Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu Pon yang Identik dengan "Reshuffle" Kabinet Jokowi...

Baca di App
Lihat Foto
doc. Setkab.
Makna dan filosofi Rabu Pon.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan reshuffle kabinet pada Rabu (21/2/2024) yang bertepatan dengan Rabu Pon menurut hitungan kalender Jawa.

Diketahui, Rabu Pon adalah weton atau hari kelahiran Jokowi pada 21 Juni 1961. Jokowi pun kerap menggunakan hari tersebut untuk melakukan reshuffle kabinet.

Pada periode pertama kepemimpinannya, Jokowi tercatat 4 kali melakukan reshuffle kabinet dan 2 di antaranya dilakukan pada hari Rabu Pon, yaitu pada 12 Agustus 2015 dan 27 Juli 2016.

Pada periode kedua, Jokowi juga melantik 6 menteri dan 5 wakil menteri pada Rabu Pon (23/12/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari ini, Rabu Pon (21/2/2024), Jokowi melantik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional menggantikan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto yang bergeser menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

Lantas mengapa Jokowi kerap memilih Rabu Pon sebagai hari reshuffle kabinet?

Baca juga: Terbaru, Inilah Daftar Menteri Jokowi-Maruf Usai Hadi Tjahjanto dan AHY Dilantik

Makna Rabu Pon

Dosen Prodi Sejarah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tunjung W Sutirta, mengatakan, Rabu Pon merupakan bentuk simbolik yang merujuk pada masa kerajaan Praja Kejawen.

Dalam kultur kekuasaan Jawa, dari tradisi yang berkembang dalam entitas kerajaan Praja Kejawen (Mataram Islam), terdapat upacara yang melekat pada diri seorang raja.

Upacara tersebut adalah wilujengan wiyosandalem wetonan atau selamatan hari lahir raja pada hitungan siklus 35 hari sekali.

"Setiap hari kelahiran itu tiba, misalnya Rabu Pon, maka seorang raja akan menggelar upacara selamatan yang disimbolkan dengan sesaji," kata Tunjung saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/2/2024).

Bersamaan dengan upacara selamatan hari kelahiran raja itu, biasanya juga diikuti dengan sabda raja tentang jalannya pemerintahan kerajaan atau pemberian penghargaan, berupa gelar kepada seseorang yang dianggap berjasa.

Baca juga: Manuver Surya Paloh, Buka Peluang Dialog dengan Megawati dan Bertemu Jokowi

Harapannya, selamatan pada hari kelahiran raja bisa menjadi suatu waktu yang baik untuk melakukan suatu hal, karena bertepatan dengan lahirnya raja yang berkuasa.

Selain itu, tradisi selamatan wetonan juga menjadi simbolik terkait dengan legitimasi kekuasaan secara spiritual agar apa tindakan raja dapat membuahkan kebaikan.

"Jadi, apa yang dilakukan presiden Joko Widodo dalam melakukan pergantian atau melantik para menteri yang sering dilakukan pada hari Rabu Pon, itu hanya bentuk simbolik saja yang rujukannya sudah ada pada masa kerajaan Praja Kejawen dulu," terang Tunjung.

Pasalnya, Rabu Pon juga merupakan weton atau hari lahir Jokowi.

Dengan melakukan reshuffle pada Rabu Pon, diharapkan melahirkan keputusan yang tepat.

"Harapannya tentu apa yang diputuskan untuk melantik menteri pada hari sesuai hari kelahirannya merupakan keputusan yang tepat yang koheren dengan hari kelahiran manusia di dunia ini," lanjut Tunjung.

Baca juga: Kedatangan Prabowo ke Pacitan dan Mimpi SBY Naik Kereta Bersama Jokowi-Megawati...

Filosofi Rabu Pon

Selain merujuk pada weton Jokowi, Rabu Pon juga memiliki neptu 14 yang dianggap baik oleh masyarakat Jawa. Neptu 14 untuk Rabu Pon ini diperoleh dari penjumlahan Rabu (7) dan Pon (7).

Neptu adalah istilah yang digunakan orang Jawa untuk menggambarkan nilai atau bobot suatu hari.

Neptu menggabungkan bobot hari dalam Saptawara dengan hari pasaran dalam Pancawara, seperti dikutip dari Kompas.id.

Bobot dalam Saptawara adalah Senin (4), Selasa (3), Rabu (7), Kamis (8), Jumat (6), Sabtu (9), Minggu (5). Sementara bobot dalam Pancara adalah Legi (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4), dan Kliwon (8).

Baca juga: AHY Resmi Dilantik Jadi Menteri ATR/Kepala BPN, Berikut Karier dan Harta Kekayaannya

Masyarakat Jawa kerap menggunakan neptu untuk menggambarkan nasib seseorang dari hari lahir atau atau dalam istilah Jawa disebut sebagai weton.

Weton seseorang dilihat dengan menggabungkan hari dalam kalender gregorian dengan hari pasaran Jawa.

Artinya, weton akan dilihat dari pada hari kelahiran menurut kalender gregorian (Senin-Minggu) dan hari berdasarkan kalender Jawa.

Neptu seseorang kemudian bisa diketahui dengan menjumlahkan bobot wetonnya.

Dalam neptu, ada nilai atau bobot yang dianggap baik dan kurang baik. Misalnya, nilai 14 dianggap sebagai baik.

Baca juga: Sepak Terjang dan Harta Kekayaan Hadi Tjahjanto yang Resmi Dilantik Jadi Menko Polhukam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi