Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pulau Kucing di China, Rumah bagi Ratusan Kucing Liar Sebelum Diadopsi Manusia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Bachkova Natalia
Ilustrasi kucing. Pulau Kucing atau Cat Island di dekat Shanghai, China.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Berfungsi sebagai tempat pengelolaan hewan liar, Cat Island atau Pulau Kucing di China menyajikan pemandangan ratusan kucing liar bersantai dan berlarian di hamparan rumput.

Tempat yang dikenal sebagai Stray Cat Island ini menampilkan dekorasi oranye terang dan beragam elemen yang berhubungan dengan kucing.

Bukan hanya tempat rekreasi, Pulau Kucing adalah sebuah taman bermain yang menjadi rumah sementara bagi kucing liar sebelum diadopsi.

Dilansir dari Shanghai Daily, Rabu (6/12/2023), tempat dengan lebih dari 400 kucing ini terletak hanya beberapa mil dari Shanghai Disneyland, China.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Pulau Kucing dulunya adalah hewan liar di Shanghai, sebuah kota berpenduduk 25 juta orang yang diperkirakan memiliki antara 400.000 hingga 1,5 juta ekor kucing.

Pembangunan pulau ini salah satunya sebagai upaya untuk membendung ledakan populasi liar dan rumah bagi beberapa kucing yang telah dikebiri.

Baca juga: Spesies Baru Kucing Purba Ditemukan di Spanyol, Tubuh Kecil tapi Mampu Buru Hewan Besar


Pulau Kucing di China

Pulau Kucing dibangun pada akhir 2022, beberapa bulan setelah lockdown akibat pandemi Covid-19 di Shanghai resmi berakhir.

Kala itu, sebuah yayasan nirlaba yang berafiliasi dengan pemerintah membuka fasilitas Shanghai Pet Base seluas 130 hektar, termasuk Cat Island di dalamnya.

Dikutip dari Washington Post, Senin (26/2/2024), mereka berkonsentrasi pada penangkapan dan sterilisasi hewan liar, kemudian mengembalikannya ke komunitas tempat hewan ditemukan.

Jika hal tersebut tidak memungkinkan, pemerintah dan yayasan akan memulangkan kucing liar ke Pulau Kucing yang baru dibangun.

"Inilah yang dapat kami lakukan, di sini dan saat ini," kata pejabat yayasan yang bertanggung jawab atas Cat Island and Pet Base, Zha Zhenliang.

"Kami berharap setiap kompleks (apartemen) dapat memiliki Pulau Kucing sendiri yang merupakan tempat yang aman bagi kucing," imbuhnya.

Menurutnya, kehadiran tempat semacam Pulau Kucing akan membebaskan mamalia ini untuk bertingkah dan bermain sepuasnya.

Kucing-kucing juga tak perlu khawatir akan makanan karena selalu tersedia setiap saat tanpa ada pihak yang memprotes.

Sebab selama ini, memberi makan kucing liar sering kali menjadi kegiatan kontroversial yang menimbulkan konflik antara pencinta kucing dan tetangga yang tak suka.

Baca juga: Ramai soal Kucing Busok Ras Asli Indonesia yang Diakui Dunia, Kucing Apa Itu?

Belajar jadi pemilik bertanggung jawab

Bagi petugas Pulau Kucing, seperti dikutip laman Sixth Tone, Kamis (25/1/2025), merawat kucing liar adalah hal yang sulit tetapi bermanfaat.

Mereka berharap pusat ini dapat menginspirasi proyek serupa lainnya di seluruh negeri dan mengedukasi masyarakat tentang cara menjadi pemilik hewan peliharaan yang bertanggung jawab.

Untuk bermain bersama kucing di tempat ini, calon pengunjung harus menempuh perjalanan ke lokasi terpencil dan berumput di luar Shanghai.

Lokasi semi pedesaan tersebut dipilih untuk menghindari ketidaknyamanan dari masyarakat sekitar.

Pengunjung juga dapat membawa pulang atau mengadopsi kucing dengan terlebih dahulu menyelesaikan kursus perawatan hewan peliharaan.

Nantinya, pihak Pulau Kucing akan memeriksa rumah calon pemilik kucing melalui panggilan video untuk mengetahui apakah sudah sesuai atau belum.

Zha mengungkapkan, banyak penduduk Shanghai yang sadar akan status dan menginginkan kucing tetapi hanya untuk dibanggakan di media sosial.

Oleh karena itu, banyak orang yang memilih untuk membeli atau mengadopsi kucing ras murni, bukan kucing liar yang ditawarkan Cat Island.

"Rata-rata orang di sini melihat seekor kucing dan berpikir, apakah mereka bernilai uang atau tidak, apakah mereka bersih atau tidak, padahal sebenarnya satu-satunya perbedaan adalah kondisi kucingnya," kata Zha.

"Jadi kita perlu lebih banyak mengatur manusia daripada kucing," lanjutnya.

Adapun dalam jangka waktu 18 bulan terakhir, sekitar 130 kucing di Pulau Kucing telah diadopsi oleh masyarakat.

Baca juga: Dari Ragdoll, Persia, hingga Sphynx, Berikut 10 Ras Kucing Paling Populer di Dunia

Perlindungan satwa liar

Di sisi lain, masyarakat dan beberapa anggota parlemen telah mengusulkan perluasan perlindungan satwa liar hingga hewan pendamping.

Seiring perubahan masyarakat, Zha memandang undang-undang perlindungan hewan sebagai hal yang penting.

"Tanpa undang-undang perlindungan, kita harus menetapkan standar sosial yang mengisolasi dan memasukkan pelaku kekerasan terhadap hewan ke dalam daftar hitam," ungkap Zha.

Senada, pendiri shelter kucing di Shanghai barat, Nekoshelter, Angelika Ma mengatakan, edukasi merawat hewan sebagai hewan peliharaan ditambah hukuman bagi orang yang menelantarkan hewan, sangat diperlukan.

Namun, pihak berwenang juga harus mengatasi perkembangbiakan kucing dan anjing ras yang berlebihan.

Menurut Ma, saat upaya untuk merumahkan kembali kucing-kucing yang dikebiri terus berlanjut, permasalahan lonjakan populasi hewan liar perlahan-lahan dapat teratasi.

"Mereka harus mulai mencoba mencari akar masalahnya," ujar Ma.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi