KOMPAS.com - Calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berencana mengevaluasi subsidi energi yang tidak tepat sasaran dan dialihkan untuk program makan siang gratis.
"Subsidi yang tidak tepat sasaran akan dievaluasi dan penghematannya dapat dialokasikan untuk pembiayaan program APBN lainnya," ujar Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno kepada Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).
"Saya tidak pernah mengatakan bahwa subsidi BBM bakal dipangkas, tapi penyaluran subsidi energi perlu dievaluasi agar lebih tepat sasaran," imbuhnya.
Ia menyampaikan, sebanyak 80 persen subsidi energi salah sasaran dan dinikmati oleh mereka yang tidak berhak.
Evaluasi ini dilakukan untuk mengatur kembali agar subsidi lebih tepat sasaran, yakni kepada mereka yang tidak mampu dan membutuhkan seperti UMKM.
Eddy menjelaskan, dengan subsidi yang lebih tepat sasaran maka bisa menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Selanjutnya, anggaran tersebut digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan program lain yang langsung berkaitan dengan kebutuhan rakyat.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diketahui soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran
Berapa anggaran subsidi energi pemerintah?
Dikutip dari Kompas.com, Senin (19/2/2024), pemerintah menggelontorkan alokasi subsidi energi sebesar Rp 189,10 triliun pada 2024.
Subsidi tersebut terdiri dari anggaran subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp 87,5 triliun, anggaran subsidi listrik Rp 75,8 triliun, dan anggaran subsidi BBM jenis tertentu Rp 25,8 triliun.
BBM subsidi adalah bahan bakar minyak yang dibantu pemerintah melalui penggunaan dana APBN.
Oleh karena itu, pemerintah juga terlibat langsung untuk menentukan harga BBM Pertamina sekaligus menjamin ketersediaannya di pasar domestik.
Selain itu, BBM subsidi hanya diberikan kepada jenis tertentu. Untuk saat ini, ada dua jenis BBM subsidi di Indonesia, yakni:
- Bensin dengan oktan 90 (Pertalite)
- Diesel dengan setana 48 (Biosolar)
Kemudian, harga jual komoditinya lebih murah dari harga pasar serta penjualannya pun dibatasi dengan kuota serta hanya dapat digunakan oleh konsumen dari kalangan tertentu.
Sementara itu, terdapat beberapa jenis BBM non-subsidi yang dapat dibeli masyarakat, seperti:
- Pertamax Turbo
- Pertamina Dex
- Dexlite
- Pertamax
- Pelumas Fastron
- Bright Gas.
Baca juga: Beredar Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran, AHY Jadi Menko Polhukam dan Terawan Jadi Menkes
Program makan siang gratis menyentuh angka Rp 400 triliun
Sementara itu, berdasarkan informasi yang beredar, kebutuhan anggaran program makan siang gatis nilainya mencapai lebih dari Rp 400 triliun per tahunnya.
"Kita berasumsi bahwa anggaran untuk makan siang gratis itu di sekitar Rp 400 triliun maka akan relatif dibutuhkan tambahan dana selain dari melakukan realokasi subsidi," ujar Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet dikutip dari Kompas.com, Senin.
Yusuf melanjutkan, penyesuaian APBN adalah salah satu hal yang wajar dilakukan oleh pemerintahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan anggaran program yang dinilai prioritas.
"Sehingga sebenarnya apa yang dilakukan oleh capres nomor urut 2 dalam melakukan pemangkasan subsidi energi bukan hal baru dan juga pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya," tuturnya.
Ia pun mengakui, pemanfaatan anggaran subsidi energi masih menghadapi permasalahan penyaluran yang tidak tepat sasaran, sehingga pemerintah telah melakukan berbagai upaya perbaikan.
"Namun demikian kita juga perlu melihat apakah realokasi anggaran tersebut akan memenuhi target kebijakan belanja atau program makan siang gratis yang diajukan oleh pemerintahan baru dalam hal ini Prabowo dan Gibran tersebut," kata Yusuf.