Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Tidak Pernah Makan Ikan?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/SERGIY ZAVGORODNY
Ilustrasi ikan segar. Yang terjadi pada tubuh jika tidak pernah makan ikan.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Ikan adalah salah satu makanan tersehat yang kaya akan nutrisi penting, seperti protein dan vitamin D.

Bahan pangan ini juga mengandung asam lemak omega 3, jenis lemak tak jenuh ganda yang mendukung kesehatan jantung dan otak.

Menurut Kementerian Kesehatan, asupan omega 3 dari ikan membantu mengurangi risiko gangguan irama jantung, sumbatan pembuluh darah, serta kadar trigliserida atau lemak darah.

Kandungan omega 3 pada makanan ini juga membantu mengurangi inflamasi atau peradangan, dan memiliki efek baik pada tekanan darah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayangnya, ikan jarang masuk dalam daftar makanan favorit karena sejumlah alasan, termasuk bau amis dan duri yang banyak.

Lantas, apa yang akan terjadi pada tubuh jika tidak pernah makan ikan?

Baca juga: Daftar Ikan Laut Tinggi Merkuri, Perlu Dihindari untuk Cegah Penyakit


Efek buruk tidak pernah makan ikan

American Heart Association menyarankan makan dua porsi ikan seminggu untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Konsumsi ikan diiringi asupan sumber energi seperti nasi serta zat pengatur termasuk buah dan sayuran juga menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan.

Efek buruk tidak pernah makan ikan sendiri sebagian besar disebabkan oleh terlewatnya banyak kandungan nutrisi penting pada bahan pangan ini.

Orang yang jarang makan ikan mungkin tidak akan kekurangan asupan protein karena zat ini mudah didapat dari makanan lain.

Namun, mereka mungkin tidak akan mendapat vitamin D dan asam lemak omega 3 yang sebagian besar berasal dari ikan.

Baca juga: 7 Ikan Lokal Pengganti Salmon, Tak Kalah Bergizi dengan Harga Lebih Murah

Berikut efek samping jika jarang mengonsumsi ikan:

1. Tulang rapuh dan rentan patah

Pakar diet dari International Food Information Council, Kris Sollid mengatakan, kekurangan asupan vitamin D dapat menimbulkan masalah seiring berjalannya waktu.

Vitamin D memiliki peran penting bagi kesehatan dan kekuatan tulang. Nutrisi ini berperan dalam pertumbuhan tulang pada anak, serta mencegah tulang rapuh pada lanjut usia (lansia).

Sama seperti jenis vitamin larut dalam lemak lainnya, vitamin D juga mendukung fungsi kekebalan tubuh dan pengaturan gula darah.

"Kekurangan vitamin D mengurangi penyerapan kalsium dan dapat berkontribusi pada osteoporosis, yang mengakibatkan tulang rapuh yang rentan patah," ujarnya, dikutip dari Livestrong.

Terlebih, menurutnya, saat ini banyak orang menggunakan tabir surya untuk menghindari sinar matahari yang menjadi sumber produksi vitamin D oleh tubuh.

Di sisi lain, sangat sedikit makanan yang secara alami mengandung vitamin D. Oleh karena itu, kurang makan ikan akan berdampak buruk pada minimnya asupan vitamin D.

Baca juga: 5 Ikan untuk Diabetes, Baik Dikonsumsi Dua Kali Seminggu

2. Sering sakit atau infeksi

Kekurangan vitamin D akibat jarang makan ikan juga dapat berdampak pada tubuh yang sering sakit atau terserang infeksi.

Dilansir dari Healthline, vitamin D berinteraksi langsung dengan sel-sel yang bertanggung jawab untuk mengatasi infeksi.

Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kekurangan vitamin D dan infeksi saluran pernafasan, seperti flu biasa, bronkitis, dan pneumonia.

Tinjauan pada 2020 turut menemukan, kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan beberapa penyakit akibat virus, seperti hepatitis, flu, Covid-9, dan AIDS.

3. Rambut rontok

Penelitian menunjukkan, rambut rontok mungkin dapat menjadi indikasi tubuh kekurangan vitamin D.

Secara khusus, penelitian mengaitkan kadar vitamin D yang rendah dengan alopecia areata, penyakit autoimun yang ditandai kerontokan rambut parah.

Studi lain pada 2015 terhadap 48 orang dengan kondisi ini menemukan, mengoleskan vitamin D sintetis secara topikal selama 12 minggu meningkatkan pertumbuhan rambut kembali.

Merujuk penelitian tersebut, kurangnya asupan vitamin D termasuk dari ikan mungkin berpotensi menimbulkan rambut rontok dan risiko kebotakan.

Guna mencegah hal ini, perlu setidaknya makan ikan dan berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D.

Baca juga: Ikan Laut Vs Ikan Air Tawar, Mana yang Lebih Bergizi? 

4. Risiko penyakit kronis

Ahli diet sekaligus founder Nutrition Squeezed, Anna Brown menyampaikan, tak makan ikan artinya mengurangi asupan omega 3.

Ikan merupakan sumber utama dari dua jenis omega 3, docosahexaenoic acid (DHA) yang baik untuk otak, serta eicosapentaenoic acid (EPA) untuk mengurangi peradangan dan depresi.

Menurut Brown, asupan yang rendah dari keduanya dapat menghasilkan rasio omega 6 dan omega 3 yang lebih tinggi.

"Rasio idealnya yakni 1:4, antara omega 3 berbanding omega 6," kata dia.

Dia melanjutkan, rasio yang lebih tinggi antara dua omega ini terkadang dikaitkan dengan peradangan sistemik.

Kondisi yang sama juga berkaitan dengan risiko penyakit kronis lebih tinggi, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan autoimun.

Baca juga: 5 Ikan untuk Penderita Hipertensi, Bantu Cegah Risiko Penyakit Jantung

Namun, perlu diingat, ahli kesehatan tidak mengatakan bahwa melewatkan makan ikan akan serta-merta merusak kesehatan.

Sollid mengungkapkan, suplemen minyak ikan dapat membantu orang yang tidak mampu makan ikan karena alasan tertentu.

"Mencari nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita dari makanan biasanya merupakan cara terbaik, tetapi jika itu tidak memungkinkan, bicarakan dengan dokter untuk melihat apakah suplemen minyak ikan tepat untuk Anda," tuturnya.

Hal senada turut diungkapkan Brown, yang mengatakan perlu mencari alternatif makanan sumber vitamin D dan omega 3 lain.

"Tidak apa-apa tak makan hidangan laut, tapi penting untuk melengkapi atau makan sumber alternatif omega 3, kalsium, dan vitamin D," tandasnya.

Baca juga: Ikan Pari Hamil Tanpa Pejantan, Ahli Ungkap Kemungkinan Dibuahi Hiu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi