Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asteroid 16 Psyche Bernilai 100.000 Kuadriliun Dollar AS, Mungkinkah Manusia Menambangnya?

Baca di App
Lihat Foto
NASA/JPL-Caltech/ASU (Arizona State University) via IFL SCIENCE
Ilustrasi asteroid Psyche. Misi NASA menuju asteroid ini akan memecahkan misteri asteroid Psyche yang disebut kaya logam, serta untuk mempelajari Tata Surya.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - NASA telah meluncurkan misi ke 16 Psyche, yakni sebuah asteroid besar yang kaya akan logam dan berjarak sekitar enam tahun dari Bumi, pada 13 Oktober 2023.

Misi tersebut bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana interior planet tersebut terbentuk, dikutip dari BBC (14/10/2023).

Asteroid 16 Psyche pertama kali ditemukan pada 1852 dan merupakan asteroid ke-16 yang ditemukan.

Psyche merupakan bongkahan batu luar angkasa raksasa dan unik yang berukuran lebar sekitar 140 mil (226 km).

NASA yakin bahwa inti asteroid tersebut mengandung emas dan jenis besi serta nikel yang bisa digunakan untuk industri mobil dan elektronik, seperti platinum dan palladium,  senilai 100.000 kuadriliun dollar AS. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena inilah, para ahli menganggap asteroid Psyche yang juga disebut sebagai Golden Asteroid sangat istimewa, tidak seperti asteroid lain yang biasanya terdiri dari batu dan es.

Mereka percaya Psyche bisa menjadi inti dari sebuah planet awal, yang lapisan luarnya telah terkelupas.

Lantas, adakah kemungkinan manusia bisa menambangnya dan menuai harta kosmiknya?

Baca juga: Harta Karun Berusia 3.000 Tahun yang Ditemukan di Spanyol Ternyata Tak Berasal dari Bumi


Mungkinkah menambang asteroid 16 Psyche?

Dilansir dari Live Science, Jumat (16/2/2024), seorang fisikawan planet di University of Central Florida, Philip Metzger mengatakan bahwa secara teknologi, manusia bisa menambang Golden Asteroid.

Satu-satunya perbedaan antara penambangan di asteroid dan di Bumi adalah kebutuhan akan peralatan yang mampu bertahan dalam kondisi gravitasi rendah dan radiasi tinggi.

Peralatan tersebut juga harus dapat berfungsi secara mandiri dan diperlukan waktu 20 menit atau lebih agar gelombang radio yang berisi instruksi dapat mencapai asteroid, terutama jika asteroid tersebut berada di sisi lain Matahari.

"Semua teknologi tersebut telah dikembangkan dan diuji di laboratorium, namun belum siap untuk diterapkan," kata Metzger.

Pada skala Tingkat Kesiapan Teknologi NASA yang berkisar antara 1 hingga 9, peralatan yang mereka miliki saat ini untuk penambangan luar angkasa berada di antara angka 3 dan 5.

“Teknologinya perlu maju, sekitar 6-7, sebelum kita siap untuk mulai membangun misi penerbangan. Yang kurang saat ini adalah pendanaan,” kata Metzger.

Ia mengatakan, apabila seluruh dana digunakan sekarang, kita mungkin akan melihat penambangan asteroid skala kecil dalam lima tahun.

Asisten profesor geologi dan teknik geologi di Program Sumber Daya Luar Angkasa Colorado School of Mines, Kevin Cannon mengatakan, kemajuan apa pun dalam penambangan asteroid kemungkinan besar akan datang dari sektor swasta.

Ia mengatakan, membawa material kembali ke Bumi akan sangat mahal untuk dilakukan dan harga logam golongan platinum sebenarnya sedang menurun.

Namun asteroid mungkin menjadi sumber material penting untuk pengembangan misi luar angkasa, tambahnya.

“Jadi, misalnya, jika kita mengambil air dari asteroid yang kaya akan air, kita bisa membaginya menjadi hidrogen dan oksigen, dan menggunakannya sebagai bahan bakar roket untuk mengisi bahan bakar pesawat ruang angkasa,” kata Cannon.

Sementara itu, logam yang ditambang dari asteroid dapat diubah menjadi struktur besar di luar angkasa.

Baca juga: NASA Luruskan Kabar Asteroid yang Disebut Akan Tabrak Bumi pada 2024

Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai 16 Psyche

Namun, Psyche, dengan "hadiah" senilai 100.000 kuadriliun dollar AS, berada sangat jauh dan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapainya, dengan kontak pertama diperkirakan terjadi pada tahun 2029.

Meski manusia belum siap menambang asteroid tersebut, para ilmuwan masih tertarik untuk mengeksplorasi batuan luar angkasa tersebut.

Kurang dari sebulan sebelum misi Psyche diluncurkan, pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx NASA kembali dari misinya di asteroid Bennu, dengan membawa sampel.

Pada 2020, pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa2 kembali dengan membawa sampel dari asteroid Ryugu, sebelum lepas landas untuk menjelajahi dua asteroid lainnya yaitu 2001 CC21 dan 1998 KY26.

Dan pada Oktober, Badan Antariksa Eropa akan meluncurkan misi ke asteroid Hera.

Dan tak satu pun dari misi ini yang secara eksplisit berfokus pada pertambangan.

Tujuan penelitian OSIRIS-REx dan Hayabusa2 termasuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang geologi dan kimia Bumi purba, sementara Hera menyelidiki teknologi pertahanan planet.

“Tidak ada teknologi ajaib yang harus kita ciptakan untuk menambang asteroid. Kita sudah punya teknologinya. Ini soal kemauan untuk melakukan hal tersebut dan memberikan modal untuk melakukan hal tersebut," kata Cannon.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi