Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Silent Majority", Kelompok Masyarakat yang Dianggap Jadi Penentu Pemilu

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara Fitri
Ilustrasi pemilu (istockphoto.com).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

 

KOMPAS.com - Istilah silent majority ramai diperbincangkan di media sosial usai pemungutan suara untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Kata silent majority juga sempat disinggung oleh Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Jawa Barat, Ridwan Kamil melalui akun Instagram-nya pada Rabu (14/2/2024).

"Silent majority sudah berbicara," tulisnya.

Unggahan itu muncul tak lama setelah Prabowo-Gibran unggul dalam hitung cepat atau quick count dari dua pesaingnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan perolahan lebih dari 55 persen beberapa quick count, Prabowo-Gibran berpeluang memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Lantas, apa itu silent majority?

Baca juga: Kawal Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2024, Klik Pemilu2024.kpu.go.id

Arti kata "silent majority"

Silent majority adalah kata benda berupa frasa yang berasal dari bahasa Inggris.

Dilansir dari Cambridge Dictionary, silent majority adalah sekelompok orang yang belum menyatakan pendapatnya terhadap suatu hal.

Dalam konteks politik, silent majority dikaitkan dengan mayoritas orang yang diam.

Silent majority pun diartikan bagian terbesar dari penduduk di suatu negara yang terdiri dari orang-orang yang tidak terlibat aktif dalam politik dan tidak mengungkapkan pendapat politiknya di muka umum, seperti dilansir dari Britannica.

Baca juga: Hasil Quick Count Pilpres 2024 di 6 Lembaga, Prabowo-Gibran Unggul

Sejarah "silent majority"

Istilah silent majority dipopulerkan oleh Presiden Amerika Serikat Richard Nixon selama kampanye paruh waktu.

Melalui pidatonya yang disiarkan di televisi pada 3 November 1969, Nixon mengatakan bahwa “And so tonight — to you, the great silent majority of my fellow Americans — I ask for your support” (Maka malam ini – bagi Anda, mayoritas warga Amerika yang diam – saya meminta dukungan Anda).

Pidato itu dimaksudkan untuk menggalang solidaritas nasional dalam upaya Perang Vietnam dan mengumpulkan dukungan atas kebijakannya.

Dalam pidatonya itu, silent majority merujuk pada sekelompok besar pemilih Amerika yang konservatif dan tidak berpartisipasi dalam wacana publik, seperti dikutip dari History.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Hitung Suara, Rekapitulasi, dan Penetapan Hasil Pemilu di Situs Real Count KPU

Kelompok silent majority merupakan pemilih yang tidak dipengaruhi oleh politik atau diskusi politik.

Istilah ini kembali digunakan dalam gagasan Presiden Amerika Donald Trump selama kampanye kepresidenannya pada 2016.

Trump beberapa kali menggunakan istilah silent majority untuk menyapa pendukungnya.

Kelompok silent majority kerap dianggap sebagai penentu kemenangan dalam Pemilu. Hal ini karena jumlahnya yang besar dan kecenderungan memilih secara pragmatis.

Kandidat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang memperoleh suara silent majority memiliki peluang besar dalam kemenangan pemilu.

Baca juga: Kapan Pengumuman Hasil Real Count Pemilu 2024 dari KPU?

"Silent majority" di Indonesia

Istilah silent majority sebelumnya juga pernah muncul pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Dalam sebuah studi pada 2021 berjudul "Strategi Komunikasi Politik Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin Provinsi Jawa timur Pemenangan Pilpres 2019" karya Dafis Ubaidillah Assiddiq dan Dewi Ambarwati, silent majority adalah kelompok mayoritas yang menjadi segmentasi TKD Jawa Timur dan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN).

Silent majority kebalikan dari noise minority, yaitu kelompok mayoritas yang tidak mau membuat “gaduh”,

Kelompok ini mampu menjadi massa nyata bagi kemenangan Jokowi. Dengan model silent majority, koalisi antara kiai dan warga yang masuk dalam kategori Nahdliyin ini dirasa efektif.

Pada Pilpres 2024 di Indonesia, istilah silent majority kembali muncul setelah disinggung oleh Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Menurutnya, silent majority akan bergerak jika tekanan dan ketidakadilan terus terjadi.

Istilah silent majority juga disinggung lagi oleh Ketua TKD Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Suara silent majority ini dinilai berpengaruh terhadap hasil hitung cepat enam lembaga survei yang menyatakan Prabowo-Gibran unggul sementara.

Baca juga: Apa Itu Sistem Noken yang Dipakai Masyarakat Papua untuk Pemilu 2024?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi