Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Sentuh Rp 16.000 Per Kilogram, Bapanas Targetkan Turun pada Maret

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/KAISARMUDA
Ilustrasi beras Bulog.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Harga beras nasional di seluruh wilayah Indonesia belakangan mengalami peningkatan.

Dikutip dari situs Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium per Selasa (20/2/2024) rata-rata mencapai Rp 16.160 per kg, sedangkan beras medium Rp 14.120 per kg.

Aceh menjadi provinsi di Indonesia dengan harga beras terendah, yakni Rp 14.610 per kg. Sementara beras termahal dijual di Papua Pegunungan seharga Rp 23.800 per kg.

Padahal harga eceran tertinggi (HET) beras medium ditetapkan sebesar Rp 11.800 per kg dan Rp 14.800 untuk beras premium.

Lantas, apa yang akan dilakukan Bapanas menurunkan harga beras yang terus meroket?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Beda Dugaan Penyebab Harga Beras Mahal dan Langka Jelang Pemilu 2024


Salurkan bantuan

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, ada sejumlah upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga beras dalam negeri.

Menurutnya penyaluran bantuan pangan perlu dilakukan untuk meredam kenaikan harga beras saat ini.

"Bantuan pangan yang sangat efektif meredam kenaikan harga (beras), meski belum menurunkan harga," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/2/2024).

Ketut menjelaskan, penghentian bantuan pangan pada awal Februari 2024 berdampak pada kenaikan harga beras di beberapa wilayah.

Oleh karena itu, lanjutnya, harga beras dapat lebih stabil sepanjang ada bantuan pangan yang diberikan ke masyarakat.

Baca juga: Jeritan Warga, Pedagang, dan Pengusaha Warteg: Harga Beras Naik, Stok di Ritel dan Toko Online Kosong

Stabilisasi pasokan beras

Selain penyaluran bantuan pangan, Bapanas juga tengah memasifkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menjaga harga dan pasokan beras.

"Tengah dimasifkannya distribusi beras medium oleh Perum Bulog bulan Februari ini ke pasar-pasar tradisional," lanjut dia.

Tak hanya ke pasar tradisional, pihaknya bersama Perum Bulog juga sedang menyalurkan distribusi beras ke ritel-ritel modern.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan beras-beras dengan HET tersedia di pasar modern maupun pasar tradisional.

Pengawasan dan Gerakan Pangan Murah

Ketut menuturkan, Bapanas melalui pemerintah kota/kabupaten juga akan mengadakan Gerakan Pangan Murah di sejumlah daerah.

"Ini relatif sangat mengerem kenaikan harga. Di samping itu, dengan adanya Gerakan Pangan Murah, konsumen juga dapat memeroleh harga barang yang wajar," ungkapnya.

Pihak Bapanas melalui Satuan Tugas (Satgas) Pangan juga melakukan pengawasan untuk memastikan pelaksanaan program-program tersebut berjalan dengan baik.

Namun, program yang dilakukan baru sebatas meredam kenaikan, bukan menurunkan harga beras.

Baca juga: Warganet Keluhkan Harga Beras yang Naik, Bapanas: Bukan karena Pemilu 2024

Penyebab harga beras belum turun

Kondisi ini terjasi lantaran harga gabah kering panen (GKP) masih tinggi, yakni sekitar Rp 7.000 per kg dan harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp 8.500 per kg.

Menurutnya, tingginya harga gabah disebabkan oleh jumlah produksi dari petani masih sedikit.

Selain itu, ongkos sewa lahan sawah dan biaya tenaga kerja juga meningkat. Kondisi tersebut diperparah dengan harga bibit dan pupuk yang mengalami kenaikan.

"Petani kita, di Grobogan kemarin, kena hujan dan banjir. Ini kan produksi mereka terganggu. Dengan kondisi seperti itu, berdampak pada harga di tingkat petani," lanjutnya.

Baca juga: Dikeluhkan Naik, Berapa Harga Beras Sekarang di Seluruh Wilayah Indonesia?

Target turun awal Maret

Untuk itu, Bapanas memasang target harga beras dapat turun sekitar dua minggu lagi atau tepatnya pada awal Maret 2024.

"Mudah-mudahan di bulan Maret ada produksi beras surplus. Kita berharap berangsur-angsur turun harga GKP-nya, sehingga otomatis harga beras turun," ungkapnya.

Dia menjelaskan, penurunan harga ini dapat dicapai karena produksi beras pada Maret akan bertambah, serta adanya penyaluran beras dari Perum Bulog disalurkan ke pasar modern dan tradisional.

Namun, Ketut mengimbau, pemerintah dan pelaku usaha perlu mengendalikan stok beras agar harganya tidak turun drastis bulan depan.

Hal ini perlu dilakukan agar petani tetap mau menanam padi.

Dia juga memastikan, pasokan beras di wilayah Indonesia akan mencukupi kebutuhan masyarakat jelang lebaran, usai lebaran, dan akhir tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi