Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Soroti Puting Beliung yang Terjang Jatinangor dan Rancaekek, Sebut sebagai Angin Terkuat di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar video
Angin puting beliung menerjang kawasan Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (21/2/2024) sore.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Angin puting beliung melanda Rancaekek dan Cicalengka, Kabupaten Bandung, serta Jatinangor dan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (21/2/2024) sore.

Angin puting beliung yang disertai hujan deras itu menyebabkan atap dari beberapa rumah rusak dan beberapa pohon tumbang.

Media asing pun tak luput untuk memberitakan mengenai angin puting beliung di sejumlah wilayah Jawa Barat itu.

Baca juga: BMKG Bantah Angin Kencang di Rancaekek dan Jatinangor Tornado

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut kata media asing soal angin puting beliung di Bandung dan Sumedang:

1. Reuters

Media asing Reuters memberitakan angin puting beliung yang ada di Jawa Barat dengan sebutan tornado, dalam beritanya yang berjudul "Indonesia investigates after first large-scale tornado strikes".

“Indonesia dilanda tornado dengan skala yang belum pernah tercatat di negara ini yang melukai sedikitnya 33 orang dan merusak bangunan, kata pejabat pemerintah,” tulis Reuters, Kamis (22/2/2024).

Reuters memberitakan bahwa ahli iklim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki angin puting beliung tersebut.

Media tersebut mengutip penjelasan Erma Yulihastin yang mengatakan bahwa fenomena itu mirip dengan jenis angin kencang yang sering terjadi di belahan Bumi utara.

Namun, mereka menekankan bahwa tornado itu berukuran kecil, sehingga disebut sebagai angin puting beliung.

"Hingga saat ini, hanya tornado yang lebih kecil, yang dikenal dengan sebutan 'angin puting beliung' yang pernah terjadi di Indonesia," tulisnya.

Selain itu, Reuters memberitakan bahwa angin puting beliung itu menyebabkan korban luka ringan.

Reuters juga mengungkapkan salah satu kesaksian seseorang bernama Kay Tiara.

“Ayah saya sedang duduk di teras kami dan tiba-tiba dia melihat plastik beterbangan dan berputar-putar. Tak lama kemudian, angin kencang datang mendekati rumah saya,” ujar Kay.

“Atap rumah saya langsung terbang. Saya dan keluarga berlindung di dalam rumah,” lanjutnya.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Puting Beliung Terjang Rancaekek dan Jatinangor, Jawa Barat

2. BBC

Media asal Inggris, BBC tak luput melaporkan terkait angin puting beliung tersebut dengan judul berita “Indonesia hit by some of strongest winds recorded”.

BBC memberitakan bahwa angin puting beliung yang melanda Bandung dan Sumedang itu menjadi angin terkuat yang pernah tercatat di Indonesia.

Mereka melaporkan bahwa angin puting beliung tersebut setidaknya melukai 33 orang, serta menyebabkan kerugian materiil merujuk pada video yang ada di media sosial.

“Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan puing-puing beterbangan di udara, atap-atap bangunan robek, dan sebagian toko serba ada runtuh," tulis BBC, Kamis.

3. The Straits Times

The Straits Times menyebut angin puting beliung yang terjadi pada Kamis adalah angin puyuh.

Adapun pemberitaan yang ditulis media tersebut berjudul “Indonesia investigates after first large-scale whirlwind strikes, injuring at least 33 people”.

Dalam beritanya, peneliti BRIN Erma Yulihastin mengatakan pihaknya akan merekonstruksi dan menyelidiki insiden tersebut.

Sementara mereka juga memberitakan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutnya sebagai angin puting beliung.

“Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia menggambarkan peristiwa tersebut sebagai angin puting beliung atau angin puyuh, karena intensitas dan cakupan kerusakannya yang terbatas,” tulis mereka, Kamis.

Baca juga: BMKG: Daerah Berpotensi Angin Puting Beliung 22-25 Februari 2024 dan Upaya Mitigasinya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi