Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Olahraga Saat Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Stroke?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Robert Plociennik
Ilustrasi stroke.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Transient ischemic attack (TIA) atau stroke ringan bisa disebabkan karena berbagai faktor, mulai dari pola makan sampai gaya hidup seperti berolahraga saat tubuh kurang tidur.

TIA atau stroke ringan adalah gejala singkat yang menyerupai penyakit stroke. Hal tersebut bisa disebabkan karena penyumbatan singkat aliran darah ke otak.

Gejala stroke ringan itu umumnya hanya berlangsung beberapa menit saja dan tidak menyebabkan kerusakan panjang.

Namun, gejala ini bisa menjadi peringatan karena mereka yang mengalami TIA pada akhirnya akan stroke. Umumnya stroke terjadi satu tahun setelah gejala TIA muncul.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah olahraga saat kurang tidur bisa memicu stroke ringan?

Baca juga: 7 Jenis Ikan Berlemak, Bantu Cegah Penyakit Jantung dan Stroke

Penjelasan ahli

Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, Andreas Prasadja mengatakan, berolahraga saat kurang tidur bisa memicu terjadinya gejala stroke ringan.

Hal ini dikarenakan sel-sel inflamasi akan meningkat ketika Anda berolahraga tetapi kurang tidur.

"Stres oksidatif namanya," ungkap Andreas saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/2/2024).

Mengacu pada National Library of Medicine, stres oksidatif adalah fenomena yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.

Normalnya, sel-sel tubuh akan memproduksi radikal bebas selama proses metabolisme. Namun, sel juga memproduksi antioksidan yang menetralkan radikal bebas ini.

Secara umum, tubuh mampu menjaga keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas.

Selain berolahraga saat kurang tidur, stres oksidatif juga bisa terjadi karena beberapa faktor berikut:

Respons kekebalan alami tubuh juga dapat memicu stres oksidatif untuk sementara waktu.

Jenis stres oksidatif bisa menyebabkan munculnya peradangan kronik dan penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan Parkinson.

Untuk menghindari terjadinya stres oksidatif karena berolahraga, Andreas mengimbau supaya tidur dengan waktu yang cukup.

"Idealnya 7-9 jam untuk orang dewasa," ucapnya.

Selain tidur cukup, stres oksidatif juga bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, berhenti merokok, mengurangi stres, dan menghindari paparan polusi serta bahan kimia.

Baca juga: 5 Efek “Malas Gerak” bagi Kesehatan, Meningkatkan Risiko Stroke dan Serangan Jantung

Penyebab stroke ringan

Andreas menyebutkan, pada dasarnya stroke ringan disebabkan karena pembekuan darah. Ketika terdapat gumpalan dalam arteri yang terhubung ke otak, darah tidak dapat mengalir sebebas yang seharusnya.

Akibatnya, otak tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik.

Gumpalan biasanya terjadi karena lemak di dalam arteri (plak) atau gelembung udara dapat menyebabkan stroke ringan.

Namun, ada kalanya, gumpalan juga disebabkan karena pendarahan di otak.

Dilansir dari Healthline, berikut faktor penyebab terjadinya stroke ringan:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Penyempitan arteri yang disebabkan oleh penumpukan plak (aterosklerosis) di dalam atau di sekitar otak
  • Merokok
  • Diabetes
  • Kolesterol tinggi
  • Obesitas.

Baca juga: Studi: Makan di Atas Pukul 9 Malam Berpotensi Memicu Stroke Ringan

Gejala stroke ringan

Stroke ringan bisa menjadi alarm terjadinya stroke di kemudian hari.

Namun, gejala stroke ringan dan stroke sebenarnya sangat mirip. Bahkan hampir tidak mungkin terlihat bedanya.

Hanya saja, stroke ringan biasanya terjadi dalam waktu yang singkat. Berikut gejalanya:

  • Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki
  • Kebingungan yang tiba-tiba
  • Sulit bicara, melihat, dan berjalan
  • Sulit memahami orang lain
  • Kehilangan keseimbangan
  • Pusing dan sakit kepala parah
  • Kesulitan menelan (disfagia).

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera hubungi layanan medis terdekat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi