Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Remaja yang Kecanduan TikTok Memiliki Kesehatan Mental Buruk

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Nik
Ilustrasi TikTok
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Psychiatry Research pada Juli 2023 menemukan, remaja yang kecanduan TikTok mempunyai kondisi kesehatan mental yang buruk.

Studi dengan judul TikTok use and psychosocial factors among adolescents: Comparisons of non-users, moderate users, and addictive users ini menggunakan sampel 1.346 remaja.

Dalam studi ini, 51,8 persen merupakan remaja perempuan dan 48,2 persen merupakan remaja laki-laki.

Mereka yang terlibat dalam penelitian ini adalah 199 remaja tidak menggunakan TikTok sama sekali, 686 remaja merupakan pengguna yang wajar, dan 461 remaja tergolong kecanduan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Tren Hurkle-durkle, Rebahan di Kasur yang Banyak Diperbincangkan di TikTok


Hasilnya, pengguna yang sudah kecanduan TikTok menunjukkan kondisi kesehatan mental lebih buruk daripada mereka yang tidak menggunakan maupun bermain TikTok dalam waktu wajar.

Kondisi kesehatan mental yang dimaksud dalam penelitian terdiri atas berbagai hal, seperti tingkat depresi, kecemasan, stres, kesepian, kecemasan sosial, masalah perhatian, kepuasan hidup, serta kualitas tidur yang lebih rendah.

Tak hanya itu, remaja yang kecanduan TikTok juga menghadapi stres akademis yang lebih tinggi dan kinerja akademis lebih buruk.

Penelitian menunjukkan, mereka yang sudah kecanduan TikTok lebih banyak menjadi korban perundungan dan mempunyai hubungan dengan orangtua lebih buruk.

Secara keseluruhan, studi ini mengindikasikan bahwa pengguna TikTok yang kecanduan, mengalami situasi lebih tidak menguntungkan dalam hal kesehatan mental, keluarga, dan kondisi sekolah.

Baca juga: Cara Menonaktifkan Status Aktivitas di Tiktok untuk Menjaga Privasi

Kata ahli tentang dampak TikTok pada remaja

Psikolog asal Amerika Serikat Dr Jean Twenge menyatakan, algoritma TikTok merupakan sesuatu yang sangat canggih dan melekat, terutama pada remaja.

Hal ini akan membuat remaja akan terlibat dalam platform dan mempunyai jam menonton (watch time)  lebih lama.

Dalam laporan tahunan 2022, para pengguna TikTok menghabiskan rata-rata satu setengah jam per hari, dilansir dari CNN.

“Banyak remaja menggambarkan pengalaman menggunakan TikTok dan berniat menghabiskan waktu 15 menit, lalu menghabiskan dua jam atau lebih. Hal ini menjadi masalah karena semakin banyak waktu yang dihabiskan seorang remaja di media sosial,” ungkap Twenge.

Twenge menjelaskan, bahwa remaja yang sudah kecanduan TikTok akan meningkatkan peluang untuk mengalami depresi.

Menurut para psikolog, tingkat depresi di kalangan remaja juga mengalami peningkatan, seiring pertumbuhan ponsel pintar dan media sosial pada 2012.

Berdasarkan catatan Administrasi Layanan Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental Amerika Serikat, tingkat depresi remaja meningkat hampir dua kali lipat antara 2004-2019.

Baca juga: Universal Music Tarik Semua Lagunya dari TikTok, Tak Ada Lagi Taylor Swift dan Olivia Rodrigo

Trauma tambahan

Para peneliti mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah menggambarkan dampak platform terhadap kehidupan pengguna, terutama generasi muda.

Ketika dunia menerapkan penguncian, pengguna TikTok meningkat drastis.

Aplikasi ini dibanjiri oleh generasi muda yang mengunggah cerita bagaimana pandemi mengubah kehidupan mereka, dikutip dari The Guardian.

Peneliti yang mempelajari kesehatan mental dan media sosial, Yim Register mengatakan bahwa remaja akan memanfaatkan TikTok untuk terhubung satu sama lain di masa-masa lockdown.

Menurutnya, hal ini berkontribusi terhadap banyaknya orang yang mengunggah konten yang intim dan intens.

Para ahli sepakat, video tersebut dapat memberikan dukungan terhadap orang lain dan cara kreatif untuk mengatasi kesedihan.

Namun, di sisi lain, video kesedihan dapat memunculkan trauma tambahan bagi individu yang pernah mengalaminya.

Baca juga: Viral di TikTok, Foto Orang-orang Jawa yang Diduga Dibawa Belanda ke Suriname

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi