Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Proses Terjadinya Gerhana Bulan? Berikut Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Mantaphoto
Ilustrasi proses terjadinya gerhana bulan.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Gerhana adalah fenomena langit yang menakjubkan di mana Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam posisi yang sejajar.

Dikutip dari laman Encyclopedia Britannica, gerhana adalah kondisi terhalangnya sebagian atau seluruh benda langit oleh benda langit lainnya.

Umumnya, fenomena gerhana terjadi ketika posisi tiga benda langit menjadi sejajar. Ada dua jenis fenomena gerhana yang umum terjadi yakni gerhana Matahari dan gerhana Bulan.

Masing-masing gerhana tersebut terjadi terjadi tergantung pada urutan posisi Bumi, Bulan, dan Matahari berada.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ada 4 Gerhana Sepanjang 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?


Selain itu, ada juga fenomena ini disebut okultasi, yakni jika ukuran benda yang mengalami gerhana jauh lebih kecil dibandingkan dengan benda yang mengalami gerhana.

Contohnya adalah hilangnya bintang, nebula, atau planet di belakang Bulan atau hilangnya satelit alami atau pesawat ruang angkasa di belakang suatu bagian tata surya.

Gerhana Matahari terjadi ketika posisi Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, kemudian ketiganya berada dalam posisi yang sejajar.

Baca juga: 4 Jenis Fenomena Gerhana Matahari, Apa Saja?

Lantas, bagaimana dengan gerhana bulan?

Bagaimana gerhana Bulan terjadi?

Gerhana bulan terjadi pada fase bulan purnama. Ketika Bumi berada tepat di antara Bulan dan Matahari, dan bayangan Bumi jatuh ke permukaan Bulan.

Bayangan tersebut kemudian meredupkan bulan dan terkadang mengubah permukaannya menjadi merah mencolok selama beberapa jam.

Dilansir dari laman Space.com, gerhana Bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga menimbulkan bayangan di permukaan bulan.

Bumi yang menghalangi matahari menghasilkan dua bayangan yang jatuh ke bulan saat fenomena gerhana bulan. Umbra adalah bayangan penuh dan gelap, lalu penumbra adalah bayangan luar sebagian.

Baca juga: 5 Negara yang Berhasil Mendarat di Bulan, Terbaru Ada Jepang

Selama gerhana bulan total, permukaan Bulan berubah warna menjadi merah. Penampakan tersebut disebabkan oleh interaksi sinar Matahari dengan atmosfer bumi.

Ketika sinar matahari mencapai Bumi, atmosfer menyebarkan dan menyaring panjang gelombang yang berbeda.

Panjang gelombang yang lebih pendek, seperti cahaya biru, tersebar ke luar, sedangkan panjang gelombang yang lebih panjang, seperti merah, dibiaskan ke dalam umbra Bumi.

Ketika bulan melewati umbra Bumi saat terjadi gerhana Bulan total, cahaya merah terpantul di permukaan Bulan, sehingga membuat bulan tampak berwarna merah.

Baca juga: Tahun Baru Imlek 2024, Fenomena New Moon dan Super New Moon Nyaris Berbarengan

Jenis-jenis gerhana Bulan

Gerhana Bulan hanya dapat terjadi saat Bulan purnama dan Anda dapat menyaksikannya tanpa perlu peralatan khusus, layaknya untuk melihat gerhana matahari.

Mengutip laman NASA, ada tiga jenis gerhana bulan tergantung pada posisi matahari, bumi, dan bulan pada saat fenomena tersebut terjadi, yaitu:

1. Gerhana bulan Total

Terjadi ketika bulan bergerak ke bagian dalam bayangan Bumi, atau umbra. Sebagian sinar matahari yang melewati atmosfer bumi mencapai permukaan Bulan, meneranginya dengan redup.

Semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, semakin merah Bulan tampak.

Baca juga: Fenomena Langka Super Blue Moon Hiasi Langit Malam Ini, Kapan Akan Terjadi Lagi?

2. Gerhana bulan penumbra

Jenis ini terjadi ketika Bulan bergerak melalui penumbra Bumi, atau bagian terluar bayangannya yang samar. Bulan akan sedikit redup sehingga sulit untuk diperhatikan.

3. Gerhana bulan sebagian

Keselarasan Matahari, Bumi, dan Bulan yang tidak sempurna mengakibatkan Bulan hanya melewati sebagian umbra Bumi.

Bayangan bumi tumbuh dan kemudian surut tanpa pernah menutupi permukaan Bulan seluruhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi