KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menerapkan sistem waiting room, sebuah sistem antrean pemesanan tiket kereta api jarak jauh.
Sistem ini berlaku untuk pembelian tiket melalui aplikasi Access by KAI dan situs kai.id, saat pemesanan membludak seperti peak season.
Namun, pelayanan yang diklaim dapat memberi kepastian tersebut justru dikeluhkan oleh sebagian calon penumpang.
Beberapa warganet X mengaku, waiting room membuat pemesanan tiket jauh lebih lama. Bahkan tak jarang, saat giliran tiba, tiket kereta api yang akan dibeli telah ludes terjual.
"WOYY PESEN TIKET KERETA SKRG ADA ANTRIANNYA KEK KONSERR, mana ga dapet. gini amat ngerantau," ungkap akun @tanyakanrl, Kamis (22/2/204).
"Mana lama banget lagi, trus pas udh masuk udh pada abis tiketny," kata akun X @kireitaaa.
"Rilllll, taunya pas dah masuk sung abis semua," tulis akun @botoyyy.
Lantas, apa penyebab dan solusinya menurut KAI?
Baca juga: KAI Terapkan Sistem Waiting Room Pemesanan Tiket di Website dan Access by KAI, Apa Itu?
Penyebab durasi di waiting room KAI lama
Vice President (VP) Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, lamanya antrean dalam sistem waiting room dipengaruhi lonjakan pengunjung yang mengakses aplikasi dan situs KAI.
"Pada saat itu terjadi lonjakan traffic akses pemesanan tiket kereta api untuk angkutan Lebaran di waktu yang bersamaan," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (22/2/2024).
Menurut Joni, sistem antrean saat memesan tiket kereta api jarak jauh merupakan salah satu inovasi terbaru KAI untuk meningkatkan pelayanan kepada para penumpang.
Pada periode sibuk dengan banyaknya orang yang mengakses, calon penumpang secara otomatis akan diarahkan ke waiting room.
Durasi antrean di sistem ini pun bervariasi, tergantung jumlah pengguna yang sedang online dan hendak memesan tiket.
"Secara sistem penumpang di belakang akan mendapatkan nomor antrean dan harus menunggu giliran Anda untuk bisa mengakses sistem pemesanan tiket," papar Joni.
Joni mengatakan, jika calon penumpang keluar dari halaman waiting room, otomatis akan kehilangan posisi antrean.
Imbasnya, calon penumpang harus memulai pemesanan dari awal dan kembali mengantre di urutan yang lebih belakang.
"Oleh karena itu, disarankan untuk tetap dalam waiting room hingga giliran Anda tiba," ucap Joni.
Baca juga: Tiket Kereta Api Lebaran 2024 Sudah Bisa Dibeli, KAI Terapkan Sistem Antrean
Solusi jika kehabisan tiket karena antrean lama
Setelah selesai mengantre dan masuk ke tampilan jadwal kereta api, calon penumpang akan diberi waktu selama lima menit untuk memilih.
Selama jangka waktu tersebut, calon penumpang juga dapat menggeser menu tanggal ke tanggal sebelumnya atau tanggal berikutnya.
"Namun, jika dalam waktu lima menit tidak memilih jadwal kereta di halaman pemilihan jadwal kereta, Anda akan diarahkan kembali ke dalam waiting room," ungkap Joni.
Guna mempermudah pemesanan, pihaknya mengimbau calon penumpang untuk memperhatikan stabilitas jaringan internet.
Data-data yang akan diinput turut perlu disiapkan terlebih dahulu, salah satunya nomor induk kependudukan (NIK).
"Serta memperhatikan waktu proses pemesanan tiket agar lebih efisien," imbuh Joni.
Jika tiket yang ingin dibeli telah habis, menurut Joni, calon penumpang dapat memilih tanggal dan rute alternatif kereta api.
Calon penumpang juga dapat memanfaatkan fitur kereta persambungan atau connecting train di aplikasi Access by KAI.
Fitur tersebut akan membantu memberikan opsi perjalanan dengan mengombinasikan jadwal kereta api yang menyambung hingga stasiun tujuan.
Masyarakat pun tak perlu khawatir akan kehabisan tiket kereta api atau terserobot oleh pengguna lain.
Sebab, dengan menerapkan sistem antrean atau waiting room, KAI meyakini aliran pemesanan tiket lebih terorganisir, terutama pada saat trafik pemesanan tinggi.
"Fitur ini membantu memastikan bahwa website dan aplikasi tetap stabil dan pengguna dapat memesan tiket dengan lebih adil dan teratur," kata Joni.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.