Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yu-sol, Kepala Desa Termuda di Desa Penuh Lansia di Korsel

Baca di App
Lihat Foto
news.naver.com
Potongan koran Hankyoreh tanggal 26 Februari 2024 memperlihatkan Kim Yu-sol, kepala Desa Yongam di Wando, Jeollanam-do, menyapa salah satu warganya yang lansia Gu Chun-im
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Desa Yongam, Wando, Jeollanam-do, Korea Selatan dihuni warga yang mayoritas lanjut usia (lansia). Rata-rata usia penduduk di desa tersebut adalah 68 tahun.

Namun, Desa Yongnam dipimpin seorang perempuan yang baru berusia 27 tahun sebagai kepala desa di sana.

Ya, ini kisah Kim Yu-sol yang dipilih menjadi kepala desa termuda di Desa Yongnam berkat kemampuannya yang menarik perhatian para tetua dan mantan kepala desa.

Sempat dipandang sebelah mata oleh para warga, Kim Yu-sol berhasil membuktikan dia mampu membantu kehidupan di desa tersebut.

Namun meski menjadi kepala desa Yongam dalam usia muda, Yu-sol sebenarnya pernah bertekad keluar dari desa masa kecilnya itu untuk hidup di kota besar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Pria yang Dipenjara 20 Tahun atas Kasus Pembunuhan, Ternyata Polisi Salah Tangkap


Sempat tidak suka tinggal di Yongnam

Kim Yu-sol (27) menarik perhatian berkat kisahnya menjadi kepala desa termuda di Yongnam saat baru berusia 27 tahun.

Sebelum menjadi kepala desa, Yu-sol pernah memutuskan pergi meninggalkan Yongnam menuju ibukota Seoul, Korea Selatan karena merasa frustasi tinggal di kampung halamannya tersebut.

“Bahkan jika aku mati, aku akan mati di Seoul," ujarnya, diberitakan media lokal Hankyoreh (26/2/2024).

Perempuan yang lahir dan besar di Kabupaten Wando ini mengaku benci tinggal di sana karena banyak orang yang akan mengenalinya ke mana pun dia pergi.

Yu-sol juga bermimpi menjadi seorang desainer. Namun, tidak ada akademi yang cocok dengan jurusan tersebut di Wando. Setelah menyelesaikan sekolah menengah, Yu-Sol berangkat ke Seoul.

“Saya turun di Pintu Keluar 9 Stasiun Universitas Hongik, dan ini adalah pertama kalinya saya didorong oleh orang-orang," ceritanya.

Baca juga: Kisah Kucing Oyen 2 Kali Tersangkut Dinding, Diselamatkan Damkar

Di Seoul, Yu-sol menyewa kamar kosbernama goshiwon yang hanya seluas sekitar 3,5 meter persegi.

Dia lalu mendaftar kuliah di akademi swasta dan sering membeli barang-barang yang dulu hanya bisa dilihat secara online.

Yu-sol juga senang karena tidak ada orang asing yang memperhatikannya di jalan. Menurut dia, Seoul memberi kebebasan karena tidak ada orang yang mengenalinya.

Sayangnya, kebebasan hidup di Seoul lama-kelamaan membuat Yu-sol bosan. Dia hanya bertahan tinggal di ibukota selama kurang lebih tiga tahun.

“Saya sangat menyukai laut Wando yang tenang,” kata dia. 

Yu-sol akhirnya memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Seoul. Dia pulang kampung untuk memulihkan tenaga dan menghibur dirinya yang lelah dengan pemandangan Wando.

Baca juga: Ilmuwan Korsel Kembangkan Beras Hibrida yang Mengandung Protein Daging Sapi

Alasan jadi kepala desa termuda

Yu-sol yang lelah dengan kehidupan kota memilih pulang ke Desa Yongnam dan memulai pekerjaannya yang baru.

Dikutip dari media lokal Hani (26/2/2024), Yu-sol memanfaatkan pengalamannya bekerja di studio foto Seoul untuk membuka studio foto di Yongnam.

Dia juga mendirikan program penginapan di Wando bersama teman-teman dari kampung halamannya. Program bernama Wanmangjinchang ini menawarkan proyek bagi orang yang mau tinggal di Wando selama sebulan.

Aktivitas Yu-sol menarik perhatian mantan kepala desa Yognam dan membuatnya ditawari memimpin desa tersebut.

Yu-sol sadar seorang kepala desa harus mengerjakan banyak hal. Namun, dia menerima tawaran tersebut karena merasa perlu membalas budi terhadap kampung halaman yang telah merawatnya.

Sayangnya, langkah Yu-sol sebagai kepala desa tidak mudah. Banyak tetua desa merasa skeptis dengan kemampuan seorang perempuan berusia 20-an dalam memimpin mereka.

Baca juga: Atasi Resesi Seks, Korsel Bayar Pembekuan Sel Telur dan Gelar Kencan Massal

Pembuktian Yu-sol ke desa

Punya warga yang mayoritas lansia berusia 60-an tahun membuat Yu-sol berusaha mengajak para tetua desa berdialog dalam rapat umum desa.

“Ceritakan kepada saya apa yang para tetua ketahui dengan baik, dan sebagai seorang anak, saya bisa mengajari mereka apa yang saya ketahui dengan baik,” katanya saat itu.

Meski begitu, para tetua desa awalnya tidak senang dengan pemimpin muda desa tersebut.

Respons mereka baru membaik usai mengetahui kakek Yu-sol dari pihak ibunya juga tinggal di Yongnam. Para tetua desa menilai kakek Yu-sol sebagai pria baik.

Tahun pertama kepemimpinan Yu-sol di Desa Yongnam diwarnai berbagai kesulitan. Dia harus memimpin pemusnahan rumah terbengkalai, memasang lampu jalanan, dan mengajari para lansia cara menggunakan ponsel untuk mengirim pesan teks.

"Karena ini pertama kalinya saya melakukan ini, saya membuat banyak kesalahan," ujar Yu-sol.

Namun seiring waktu, dia terbiasa dengan pekerjaan tersebut dan mampu menangani permasalahan di Yongnam dengan terampil.

Yu-sol juga mengira, para tetua desa merasa tidak puas dengan kinerjanya karena tidak mengatakan apapun kepada dia.

Kenyataannya, para tetua sengaja diam karena takut Yu-sol dan mereka merasa tersakiti. Mereka bahkan telah menganggap Kim Yu-sol sebagai cucu sendiri.

Kini, Yu-sol meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita para tetua desa dan mengadakan makan siang bersama di pusat lansia. Para tetua desa juga tidak ragu berbicara terlebih dahulu dengan Yu-sol.

Para tetua desa bahkan telah memanggil Kim Yu-sol dengan "kepala" yang menunjukkan jabatan kehormatannya. Mereka ingin Yu-sol merasa dihargai dan tidak diabaikan meski masih berusia muda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi