Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Bunuh Kutu Kucing dengan Dipencet, Ini Risikonya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Maliflower73
Ilustrasi kucing gatal atau menggaruk.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kutu kucing tidak boleh dibunuh dengan cara ditekan sampai mati. Sebab cairan tubuh dari kutu kucing mengandung bakteri yang dapat menempel di jari.

Cairan pada kutu kucing bisa berbahaya bagi kesehatan, salah satunya karena bisa menyebabkan tifus.

Baca juga: 11 Cara Membasmi Kutu Kucing di Rumah, Apa Saja?


Kutu kucing jangan dibunuh dengan ditekan

Dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo mengatakan, kutu kucing jangan dibasmi dengan cara ditekan hingga mati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Semua jenis kutu, tungau, caplak, pinjal, yang orang awam menyebut kutu kucing sebenarnya pinjal, tidak direkomendasikan dibunuh dengan ditekan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/3/2024).

Slamet menjelaskan, pinjal atau kutu kucing memang akan mati saat ditekan. Beda dari pejantan, kutu betina gravid atau menggendong telur di dalamnya.

Saat kutu betina tersebut dipites, telur di dalam tubuhnya tidak pecah. Namun, kutu itu akan menetas dan berkembang menjadi larva di lingkungan sekitarnya.

Lama-kelamaan, kutu ini akan bertambah dewasa. Saat sudah dewasa, kutu tersebut kemudian naik ke tubuh kucing di dekatnya dan kembali berkembang biak.

Menurut Slamet, siklus ini akan terjadi berulang-ulang. Kucing tidak benar-benar berhenti merasa gatal karena kutu tersebut tetap akan kembali menyerangnya.

Baca juga: 10 Tanda Anak Kucing Terkena Kutu dan Cara Mengatasinya

Bakteri di kutu kucing pengaruhi manusia

Lebih lanjut, Slamet menerangkan, flea borne typhus diseases merupakan penyakit demam tifus yang timbul akibat bakteri di tubuh manusia.

"Penyakit tifus bakterial yang ditularkan oleh pinjal/flea (kutu kucing)," kata dia.

Disebutkan, penyakit flea-borne typhus menyerang kesehatan manusia saat kutu kucing mengisap darah hewan berbulu tersebut yang terinfeksi bakteri Rickettsia typhi penyebab tifus.

Kucing juga dapat tertular bakteri tersebut dari kutu yang membawa bakteri penyebab tifus.

"Bila pinjal menghisap darah kucing yang terinfeksi bakteri penyebab tifus, dan kemudian menggigit/menghisap darah manusia, saat mengisap darah itulah bakteri ditularkan ke manusia," ungkapnya lagi.

Slamet menilai, cara penularan ini mirip penularan nyamuk Aides aegypti penyebab malaria. Nyamuk akan mengisap darah pasien malaria dan menularkan malaria ke orang lain yang digigitnya.

Meski begitu, dia menyatakan pinjal yang menularkan flea borne typhus hanya terjadi kalau serangga kecil itu membawa bakteri Rickettsia typhi.

"Yang sampai saat ini kejadian lebih banyak terjadi di Amerika daripada di Asia Tenggara," lanjut dia.

Baca juga: Apakah Kutu Kucing Bisa Menular ke Manusia? Ini Kata Dokter

Cara membasmi kutu kucing yang benar

Slamet mengungkapkan, kutu kucing atau pinjal dapat bertahan hidup meski tanpa makan selama tiga bulan.

"Untuk membasmi pinjal kucing harus dilakukan terapi pada kucingnya. Dibarengi dengan terapi manajemen lingkungan untuk membasmi stadium larva dan nimfa yang ada di lingkungan," lanjutnya.

Slamet menyatakan, kucing yang berkutu perlu menjalani terapi dengan menggunakan obat antiparasit. Obat tersebut diberikan dengan cara suntik atau secara topikal dengan dioleskan ke bagian rambut kucing yang berkutu.

Selain itu, pencegahan kutu juga perlu diterapkan ke lingkungan sekitar tempat tinggal pemilik rumah beserta kucingnya.

"Terapi lingkungan menggunakan obat insektisida untuk membasmi larva dan nimfa di lingkungan," imbuh dia.

Slamet menyebut memandikan kucing yang berkutu secara rutin tetap dapat membasmi kutu tersebut. Namun, kucing harus dimandikan secara rutin.

Ini karena kutu yang ada dari lingkungan sekitar kucing akan tetap bisa naik ke tubuh kucing lagi.

"Kalau pake obat suntik, obat dalam tubuh kucing bertahan hampir tiga bulan," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi