Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Yusril Ihza Mahendra, Pimpin Tim Hukum Prabowo Hadapi Sengketa Pilpres 2024

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A
Wakil Ketua Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Yusril Ihza Mahendra ditunjuk untuk memimpin Tim Khusus Pembela Prabowo-Gibran.

Tim khusus yang terdiri dari 14 orang advokat tersebut ditujukan untuk menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), baik perdata dan tata usaha negara.

Yusril menyampaikan, dirinya masih menunggu surat kuasa untuknya disetujui oleh Prabowo-Gibran.

"Iya, itu yang sudah diminta oleh Pak Prabowo maupun Pak Rosan maupun Pak Bahlil, minta supaya saya tetap memimpin tim ini. Iya nanti surat kuasanya kita ajukan ke Beliau," kata Yusril, dikutip dari Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Ia mengaku, Tim Khusus Pembela Prabowo-Gibran mendapat kuasa langsung dari paslon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, pihaknya mengikuti dengan seksama wacana yang dikembangkan kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dalam sengketa Pilpres 2024 ini.

"Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya permohonan salah satu atau kedua paslon yang kalah dalam pilpres, TKN kini sedang menyiapkan Surat Keputusan Pembentukan Tim Pembelaan Khusus untuk sidang di Mahkamah Konstitusi yang terdiri atas tim penasihat, tim pengarah, dan tim pembela," ungkap Yusril.

Baca juga: Beredar Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran, AHY Jadi Menko Polhukam dan Terawan Jadi Menkes

Profil Yusril Ihza Mahendra

Dikutip dari Kompas.id (10/1/2023), usril Ihza Mahendra merupakan pakar hukum tata negara sekaligus pendiri Partai Bulan Bintang (PBB).

Yusril lahir pada 5 Februari 1956 di Lalang, Manggar, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung dari pasangan Idris Haji Zainal dan Nursiha Sandon. Ia adalah anak keenam dari 11 bersaudara.

Keluarga sang ayah berasal dari Johor, Malaysia dan telah menetap di Belitung sejak awal abad ke-19.

Sementara ibunya memiliki garis keturunan Minangkabau, yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Neneknya pergi merantau dari Minangkabau dan menetap di Belitung.

Baca juga: Syarat dan Alur Gugat Hasil Pilpres 2024 ke MK, jika Dinilai Ada Kesalahan

Perjalanan karier Yusril Ihza Mahendra

Saat ini, Yusril menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) selama tiga periode, yakni periode 1998-2004, 2014-2019, dan 2019-2024.

Yusril juga menjadi Wakil Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sebelumnya ia pernah menjadi menteri pada tiga kabinet kepresidenan yang berbeda.

Ia pernah menjadi Menteri Hukum dan Perundang-undangan di Kabinet Persatuan Nasional di bawah Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999-2001.

Kemudian Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Kabinet Gotong Royong pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001-2004.

Terakhir, menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada periode 2004-2007.

Yusril juga mendirikan firma hukum bersama adiknya Yusron Ihza dengan nama Ihza & Ihza Law Firm.

Yusril Ihza Mahendra pernah meraih penghargaan Democracy Award atas dedikasinya dalam membangun politik Islam yang demokratis di Indonesia pada Desember 2018.

Diketahui, Democracy Award merupakan penghargaan bagi para politikus yang memperjuangkan kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan, serta kemaslahatan bagi umat Islam dan bangsa.

Sebelumnya, Yusril pernah mendapatkan penghargaan lain, yakni Madrid International Film Festival 2014 sebagai Aktor Utama Terbaik di Film Berbahasa Asing, penghargaan khusus dari para raja, sultan, dan pemangku adat se-Nusantara (2012), aktivis Islam dalam politik di Moeslim Choice Award 2018, tanda jasa Bintang Bhayangkara Utama (2004), dan Bintang Mahaputra Adipradana (2015).

Baca juga: Beda Sikap AS dan Rusia Tanggapi Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count Pilpres 2024

Latar belakang pendidikan

Yusril dibesarkan dalam keluarga terdidik di kampung halamannya Manggar, Belitung. Ayahnya adalah seorang guru yang kemudian bekerja pada dinas pendidikan di Belitung.

Ayah Yusril juga dikenal sebagai ulama berhaluan moderat, aktivis Partai Masyumi, seniman, penulis naskah, penulis novel, dan sutradara teater tradisional.

Yusril kecil mengenyam pendidikan dasar di SD Negeri, Manggar, Bangka Belitung dan lulus pada 1969. Kemudian, melanjutkan ke SMP Negeri Manggar hingga lulus pada 1972.

Lulus SMP, ia melanjutkan pendidikan ke SMA Perguruan Islam, Bangka Belitung dan lulus pada 1975.

Setelah lulus SMA, Yusril pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan mengambil jurusan Ilmu Filsafat di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Setahun kemudian, ia mengambil Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia dan lulus pada 1983.

Yusril kemudian meneruskan pendidikannya dengan mengambil program S1 di University Of The Punjab, India dan menyandang gelar master pada 1984.

Selain itu, Yusril juga menyelesaikan pendidikan masternya di Magister Hukum dan Ilmu Pengetahuan Islam, Universitas Indonesia di tahun yang sama.

Tak sampai di situ, ia mengambil pendidikan doktoral di Universiti Sains Malaysia dan meraih gelar Doctor of Philosophy dalam ilmu politik pada 1993.

Yusril memulai kariernya sebagai pengajar di Universitas Indonesia pada mata kuliah Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum, dan Filsafat Hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Pada 1998, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Indonesia.

Baca juga: Sejumlah Media Asing Soroti Respons Capres-Cawapres Usai Pilpres 2024

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi