Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Karbon Ratusan Kali Lebih Banyak dari Manusia, Bukti Adanya Penghuni Dunia Bawah

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Rost9
Ilustrasi lapisan planet Bumi. Kehidupan di bawah permukaan Bumi mewakili sekitar 15-23 miliar ton karbon, ratusan kali lebih besar dari manusia.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jauh di bawah permukaan Bumi, terdapat ekosistem luar biasa luas yang penuh dengan kehidupan.

Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, tim ilmuwan internasional mengungkap bagaimana miliaran makhluk hidup telah hidup bermil-mil di bawah permukaan Bumi.

Dilansir dari IFL Science, Sabtu (17/2/2024), para peneliti menghitung ukuran harta karun kehidupan yang misterius ini untuk pertama kalinya pada pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 2018.

Mereka melaporkan, sekitar 70 persen dari jumlah mikroba di planet Bumi hidup di bawah permukaan tanah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara total, mikroorganisme ini mewakili sekitar 15 hingga 23 miliar ton karbon, ratusan kali lebih besar dari massa karbon seluruh manusia di Bumi.

Karbon merupakan unsur penyusun hampir seluruh makhluk hidup. Pada tubuh manusia, unsur karbon menyusun sekitar 18 persen.

Selain itu, aktivitas makhluk hidup juga membutuhkan karbon dalam berbagai bentuk, termasuk proses respirasi, makan, fotosintesis, dan transportasi.

Dengan temuan massa karbon jauh lebih banyak dari manusia, dipastikan kehidupan dunia bawah juga jauh lebih ramai dibandingkan di permukaan.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Dunia Bawah Tersembunyi yang Penuh Makhluk Aneh


Keanekaragaman makhluk di bawah permukaan Bumi

Para peneliti yang terdiri dari 1.000 ilmuwan dari 52 negara di seluruh dunia belum menyentuh permukaan tanah saat mendeskripsikan mikroorganisme bawah tanah.

Namun, prakiraan pertama menunjukkan bahwa keragaman genetik kehidupan di bawah permukaan mungkin sebanding atau melebihi kehidupan di atas permukaan.

Inilah mengapa ekosistem di bawah Bumi dijuluki sebagai Galapagos Bawah Tanah, kepulauan di Ekuador yang populer dengan keanekaragaman hayatinya.

Kendati demikian, penulis studi dan profesor mikrobiologi di Universitas Tennessee, Amerika serikat, Karen Lloyd menegaskan, tidak ada makhluk raksasa yang menghuni dunia bawah.

Bakteri dan mikroorganisme bersel satu, arkea atau archaea, tampaknya mendominasi kehidupan bawah, meski peneliti mencatat cukup banyak makhluk lain di sana.

Misalnya, para peneliti mendeskripsikan kelompok cacing atau nematoda tak dikenal yang berada di kedalaman 1,4 kilometer di sebuah tambang emas di Afrika Selatan.

"Sepuluh tahun lalu, kami hanya mengambil sampel di beberapa lokasi, tempat yang kami perkirakan akan ditemukan kehidupan," kata Lloyd, dikutip dari laman Science Daily, Senin (10/12/2018).

Lebih lanjut, penelitian pada 2018 mengambil sampel yang sangat dalam di lokasi mana pun, dan hampir selalu menemukan kehidupan.

"Meskipun pengambilan sampel tersebut jelas hanya menjangkau sebagian kecil dari biosfer dalam," tambah Lloyd.

Baca juga: Penemuan Sampan Suku Maya di Goa Meksiko, Bisa Jadi Tanda Gerbang Dunia Bawah

Makhluk-makhluk ekstrem penghuni "dunia bawah"

Tim kemudian mengumpulkan lusinan penelitian yang mengamati sampel dari pengeboran antara 2,5 hingga 5 kilometer ke dalam kerak Bumi.

Pengambilan sampel meliputi hampir semua kawasan planet, baik di dasar laut maupun di pedalaman benua.

Dilansir dari Live Science, Selasa (11/12/2018), data dari situs-situs itu menunjukkan, biosfer dalam atau kehidupan makhluk di bawah permukaan terbentang sekitar 2,3 miliar kilometer kubik.

Angka tersebut hampir dua kali volume seluruh lautan di Bumi, dan menampung sekitar 70 persen dari seluruh bakteri dan archaea bersel tunggal yang ada di planet ini.

Beberapa spesies tinggal di antara relung terpanas dan terdalam di dunia. Salah satunya, Geogemma barossii bersel tunggal yang hidup di ventilasi hidrotermal dasar laut.

Makhluk hidup mikroskopis ini tumbuh dan berkembang biak pada suhu 121 derajat Celsius, jauh di atas titik didih air pada 100 derajat Celsius.

Sementara itu, rekor kehidupan terdalam yang diketahui sejauh ini adalah sekitar 5 kilometer di bawah permukaan benua dan 10,5 kilometer di bawah permukaan laut.

Sayangnya, lantaran cuaca sangat panas, tekanan sangat berat, tidak ada cahaya, dan hampir tidak ada nutrisi apa pun, sumber kehidupan yang beragam tidak dapat ditemukan di sini.

Meski demikian, para peneliti mengatakan, ekosistem ini dapat menjawab banyak pertanyaan tentang batasan kehidupan di Bumi.

"Studi kami terhadap mikroba biosfer dalam telah menghasilkan banyak pengetahuan baru," ujar ahli ekologi mikroba di Oregon State University, Amerika Serikat, Rick Colwell.

Bukan hanya itu, studi juga menjadi ajang realisasi dan apresiasi yang jauh lebih besar mengenai betapa banyak yang belum manusia pelajari tentang kehidupan dunia bawah.

"Sebagai contoh, para ilmuwan belum mengetahui bagaimana kehidupan di bawah permukaan memengaruhi kehidupan di permukaan dan sebaliknya," ungkapnya.

Adapun saat ini, manusia hanya dapat mengagumi sifat metabolisme yang memungkinkan makhluk hidup bertahan di bawah kondisi ekstrem jauh di kedalaman Bumi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi