KOMPAS.com - Obat penunda haid umumnya dikonsumsi perempuan saat ingin menunaikan ibadah haji. Namun, beberapa orang juga meminumnya saat Ramadhan.
Hal tersebut diungkapkan seorang warganet melalui akun media sosial X @tanyakanrl, Minggu (18/2/2024).
Dalam unggahannya, ia meminta rekomendasi obat haid agar bisa menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan.
"Guys karena sender ingin puasa dan ibadah full buat ramadhan bulan depan, rekomendasiin sender obat penunda haid dong yang bagus merek apa. AFFILIATE MINGGIR YA!!" tulisnya.
Unggahan itu menuai beragam komentar. Banyak warganet yang menyoroti dampak obat penunda haid jika dikonsumsi dalam waktu lama atau sebulan selama Ramadhan.
Lantas, apakah obat penunda haid aman dikonsumsi perempuan dalam waktu sebulan?
Baca juga: Ramai soal Pil KB untuk Melancarkan Siklus Haid pada Remaja, Ini Penjelasan Dokter
Efek obat penunda haid
Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota Lumbanraja mengatakan, obat penunda haid merupakan obat untuk mengontrol hormon yang berhubungan dengan aktivitas dalam rahim.
Obat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni obat kombinasi estrogen dan progesteron, serta obat progesterone tunggal.
Cara kerja, menekan hormon agar tidak terjadi peluruhan dinding rahim atau yang dikenal dengan istilah haid.
Namun, Irwin mengingatkan, obat penunda haid hanya dapat digunakan oleh perempuan dengan kondisi tubuh tertentu.
"Obat penunda haid ini aman bila tidak ada kontraindikasi seperti hipertensi, riwayat keganasan pada payudara, migran, riwayat pengentalan darah, dan sebagainya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/2/2024).
Baca juga: Hasil Test Pack Positif tapi Haid Lancar, Apa Penyebabnya?
Karena itu, dia mengimbau perempuan yang menggunakan obat penunda haid sebaiknya berkonsultasi ke dokter kandungan. Ini dilakukan untuk memastikan obat tidak berbahaya bagi tubuh.
Nantinya, dokter spesialis kandungan akan memberi tahu cara, dosis, dan aturan penggunaan obat yang benar. Selain itu, kondisi tubuh perempuan setelah memakai obat tersebut juga lebih mudah diawasi dokter.
"Obat penunda haid ini aman bila dikonsumsi sesuai dosis dan aturan," tegas Irwin.
Namun, penggunaan obat penunda haid yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping bagi perempuan.
Efek samping yang dimaksud adalah mual, kembung, dan bahkan perdarahan atau keluar bercak dari organ intim.
"Untuk jangka panjang, efek samping yang sering dikeluhkan adalah kenaikan berat badan," imbuhnya.
Baca juga: Haid Tak Teratur Saat Diet, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter Boyke
Cara pemakaian obat penunda haid
Perempuan yang hendak menggunakannya harus mengetahui waktu siklus haid setiap bulan. Cara ini membuat haid bisa ditunda dalam kurun waktu tertentu dengan cara dimajukan atau dimundurkan.
Setiap obat penunda haid memiliki waktu penggunaan dan dosis berbeda tergantung kondisi tubuh perempuan tersebut.
Obat dengan kandungan hormon progesteron harus digunakan dua minggu sebelum waktu siklus haid berikutnya. Obat yang mengandung hormon progesteron dan estrogen bisa diminum di hari kedua sampai kelima selama siklus haid.
Jika obat dalam bentuk pil, harus diminum sehari dua kali atau satu pil diminum setiap 12 jam sekali secara konsisten.
Jika obat dalam bentuk suntik, gunakan dalam jangka waktu setiap 4 minggu atau 12 minggu sekali.
Baca juga: Benarkah Menikah Bisa Menyembuhkan Nyeri Haid? Ini Kata Dokter