Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Soroti Program Makan Gratis Prabowo, Ancam Anggaran Negara

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/DHEMAS REVIYANTO
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya usai menyampaikan pidato saat menghadiri acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Prabowo-Gibran menggelar pidato kemenangan usai sejumlah lembaga survei menempatkan capres-cawapres nomor urut 2 unggul atas dua pesaingnya dengan perolehan suara 51-60 persen.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Program makan siang gratis yang digagas calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mendapatkan sorotan sejumlah media asing. 

Salah satu sorotan itu menyangkut biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan program makan siang gratis tersebut. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas program tersebut bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju meski Prabowo belum resmi jadi presiden Indonesia.

Berikut isi pemberitaan sejumlah media asing yang membahas program makan siang gratis yang akan diterapkan Prabowo.

Baca juga: Program Makan Siang Gratis Akan Masuk APBN 2025, Dibahas di Sidang Kabinet Jokowi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


1. Makan siang gratis untuk atasi kemiskinan

New Naratif memberitakan program makan siang gratis berjudul "What Can We Expect from Prabowo-Gibran’s Regime in Alleviating Poverty and Precarity in Indonesia?".

Media yang berbasis di Malaysia ini menyebut, Prabowo-Gibran merancang program makan siang dan susu gratis untuk mengentaskan kemiskinan. Ini sesuai dengan tujuan Indonesia Emas 2045.

Meski begitu, media ini juga menyoroti program tersebut mendapatkan kritikan karena didanai dari pemotongan subsisi bahan bakar.

2. Orang miskin dapat makan gratis pertama

Asia News Network menuliskan program Prabowo-Gibran tersebut dalam artikel "Prabowo Team Says Poor Regions Will Get Free Meals First".

Media asal Singapura tersebut menyebut, program makan siang dan susu gratis ditujukan untuk 82,9 juta anak sekolah secara bertahap. Anak-anak yang tinggal di kawasan pedesaan akan diutamakan.

Mereka mengutip pernyataan anggota tim kampanye Prabowo-Gibran Drajad H. Wibowo yang mengatakan setiap anak akan mendapatkan makan siang senilai Rp 15.000 dengan isi telur, ayam, atau sapi.

Produk makan siang tersebut akan didistribusikan ke sekolah atau melalui otoritas pemerintah daerah untuk didistribusikan kepada individu yang dituju.

Baca juga: Soal Anggaran Makan Siang Gratis, Airlangga: Kira-kira Rp 15.000 Per Anak

3. Anggaran Indonesia berpotensi defisit

Reuters menerbitkan berita "Indonesia May Widen Fiscal Deficit to Fund Free School Lunch, Document Shows" terkait program makan siang gratis Prabowo.

Media Inggris ini mengungkapkan, program unggulan Prabowo-Gibran tersebut akan berpotensi memperluas defisit anggaran Indonesia.

Sebab data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menunjukkan program tersebut dapat menambah defisit anggaran sebesar 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2025 jika diterapkan.

Hal ini terjadi jika 58 juta anak usia satu tahun hingga akhir sekolah dasar menerima satu kali makan senilai Rp 15.000 selama lima hari dalam seminggu. Total anggaran biayanya sebesar Rp 193,2 triliun.

Perhitungan tersebut mengasumsikan defisit anggaran tahun 2025 kurang dari 2,5 persen PDB dan pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,3 hingga 5,6 persen.

Sebagai perbandingan, defisit fiskal Indonesia pada 2024 ditetapkan sebesar 2,29 persen PDB, sedangkan target ekonomi tumbuh sebesar 5,2 persen.

Biaya tersebut akan turun sekitar sepertiga dari totalnya jika program ini hanya ditawarkan kepada anak-anak dari rumah tangga berpendapatan rendah.

4. Biaya terlalu mahal

US News mengulas soal program makan siang gratis dalam artikel berjudul "Indonesia Prabowo's School Meal Programme to Cost $7.7 Billion in First Year".

Media asal Amerika Serikat ini menyatakan, program Prabowo membutuhkan biaya yang sangat mahal dan dapat merusak rekam jejak disiplin fiskal Indonesia.

US News memberitakan, tim Prabowo-Gibran akan menggelontorkan total biaya Rp 450 triliun untuk mencapai tahap akhir program ini pada 2029. Namun, dibutuhkan biaya 100-120 tiliun pada tahun pertama di 2025.

Tim Prabowo juga memperkirakan program ini membutuhkan 6,7 juta ton beras, 1,2 juta ton ayam, 500.000 ton daging sapi, 1 juta ton ikan, 4 juta kiloliter susu, serta sayuran dan buah-buahan setiap tahun.

Di sisi lain, media tersebut juga menyoroti undang-undang Indonesia melarang defisit fiskal tahunan melebihi 3 persen PDB agar menjamin pengelolaan kebijakan fiskal yang bijaksana.

Baca juga: Begini Strategi Prabowo-Gibran Wujudkan Program Makan Siang Gratis

5. Negara abai dengan batas anggaran

Financial Post merilis artikel berjudul "Free Milk and Cash Gifts Raise Risks to Indonesia and Thailand Ratings" terkait program makan siang gratis.

Media Kanada tersebut mengungkapkan, pemimpin baru Indonesia berisiko mengabaikan batasan anggaran negara demi memenuhi janji kampanye yang mahal berupa pemberian makan siang gratis.

Financial Post menyoroti mahalnya biaya program tersebut diperkirakan memengaruhi defisit anggaran negara. Para pakar ekonomi bahkan telah memperingatkan peningkatan risiko fiskal jangka menengah di Indonesia.

Ahli menyebut, penerapan kebijakan tersebut kemungkinan besar hanya memberikan pertumbuhan sementara dan sulit dipertahankan.

Sebaiknya, dana itu digunakan untuk bidang lain yang lebih produktif seperti infrastruktur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi