Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Perancis Demo Bangun Tembok Cegah Politikus Keluar, Ada Apa?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@MarioNawfal
Tangkap layar video petani Perancis bangun tempok saat demo untuk mencegah politikus keluar kota [Twitter/@MarioNawfal].
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Petani Perancis melakukan demo dengan membangun tembok di luar kota untuk mencegah para politikus keluar.

Aksi demonstrasi petani Perancis tersebut dibagikan melalui video lewat akun media sosial X @MarioNawfal, Sabtu (24/2/2024).

Dalam videonya, tampak beberapa petani laki-laki asal Perancis membuat balok beton untuk membangun tembok di luar pagar kota.

"FRENCH FARMERS BUILD A WALL TO KEEP THE POLITICIANS IN," tulis pengunggah.

Video aksi petani Perancis yang bangun tembok saat demo lantas viral. Hingga Minggu (25/2/2024), unggahan tersebut tayang 8,1 juta kali, disukai 100.000 warganet, dan dibagikan 21.000 kali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan para petani di Perancis?

Baca juga: Petani Kanada Didenda Rp 937 Juta karena Pakai Emoji Jempol, Begini Kisahnya


Demo bangun tembok ala petani Perancis

Ratusan petani Perancis melakukan demonstrasi pada Jumat (23/2/2024) sehari sebelum pembukaan Salon de l'Agriculture, pameran pertanian internasional tahunan di sana.

Diberitakan media lokal RTL, ratusan petani dari Prefektur Sarthe mengendarai traktor memasuki pusat Kota Le Mans yang berada sebelah barat laut Perancis.

Para petani berkumpul di depan gerbang alun-alun Place Aristide-Briand yang menjadi batas kota tersebut. Mereka memarkirkan traktor di sepanjang alun-alun prefektur dan jalur trem sekitarnya hingga menutupi jalan.

Kemudian, berbekal bahan-bahan bangunan yang mereka bawa, para petani ini membuat balok-balok beton untuk membangun tembok yang menutup gerbang akses ke luar Le Mans.

Dikutip media lokal Sweet FM, para petani mengisi traktornya dengan balok beton, kantong semen, pasir, air, dan alat pengaduk semen.

Secara terorganisir, para demonstran mendirikan bangunan setinggi kira-kira tiga meter dengan balok beton tersebut. Mereka kemudian menyemprotkan cat ke tembok dengan tulisan "Tembok Kemarahan".

Aksi tersebut berlangsung dalam suasana yang ramah. Para petugas polisi hanya mengawasi para demonstran dari jarak yang aman dan tidak mengintervensi.

Setelah itu, para petani menyebarkan ribuan ban bekas dan bola-bola dari tumpukan jerami ke sepanjan alun-alun.

Namun, dilansir dari Ouest France, alun-alun Prefektur Sarthe kembali seperti semula pada Sabtu (24/2/2024) pagi. Tidak ada bekas tembok atau sisa-sisa aksi para petani yang dilakukan sehari sebelumnya.

Baca juga: Selandia Baru Berencana Pungut Pajak ke Petani atas Sendawa dan Kentut Sapi, untuk Apa?

Alasan petani Perancis bangun tembok

Seorang peternak sapi perah bernama Alexis yang terlibat aksi tersebut mengungkapkan, aksi tersebut dilakukan karena para petani dan pekerja marah kepada pemerintah Perancis.

Mereka merasa tidak didengarkan oleh pemerintah dalam membuat kebijakan pertanian sehingga terpaksa berdemonstrasi.

"Aksi yang bertujuan untuk menunjukkan kemarahan kita dengan menyentuh apa yang menjadi milik negara," tegasnya.

Sementara serikat pekerja di Perancis menyebut, demonstrasi ini dilakukan dengan tujuan membuat banyak keributan agar suara mereka didengar pemerintah.

Diberitakan France Bleu Maine, para pengunjuk rasa mendapat dukungan dari masyarakat. Warga bahkan bertepuk tangan saat traktor melintas. Demonstrasi ini menyebabkan lalu lintas trem terhenti.

Tak hanya di Le Mans, dikutip dari France24, petani di Paris melakukan aksi serupa dengan menghalangi jalan utama menggunakan tumpukan jerami dan traktor, Jumat (23/2/2024).

Selain itu, banyak traktor sengaja berjalan lambat pada jam sibuk pagi hari. Peti-peti berisi tomat, kubis, dan kembang kol bahkan dibiarkan berserakan di jalan raya.

Baca juga: Mengenal Demo Rompi Kuning Perancis, Disinggung Gibran di Debat Pilpres 2024

Tuntutan petani Perancis

Petani Perancis melakukan aksi protes tersebut untuk menuntut kesejahteraan dan memprotes kebijakan pemerintah yang memberatkan.

Dilansir dari Reuters, para petani mengaku tidak dibayar dengan cukup. Padahal, mereka dibebani pajak, peraturan ramah lingkungan, dan persaingan tidak sehat dari luar negeri.

Mereka juga menuntut penegakan hukum yang lebih baik untuk menjaga stabilitas harga produk pertanian dari tingkat petani.

Serikat petani juga menyerukan keringanan pajak bahan bakar diesel untuk kendaraan pertanian, subsidi pertanian, asuransi kesehatan dan iklim, serta bantuan bagi pembuat anggur dan petani organik.

Pemerintah menyatakan akan segera menerapkan Undang-undang Egalim yang baru terkait pertanian di Perancis. Serikat petani menyambut baik langkah tersebut namun menyatakan beberapa tuntutan masih belum terjawab pemerintah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi