Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bromat, Senyawa yang Terbentuk dalam Pengolahan Air Mineral

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/yanik88
Ilustrasi air minum dalam kemasan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Bromat adalah senyawa kimia yang terbentuk di dalam air selama proses ozonisasi ketika terdapat ion bromida, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Proses ozonisasi ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa, dan warna pada air sehingga membuatnya lebih murni.

Beberapa faktor akan memengaruhi terbentuknya bromat, seperti konsentrasi ion bromida, PH air, kadar ozon, serta waktu kontak bromida dan ozon yang digunakan untuk disinfeksi.

Baca juga: Apakah Air Mineral Bisa Basi?


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyawa bromat di air mineral

Peneliti Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Joddy Arya Laksmono mengungkapkan bromat atau bromate, merupakan senyawa yang terbentuk dalam proses pengolahan air mineral.

"Air mineral yang berasal dari sumber alami mengandung berbagai jenis mineral dalam bentuk garam yang kemudian terionisasi menjadi ion-ion dan terkandung dalam air mineral alami tersebut," jelas Joddy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/2/2024).

Dia menuturkan, ion bromide terbentuk dari proses intrusi atau perembesan air laut ke sumber air tawar, pembuangan limbah industri, penggunaan metil bromide pada tanaman, ataupun proses pelarutan mineral dari formasi geologi.

Ion bromide yang terkandung dalam air mineral akan bereaksi secara kimiawi dan teroksidasi dengan ozon saat proses sterilisasi sehingga membentuk ion bromat.

Joddy mengatakan, bromat dapat memengaruhi bioaktivitas manusia dan hewan. Senyawa ini memiliki sifat karsinogenik atau bisa memicu kanker.

"Pengecekan yang terukur perlu dilakukan terhadap sumber bahan baku air mineral alami agar dapat mendeteksi sedari dini jika terdapat kandungan ion yang tidak diinginkan seperti ion bromide," tegas dia.

Oleh karena itu, Joddy menyebutkan, perlu dilakukan perlakuan khusus untuk menghilangkan kandungan ion bromide dalam sumber bahan baku air mineral alami.

Air yang mengandung ion bromide dapat diproses salah satunya melalui metode Reverse Osmosis untuk menghilangkan 93-96 persen ion bromide dari air minum.

Baca juga: Viral Unggahan Air Mineral 1,5 Liter untuk 1 Minggu, Bagaimana Anjuran Kebutuhan Air yang Baik?

Batas aman bromat di air mineral

Terpisah, Koordinator Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Eka Rosmalasari memastikan, air mineral yang beredar di Indonesia memiliki kadar bromat yang masih dalam batas aman.

Hal tersebut diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disesuaikan dengan jenis produknya separti air mineral (SNI 3553:2015), air demineral (SNI 6241:2015), air mineral alami (SNI 6242:2015), dan air minum embun (SNI 78122013).

"Senyawa bromat dalam produk AMDK masih dapat ditoleransi dengan batas maksimal 0,01 mg/l sesuai dengan SNI Air Mineral dan SNI Air Demineral," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/2/2024).

Ini berarti, air mineral kemasan yang dijual di Indonesia tidak memiliki kandungan bromat di atas 0,01 mg/l sehingga masih aman dikonsumsi.

Di sisi lain, Eka menambahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatur kadar maksimal bromat pada air minum sebesar 0,01 mg/l sesuai Consensus WHO Drinking Water Guideline.

Dia menyatakan, BPOM rutin melakukan pengawasan terhadap air minum kemasan yang beredar di Indonesia, termasuk kadar bromat yang terkandung di dalamnya.

"Hasil pengawasan tersebut menunjukkan bahwa AMDK yang beredar saat ini masih memenuhi persyaratan keamanan dan mutu," tegasnya.

Eka memastikan BPOM selalu mengedepankan pembuktian ilmiah dan objektif dalam proses pengawasan peredaran obat dan makanan. Ini termasuk dengan melakukan pengujian terhadap air minum tersebut sebelum diedarkan.

Baca juga: Apa Itu BPA, Disebut BPOM Kontaminasi Air Minum Galon Isi Ulang?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi