perjalanannya kali ini.

"Hari ini hari kedua aku mulai campervan setelah dua bulan stop, posisiku masih di Perancis, tepatnya di Perancis selatan," kata Nadya bersemangat.

Menilik pengalamannya di tahun lalu, dia senang melihat pemandangan yang terus berganti setiap hari, seiring berpindahnya karavan dari satu tempat ke tempat lain.

"Sukanya kita pindah-pindah terus setiap hari, pemandangannya ganti-ganti terus setiap hari. Kita juga bisa mengunjungi tempat-tempat yang super bagus tapi nggak turistik, jadi tempat yang hidden gem (belum banyak yang tahu)," papar Nadya.

Selain pemandangan indah tak membosankan, tinggal di karavan juga terbilang lebih praktis untuk berkeliling Eropa.

Dia dan suami hanya perlu memarkirkan kendaraan di tempat tersedia, tanpa harus repot menenteng barang dan mengurus penginapan.

"Enaknya lagi kita tidak usah bayar hotel, jadi tinggal parkir saja. Parkiran campervan juga gratis, cuma harus bayar bensin. Bensinnya cukup mahal di sini," ucapnya.

Baca juga: Cerita Pasutri Lansia Asal Australia, Pilih Tinggal di Kapal Pesiar karena Lebih Murah dari Panti Jompo

Hampir mirip rumah

Hanya satu kekurangan hunian mungilnya. Menurut Nadya, karavannya tergolong sempit jika dibandingkan dengan rumah tetap biasa.

"Dukanya, tempatnya kan kecil, rumahnya kecil, campervan ini panjangnya cuma 7 meter, lebar 2 meter. Jadi cuma 14 meter persegi rumah kita," sebutnya.

Meski begitu, Nadya mengaku nyaman tinggal di rumah nomadennya karena terdiri dari banyak ruang, termasuk kamar mandi, toilet, dapur, tempat tidur, serta ruang makan.

Dilengkapi saluran pembuangan yang bagus, dirinya sangat terbantu dengan kehadiran tempat pembuangan air kotor yang hampir ada di setiap kota.

"Jadi ada semua, benar-benar kayak rumah aja," kata Nadya.

Wanita berusia 25 tahun ini mengungkapkan, dia dan suami pasti akan menetap di sebuah rumah permanen suatu saat nanti.

Rencana meninggalkan karavan baru akan dilakukan saat pasangan beda negara ini mempunyai anak.

"Tapi sekarang, apalagi YouTube juga jalan, jadi kita manfaatin aja dulu untuk tinggal di campervan, paling tidak satu tahun atau enam bulanan lagi," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi