Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Dunia, Anak 13 Tahun Sembuh dari Kanker Otak yang Mematikan

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Jolygon
Anak usia 13 tahun sembuh dari kanker otak.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Lucas, bocah berusia 13 tahun asal Belgia, dinyatakan sembuh dari penyakit kanker otak yang dideritanya. Dia menjadi orang pertama di dunia yang sembuh dari gerogotan tumor otak yang mematikan.

Dokter Perancis Jacques Grill di Paris menyatakan, tidak ada bekas tumor tersisa di otak Lucas. Dia dinyatakan sembuh total dari tumor otak mematikan yang dikenal dengan nama diffuse intrinsic pontine glioma (DIPG).

DIPG adalah bentuk tumor yang langka namun sangat agresif.

Sayangnya, karena posisi tumor di dalam batang otak, pembedahan untuk mengangkat tumor tidak mungkin dilakukan, dan rata-rata waktu kelangsungan hidup hanya sembilan hingga 10 bulan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Melalui serangkaian pemindaian MRI, saya melihat tumornya benar-benar hilang,” kata Grill, dilansir dari Science Alert.

Belum diketahui alasan mengapa Lucas bisa pulih dari kanker otak yang dialaminya.

Padahal, selama ini dokter hanya mampu menawarkan radioterapi sebagai upaya memperlambat pertumbuhan kanker.

Baca juga: Pernyataan Pertama Raja Charles III sejak Didiagnosis Kanker

Didiagnosis tumor sejak usia 6 tahun

Lucas didiagnosis memiliki tumor di otaknya sejak berusia 6 tahun.

Anak yang berasal dari Belgia itu kemudian memutuskan untuk berobat ke Perancis karena putus asa mencari bantuan.

Orangtuanya membawanya ke Perancis dan mendaftarkannya ke studi Kedokteran Biologi untuk Pemberantasan DIPG (BIOMEDE).

Pada 2014, BIOMEDE membandingkan efektivitas tiga obat kanker yang berbeda yaitu erlotinib, everolimus, dan dasatinib.

Namun yang terpenting, para peneliti pertama-tama mengekstraksi fragmen kecil dari setiap tumor pasien menggunakan jarum untuk melakukan biopsi dan menganalisis profil molekuler dari setiap kanker, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (15/2/2024).

Hal ini memungkinkan dokter untuk menentukan obat yang paling sesuai berdasarkan hasil biopsi setiap pasien.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi jika Raja Charles III Tak Lagi Mampu Mengemban Tugas karena Kanker?

Satu-satunya pasien yang sembuh

Lucas adalah salah satu dari 233 penderita DIPG yang dilibatkan dalam penelitian ini, dan diobati dengan everolimus.

Dan Lucas menjadi satu-satunya pasien tumor otak DIPG yang dinyatakan sembuh total.

Sementara tujuh anak lain yang termasuk dalam uji coba tersebut hanya bertahan hidup beberapa tahun setelah diagnosis.

“Saya tidak tahu ada kasus lain seperti dia di dunia,” kata Grill.

Para peneliti masih mencari tahu mengapa beberapa pasien lebih responsif terhadap pengobatan dibandingkan yang lain, meskipun perbedaan molekuler antara satu kanker dan kanker lainnya kemungkinan besar memainkan peran penting.

"Tumor Lucas mengalami mutasi yang sangat langka yang kami yakini membuat sel-selnya jauh lebih sensitif terhadap obat tersebut," kata Grill.

Berdasarkan hasil studi awal BIOMEDE yang berlangsung hingga 2019, peneliti memilih everolimus sebagai kandidat obat BIOMEDE 2.0, yang dimulai pada September 2022.

Para ilmuwan juga mencoba membuat kumpulan sel yang dikenal sebagai organoid kanker, yang mencerminkan genetika kelainan tumor pasien.

Jika tim berhasil mereproduksi sifat yang terlihat pada DIPG Lucas, maka mereka mungkin dapat menggunakan sel yang dikembangkan di laboratorium untuk menguji obat baru.

Meskipun hal ini tampak menarik, Grill mengatakan bahwa pengobatan yang efektif untuk penyakit ini masih jauh dari harapan.

Hal ini karena obat-obatan memerlukan proses yang panjang mulai dari konsepsi hingga penggunaannya secara luas.

“Rata-rata, dibutuhkan waktu 10-15 tahun sejak pertama kali menjadi obat, ini adalah proses yang panjang dan berlarut-larut,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi