Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Heroik Warga Korsel Selamatkan Bocah 8 Tahun Tenggelam di Bali

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar video viral warga Korea Selatan selematkan bocah 8 tahun yang tenggelam di Bali
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Video aksi heroik pria warga negara Korea Selatan menyelamatkan bocah 8 tahun yang tenggelam di Bali, viral di media sosial. 

Pria bernama Choi Jae-young (43) itu dengan sigap menyelamatkan nyawa seorang anak yang tenggelam di kolam renang sebuah resor Bali.

Choi menolong anak tersebut berkat kemampuannya melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru.

Meski sang anak dalam kondisi tak sadarkan diri, Choi tidak menyerah walau sempat terkena muntahan saat melakukan pertolongan pertama.

Aksi heroiknya mendapatkan sorotan usai diberitakan media Korea Selatan, KBS melalui saluran YouTube-nya pada Kamis (8/2/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut aksi heroik warga Korea Selatan Choi Jae-young saat menolong anak 8 tahun yang tenggelam di Bali.

Baca juga: 7 Pertolongan Pertama untuk Meringankan Sesak Napas

Kronologi kejadian

Choi Jae-young yang berasal dari Dong-gu, Daegu, Korea Selatan tengah berlibur di sebuah resor Bali pada 20 Januari 2024. Saat itu, dia mengambil cuti usai anaknya lahir dan tinggal di Bali selama sebulan bersama keluarganya.

Diberitakan KBS News, Choi sedang bersantai di kolam renang saat terdapat seorang anak laki-laki Indonesia berusia 8 tahun yang tenggelam usai terjatuh ke kolam.

Choi yang memiliki sertifikasi pertolongan pertama dan keselamatan di air berupaya menolong begitu melihat anak itu terbaring lemas di dasar kolam. Dia menekan dada anak itu untuk melakukan tindakan CPR. 

"Ketika saya memeriksa arteri karotis, tidak ada denyut nadi dan dia tidak bernapas. Jadi saya meminta staf dan orang lain di sana untuk memanggil ambulans dan segera memulai CPR," ujarnya menceritakan situasi saat itu.

Terkena muntahan

Dia mengungkapkan, proses saat menekan dada anak itu merupakan waktu yang lama dan memilukan. Dia menekan dada anak tersebut serta memeriksa denyut nadi dan pernapasan.

"Dalam proses melakukan pernapasan buatan, muntahan (anak itu) masuk ke mulut saya, dan saya melakukan CPR dengan mengunyah dan meludahkannya (muntahan)," lanjut Choi. Setelah melakukan CPR selama lebih dari 8 menit, anak tersebut mulai bernapas dan segera dibawa tim darurat ke rumah sakit dengan selamat.

Orang-orang di tempat kejadian pada saat itu memanggil Choi sebagai "pahlawan'. Namun, Choi mengatakan, kejadian itu terjadi karena doa dari orang-orang.

"Saya pikir anak itu terbangun karena kami semua berdoa bersama. Saya mengisi hati dengan pemikiran untuk memohon agar dia hidup," tambah dia.

Baca juga: Bagaimana Pertolongan Pertama Digigit Hewan Penular Rabies?

Korban sehat tiga hari kemudian

Anak yang Choi tolong akhirnya pulih dengan cepat, sekitar tiga hari setelah kecelakaan yang dialaminya. Choi pergi mengunjungi anak tersebut dan bertemu dengannya.

Dia menybut, anak laki-laki yang sempat tenggelam itu sudah tersenyum dan bermain di sekitarnya setelah kecelakaan.

"Saya memeluk anak itu, namun (anak itu menoleh dan terus menangis. Itu karena saya sangat bersyukur (karena dia masih hidup)," ujarnya, dikutip dari media lokal Edaily.

Choi bercerita, dia dan sang istri mempunyai dua anak perempuan yang kira-kira seusia dengan anak yang tenggelam tersebut. Anak perempuan sulungnya lahir di Bali saat dia dan istri berbulan. Saat ini, dia cuti uai mempunyai anak laki-laki bungsu.

Choi sudah kembali ke Korea Korea Selatan. Namun, dia pulang membawa hubungan bermakna baru yang terbentuk di Bali.

"Saya melakukan video call dengan anak saya kemarin,. Kami berjanji akan pergi ke Indonesia tahun depan dan bertemu lagi (dengan anak yang ditolong," imbuhnya.

Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Asam Lambung Naik, Apa yang Bisa Dilakukan?

Cara melakukan CPR

Sementara itu, dilansir dari situs Palang Merah Dunia, berikut cara melakukan CPR untuk memberikan pertolongan pertama bagi korban kecelakaan.

1. Amankan sekitar

Periksa lokasi kejadian untuk memastikan keamanannya dan kenakan alat pelindungan diri 
(APD) jika ada.

2. Periksa respons korban

Jika korban tampak tidak memberikan respons, periksa respons dari tubuhnya, pernapasan, adanya pendarahan, atau kondisi lain dengan beruaha meneriaki atau mengetuk tubuhnya.

3. Panggil tenaga medis

Jika korban tidak merespons dan tidak bernapas atau terengah-engah, hubungi tenaga medis atau kontak darurat 911.

4. Letakkan di permukaan rata

Letakkan korban dalam posisi telentang pada permukaan yang kokoh dan rata. Berlututlah di samping orang tersebut.

5. Lakukan CPR

Jika korban tidak bernapas, lakukan 30 kali CPR atau menekan dada dengan posisi sebagai berikut:

  • Posisi tangan: Dua tangan diletakkan di tengah dada
  • Posisi tubuh: Bahu tepat di atas tangan; siku terkunci
  • Kedalaman: Setidaknya 2 inci atau 5 cm
  • Kecepatan: 100 hingga 120 tekanan per menit

Biarkan dada kembali ke posisi normal setelah setiap kompresi

6. Berikan napas buatan

Berikan bantuan pernapasan dengan cara berikut:

  • Buka jalan napas menggunakan teknik head-tilt/chin-lift atau mengangkat dagu ke atas.
  • Tutup hidungnya, ambil napas normal, dan tutup mulut korban sepenuhnya dengan mulut penolong.
  • Pastikan setiap napas berlangsung sekitar 1 detik dan membuat dada terangkat.
  • Biarkan udara keluar sebelum memberikan napas berikutnya

Jika napas pertama tidak membuat dada terangkat, miringkan kepala dan pastikan posisi tertutup rapat sebelum memberikan napas kedua. Jika napas kedua tidak membuat dada terangkat, mungkin ada benda yang menghalangi jalan napas.

7. Lanjutkan beri CPR dan napas buatan

Lanjutkan memberikan CPR sebanyak 30 set dan napas buatan 2 set. Minimalkan interupsi pada kompresi dada kurang dari 10 detik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi