Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Real Count KPU Sempat Tidak Berubah pada Hari Minggu, Ini Kata KPU

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara Fitri
Ilustrasi pemilu (istockphoto.com).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Data real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat berhenti selama 24 jam mulai Sabtu (17/2/2024) pukul 17.30 WIB.

Diketahui, data tersebut sempat berhenti update saat data masuk mencapai 66,61 persen atau 548.354 tempat penghitungan suara (TPS) dari 823,236 TPS.

Kondisi ini pun sempat disorot oleh warganet, salah satunya oleh akun ini, Minggu (18/2/2024).

"Sudah 24 jam Sirekap KPU tidak update hasil Pilpres 2024 hingga Pileg," tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantauan Kompas.com, laman Sirekap KPU baru memperbarui data kembali pada Senin (19/2/2024) pagi pukul 6.15 WIB.

Lantas, mengapa data real count sempat berhenti memperbarui data pada Minggu?

Baca juga: Bawaslu Temukan 19 Masalah dalam Pemilu 2024, Berikut Rinciannya

Penjelasan KPU

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Idham Holik mengakui bahwa laman real count KPU sempat berhenti atau lama memperbarui data.

Pasalnya, KPU sedang fokus untuk memperbaiki akurasi data perolehan suara dalam sistem tersebut.

Selain itu, KPU juga melakukan sinkronisasi data dengan rekapitulasi suara di tingkat kecamatan yang masih berlangsung hingga saat ini.

"Hari kemarin dan hari ini kami sedang fokus melakukan sinkronisasi data, tampilan di website pemilu2024kpu.go.id," kata dia, dilansir dari Kompas.com, Senin.

Idham menyampaikan, sinkronisasi diperlukan untuk memberikan data penghitungan suara pemilu yang akurat.

Baca juga: Ketua KPPS di Serang Kabur Setelah Coblos 5 Surat Suara DPT yang Tidak Datang, Ini Kata Bawaslu

Kendati demikian, ia tidak menjawab dengan gamblang soal kabar bahwa sejumlah PPK diberi arahan untuk menghentikan sementara proses rekapitulasi berjenjang manual karena permasalahan Sirekap.

Menurutnya, proses rekapitulasi manual berjenjang di sejumlah kecamatan tetap berlangsung, meski para PPK diminta sekaligus memperbaiki data Sirekap agar sesuai dengan formulir C.Hasil.

"Hari kemarin ada 33 PPK yang telah menyelesaikan rekapitulasi dan ratusan PPK kemarin juga sedang melakukan rekapitulasi. Contohnya di DKI Jakarta, nanti bisa dicek," kata Idham.

"Kemarin waktu di Kalimantan Utara, saya sampaikan, Sirekap-nya sudah akurat atau belum, itu pertanyaan saya. Kenapa, karena dalam prosedur rekapitulasi itu kan menggunakan Sirekap (juga)," imbuh dia.

Baca juga: KPU Buka Suara soal Sirekap yang Bermasalah

Diisukan akan ditutup

Sebelumnya, sejumlah pihak mengusulkan agar proses penghitungan suara melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) ditutup.

Pasalnya, banyak warganet yang menemukan ketidaksesuaian antara angka dalam formulir C.Hasil dengan data hasil scan di Sirekap.

Namun, irektur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati menyebutkan bahwa Sirekap tidak perlu ditutup agar masyarakat bisa memantau proses penghitungan suara.

"Sirekap jangan ditutup karena proses penghitungan kan lama, 35 hari untuk nasional. Dengan Sirekap itu, walaupun dia alat bantu, tapi publik bisa dapat gambaran dan juga bisa menjadi alat publikasi," kata Khoirunnisa, dikutip dari Antara, Minggu.

Dengan demikian, ketidaksesuaian data dalam formulir C.Hasil dengan Sirekap bisa diketahui secara luas.

Pihaknya pun mengimbau KPU agar segera memperbaiki data yang salah dan memastikan bahwa formulir C.Hasil bisa terunggah dengan benar, serta bisa diakses oleh masyarakat.

(Sumber: Vitorio Mantalean | Editor: Krisiandi).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi