Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monyet Turun Gunung ke Permukiman di Dago Bandung, Ini Kemungkinan Penyebabnya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Juan Rumimpunu
Ilustrasi monyet.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Sekawanan monyet ekor panjang dilaporkan turun gunung dan berkeliaran ke kawasan permukiman warga di Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, sejak Selasa (27/2/2024).

Informasi tersebut dibenarkan oleh Pengendali Ekosistem Hutan Tahura Ir. H. Juanda, Dicky.

"Iya betul, informasi ada beberapa monyet ekor panjang yang masuk ke pemukiman warga," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/3/2024).

Dia menyampaikan, ada sekitar 4-5 ekor monyet ekor panjang yang berkeliaran ke permukiman warga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, dari mana asal kawanan monyet di Dago, Bandung? Mengapa bisa muncul di permukiman warga?

Baca juga: Tentang Kera dan Monyet

Dugaan penyebab monyet masuk ke permukiman warga

Dicky menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan asal dan penyebab monyet ekor panjang itu masuk ke permukiman warga.

Namun, Jika dilihat dari lokasi kemunculan hewan tersebut, Dicky menduga sekawanan monyet ekor panjang itu berasal dari Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda, Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Mungkin, bisa jadi dari Tahura Ir. H. Djuanda, karena dekat," kata dia.

Dicky menduga, penyebab kawanan monyet ekor panjang berani masuk ke permukiman warga di kawasan Dago karena hewan tersebut keluar dari koloninya.

"Kalau saya melihat dari jumlah yang masuk ke pemukiman warga ada 4-5 ekor. Bisa jadi juga karena mereka dikeluarkan dari koloninya atau bisa juga mencari teritori," kata Dicky.

Sebab, secara naluriah monyet akan hidup secara berkelompok. Biasanya satu jantan mengetuai satu kelompok.

Kemungkinan, kawanan monyet tersebut menganggap bahwa wilayah perkotaan adalah area kosong sehingga bisa dikuasai.

Akan tetapi, berdasarkan kebiasaan monyet ekor panjang di kawasan Tahura, hewan ini tidak berani keluar dari kawasan tersebut.

Baca juga: Kerap Meresahkan Warga, Begini Cara Usir Monyet dari Permukiman

Selain itu, penyebab lainnya monyet turun gunung masuk ke permukiman warga juga bisa karena ketersediaan pangan yang menipis di habitatnya.

Namun, hal itu kemungkinan tidak terjadi di Tahura Ir. H. Djuanda. Dicky menyampaikan bahwa ketersediaan pangan di sana masih mencukupi.

"Melihat ketersedian pakan satwa di Tahura Ir. H. Djuanda, saat ini masih mencukupi untuk monyet ekor panjang," kata dia.

Di luar spekulasi di atas, Dicky menyebutkan kemungkinan lain, bisa saja kawanan monyet liar itu sengaja dilepaskan oleh oknum.

Terpisah, Ketua Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menyampaikan, fenomena invasi monyet ekor panjang ke permukiman warga terkadang juga bisa menjadi pertanda bencana alam.

"Kelompok monyet tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Kamis (29/2/2024).

Dia menjelaskan, jarak waktu terjadinya bencana dari berpindahnya hewan tersebut biasanya relatif cepat. Hal ini karena primata tersebut memiliki insting yang lebih kuat.

Baca juga: Monyet Retro Hasil Kloning Ilmuwan China, Bisa Bertahan Hidup Lebih dari 3 Tahun

Upaya penangkapan monyet ekor panjang

Terpisah, Dinas Kebakaran Dan Penanggulangan Bencana (PB) Bandung, yang turut menangkap satwa liar monyet ekor panjang, masih melakukan penanganan kasus satwa liar monyet di Kota Bandung tersebut.

Namun, hingga Jumat (1/3/2024), Wadanru Rescue Diskar PB Kota Bandung, Totoy Yuhasmana mengatakan, belum ada satupun monyet ekor panjang yang tertangkap.

"Kami sudah 4 hari, sudah berupaya terus tapi tidak ada satupun yang tertangkap," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (1/3/2024).

Pihaknya mengaku mengalami hambatan dalam proses penangkapan satwa liar itu, terutama terkait keterbatasan perlengkapan penangkapan.

Totoy mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan dari pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang lebih berwenang menangani kasus tersebut.

Meskipun begitu, pihaknya memastikan akan terus melakukan penangkapan satwa liar tersebut kapan saja sejauh adanya laporan pengaduan dari warga.

"Kami bertindak sesuai dengan pengaduan dari warga," jelasnya.

Baca juga: Cara Mengusir Monyet Liar agar Tidak Dikejar, Jangan Ditatap dan Senyum ke Arahnya

Imbauan Tahura

Menindaklanjuti invasi kawanan monyet ekor panjang yang masuk ke permukiman warga, pihak Tahura Ir. H. Djuanda mengimbau agar warga tidak memberikan makan kepada satwa liar itu.

Jika hal itu dilakukan, dikhawatirkan hewan tersebut akan mengubah perilaku, seperti tidak takut lagi kepada manusia, meminta makan, dan mencuri makanan warga.

Selama hewan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan, warga diimbau untuk membiarkan saja monyet ekor panjang tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi