Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek di Jerman Ini Makan dari Sampah tapi Punya 10 Properti

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/pvproductions
Ilustrasi pemulung.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang kakek berusia 80 tahun di Jerman bertahan hidup dari makanan dan barang yang ditemukan di tempat sampah. Namun siapa sangka jika dia seorang miliarder.

Kakek bernama Heinz B. itu bahkan berpenampilan seperti seorang gelandangan yang tidak punya apa-apa.

Tapi aslinya dia punya banyak uang di bank dan memiliki sepuluh properti atas namanya.

Heinz mengaku tidak terlalu memerlukan uang dan menyukai hidup dari jalanan. Gaya hidup tersebut membuatnya dijuluki sebagai jutawan paling hemat di dunia.

Lalu, mengapa Heinz B. memilih hidup seperti tunawismawan meski dia seorang miliarder?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Gelandangan Ini Meninggal dengan Uang Warisan Rp 12,6 Miliar


Cara Heinz B. hidup dari jalanan

Heinz B. (80) menjalani hidupnya dengan makan makanan dan memakai barang-barang yang ditemukan di tempat sampah.

Sebelum pensiun, Heinz bekerja sebagai pejabat senior sekaligus insinyur kelistrikan di kantor telekomunikasi.

Dikutip dari Oddity Central (21/2/2024), Heinz menghabiskan sebagian besar waktunya menimbun barang-barang yang dibuang orang lain. Dia akan mengayuh sepedanya berkeliling Kota Daarmstadt, kota di barat daya Jerman, untuk mengumpulkan sampah.

Selain mengambil barang-barang yang dibuang orang lain, dia juga mengambil sisa-sisa makanan yang ditemukan di tempat sampah. 

Heinz mengaku mungkin memakai uang hanya untuk berbelanja minyak goreng atau semacamnya jika habis. Dia juga mengklaim hanya menghabiskan uang 5 Euro atau Rp 84.493 sebulan.

Dia memungut sisa makanan dari tempat sampah karena melihat banyak orang yang boros dan suka membuang makanan.

Menurutnya, orang-orang itu justru membuang uang yang bisa digunakan memberi makan sekeluarga.

“Saya hidup hemat, begitulah saya tumbuh dewasa!" serunya, dikutip dari The Sun (14/2/2024).

Heinz menjelaskan, dia hidup hemat karena tidak terlalu butuh uang untuk bertahan hidup. Dia senang hidup dari makanan yang ditemukan di tempat sampah dan menimbun barang yang dibuang orang lain.

Selain makan dari sampah, tetangga sekitar rumahnya sering menggantungkan makanan yang sudah dibuang dan kedaluwarsa di pagar rumah Heinz.

Sebagai imbalan, kakek itu akan memberi mereka barang-barang yang kualitasnya masih bagus dari timbunan sampah di kebun rumahnya.

Heinz memang suka mengumpulkan barang yang dia temukan di jalan. Namun, barang itu hanya yang bisa dibawa dengan sepeda sebagai alat transportasi utamanya.

Baca juga: Ramai di Medsos, Apa Arti Frugal Living?

Aslinya orang kaya

Heinz diketahui hanya memiliki 15 euro atau sekitar Rp 253.479 dalam rekeningnya per 2024. Namun, rekening itu kosong karena dia baru membeli rumah sebagai properti kesepuluh atas namanya.

Pria itu menarik 700.000 euro atau Rp 11.829.020.448 dari rekening untuk beli rumah. Uang 100.000 euro atau Rp 1.689.860.064 ditransfer ke deposito berjangka untuk menghasilkan bunga.

Meski tampak miskin, Heinz tahu cara menambah kekayaannya. Dia juga punya tujuh rumah dan dua apartemen yang sebagian disewakan.

Karena sudah tidak bekerja, mantan pekerja listrik itu mendapat uang pensiunan 3.600 euro atau lebih dari Rp 60 juta ditambah dana lain 156 euro atau Rp 2,6 juta.

Namun, dia hanya memakai uang itu untuk membayar laptop dan kuota internet. Dia tidak pakai ponsel karena akan mengeluarkan biaya tambahan 10 euro (Rp 170.000).

Kesepuluh properti yang Heinz miliki berada di sekitar daerahnya. Ini membuat dia hanya tinggal pergi ke properti itu dengan sepeda jika perlu perbaikan.

Uniknya, dia tidak mau membayar orang untuk memperbaiki kerusakan di properti tersebut dan memilih melakukannya sendiri. Heinz tidak mau membayar 55 euro (Rp 930.000) hanya untuk perbaikan setengah jam.

Sebagian besar rumahnya bahkan tidak disewakan karena biaya sewa tidak dapat menutupi biaya pemeliharaannya. Dia juga tidak butuh uang tambahan dari penyewaan properti itu.

Walau tidak disewakan, Heinz sengaja menggunakan uangnya ke bisnis real estate karena menilai kerugian inflasi di bidang tersebut paling rendah.

Kini setelah berusia lanjut, Heinz mengaku tidak punya rencana akan mewariskan properti-properti tersebut kepada siapa. 

“Saya punya beberapa sepupu jauh, tapi mereka tidak bisa membayar pajak warisan," ujar dia.

Karena tidak memiliki orang yang bisa diajak berbagi, dia mempertimbangkan akan memberikan rumah kepada penyewanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi