Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Resmi Alami Resesi Ekonomi, Ini Penyebabnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/MMD CREATIVE
Ilustrasi resesi, resesi ekonomi.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jepang secara resmi mengalami resesi ekonomi akibat penurunan tajam mata uang yen selama dua tahun terakhir.

Kepastian Jepang alami resesi disebutkan melalui data yang dirilis Pemerintah Jepang pada Kamis (15/2/2024).

Mata uang Jepang turun hampir seperlima terhadap dollar Amerika Serikat pada tahun 2022 dan 2023. Penurunannya bahkan pernah mencapai angka sebesar 7 persen pada 2023.

Tidak hanya itu, Jepang juga turun peringkat, dari yang semula peringkat tiga sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia menjadi peringkat empat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Jepang, yang kini merupakan perekonomian terbesar keempat di dunia, tumbuh sebesar 1,9 persen pada tahun 2023 dan tidak disesuaikan dengan inflasi.

Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) Jepang mencapai 4,2 triliun dollar Amerika Serikat.

Padahal, selama satu dekade lalu, Jepang masih berada di posisi kedua sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia setelah China.

Baca juga: 4 Kebiasaan Sederhana Orang Jepang untuk Menjaga Berat Badan

Reformasi struktural

Menteri Revitalisasi Perekonomian Yoshitaka Shindo mengatakan bahwa Jerman yang melampaui Jepang menunjukkan pentingnya mendorong reformasi struktural di Jepang.

Menurut Shindo, salah satu bentuk reformasi struktural yang perlu dilakukan adalah memberikan ruang lebih banyak kepada perempuan untuk bekerja penuh waktu (full time) dan menurunkan hambatan terhadap investasi asing.

“Kami akan menerapkan semua langkah kebijakan untuk mendukung kenaikan gaji guna mendorong pertumbuhan yang didorong oleh permintaan pasar,” kata Shindo, dikutip dari The Guardian.

Secara terpisah, profesor ekonomi dari Universitas Tokyo, Tetsuji Okazaki, memperkirakan, Jepang akan kehilangan pengaruhnya dalam perekonomian global.

Okazaki mengatakan bahwa beberapa tahun yang lalu, Jepang memiliki sektor otomotif yang kuat.

Namun, seiring dengan munculnya kendaraan listrik, keunggulan Jepang di sektor otomotif pun akan terguncang.

Baca juga: Cerita WNI di Jepang Harus Ambil Uang 1 Yen yang Tertinggal di Bank, Biaya Parkir 300 Yen

Ekonomi Jepang diprediksi masih lesu pada 2024

Beberapa analis memperingatkan akan adanya gejolak perekonomian pada kuartal pertama 2024 ini.

Peringatan ini dipicu oleh lemahnya permintaan dari China, lesunya konsumsi masyarakat Jepang, dan terhentinya produksi pada unit Toyota Motor Corp. 

Ketiga hal ini diprediksi pengamat akan menghambat pemulihan ekonomi Jepang, setidaknya pada awal tahun 2024.

Ekonom eksekutif senior di Dai-ichi Life Research Institute, Yoshiki Shinke, mengatakan bahwa konsumsi dan belanja modal merupakan pilar utama untuk mendorong permintaan domestik di Jepang.

Shinke juga mengungkapkan, perekonomian Jepang akan terus kekurangan momentum, setidaknya untuk kuartal pertama 2024 tanpa adanya pendorong utama untuk pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Dua Pesawat ANA Bersenggolan di Bandara Osaka, Jepang

Faktor non-ekonomi penyebab Jepang resesi

Jepang merupakan negara yang miskin sumber daya, mempunyai populasi usia tua yang lebih banyak, dan sangat bergantung pada ekspor, dikutip dari The Guardian.

Di satu sisi, produsen mobil Jepang dan eksportir lainnya mendapat keuntungan dari melemahnya yen karena harga barang menjadi lebih murah di pasar internasional.

Meskipun demikian, di sisi lain, Jepang mengalami krisis tenaga kerja lebih buruk dibanding Jerman dan sedang berjuang mengatasi rendahnya angka kelahiran.

Pemerintah Jepang dianggap telah gagal dalam meningkatkan angka kelahiran di negara matahari terbit tersebut.

Para ahli memprediksi bahwa Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja tingkat kronis.

Kondisi ini diperkirakan akan semakin buruk, bahkan ketika negara ini menerima jumlah pekerja asing yang mencapai rekor tertinggi sekalipun.

Baca juga: Cerita WNI di Jepang Harus Ambil Uang 1 Yen yang Tertinggal di Bank, Biaya Parkir 300 Yen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi