Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kepiting Tapal Kuda yang Darahnya Capai Rp 200 Juta Per Liter

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun Twitter @convomfs
Ilustrasi darah kepiting tapal kuda.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lini media sosial tengah diramaikan dengan hewan purba, kepiting tapal kuda atau Horseshoe crab yang dikenal karena memiliki darah berwarna biru.

Salah satu akun yang mengunggah adalah @convomfs pada Sabtu (2/3/2025).

"Dia namanya kepiting tapal kuda. dia hewan purba dan udah ada sejak lebih dari 400jt tahun lalu. warna darah dia biru (yang di gambar)," tulis pengunggah.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (4/3/2024), dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, drh Slamet Raharjo mengatakan, darah biru dari kepiting tapal diperoleh dari dari hemosianin, zat tembaga yang terkandung di dalam darah tersebut.

Selain itu, darah kepiting tapal kuda juga mengandung zat khusus yang bisa digunakan untuk menangkap bakteri dengan cara membekukannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, tak hanya memiliki keunikan dari warna darahnya saja, kepiting tapal kuda juga memiliki beberapa fakta menarik.

Baca juga: Darah Biru Kepiting Tapal Kuda Dihargai Rp 200 Juta Per Liter, Apa Manfaatnya?


Fakta kepiting tapal kuda

Berikut beberapa fakta kepiting tapal kuda:

1. Kepiting tapal kuda sudah ada sebelum dinosaurus

Dilansir dari National Zoo, kepiting tapal kuda dijuluki sebagai “fosil hidup”. Artinya, hewan ini telah ada dan hampir tidak berubah selama setidaknya 445 juta tahun.

Selain itu, kepiting tapal kuda juga sudah ada jauh sebelum dinosaurus muncul. Di mana, dinosaurus pertama kali muncul sekitar 200 juta tahun kemudian, pada era Mesozoikum.

Kepiting tapal kuda berhasil selamat dari peristiwa kepunahan yang memusnahkan dinosaurus dari Bumi, sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Saat ini, setidaknya masih ada empat spesies kepiting tapal kuda yang hidup.

Satu spesies ditemukan di perairan pesisir Atlantik Amerika Utara dan Teluk Meksiko, dan tiga spesies ditemukan di perairan pesisir Asia.

Namun demikian, kepiting tapal kuda tidak banyak berevolusi dalam 200 juta tahun terakhir, itulah sebabnya mereka sering disebut "fosil hidup".

Untuk habitatnya, kepiting tapal kuda sering berkumpul dalam kelompok di pantai khususnya di negara bagian Atlantik tengah seperti Delaware, New Jersey, dan Maryland pada musim semi dan musim panas, di mana populasi mereka paling besar.

Selain itu, kepiting tapal kuda juga dapat bersarang sepanjang tahun di Florida, dengan puncaknya terjadi pada musim semi dan musim gugur.

Baca juga: Fosil Capit Kepiting Terbesar yang Hidup 9 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Selandia Baru

2. Ada enam pasang kaki, tapi hanya lima pasang kaki yang digunakan untuk berjalan

Kepiting tapal kuda diketahui memiliki enam pasang kaki. Namun, mereka hanya berjalan dengan 10 kaki.

Satu pasang kakinya yang disebut chelicera, digunakan untuk memindahkan makanan ke dalam mulutnya.

Kepiting tapal kuda memakan cacing, ganggang, kerang, dan mangsa kecil lainnya yang mereka keluarkan dari sedimen dasar laut.

Kepiting tapal kuda tidak memiliki rahang, sehingga mereka menghancurkan makanannya di antara kedua kakinya sebelum dimakan.

3. Kepiting tapal kuda bisa bertelur sekitar 4.000 butir

Kepiting tapal kuda Atlantik ditemukan dari Florida hingga Maine Utara dan di semenanjung Yucatán dan populasi terbesar dari kepiting ini tinggal di Teluk Delaware.

Dari Mei hingga awal Juni, kepiting tapal kuda mengerumuni pantai untuk berkembang biak dan bertelur.

Mereka tiba dalam jumlah besar saat air pasang yang bertepatan dengan bulan purnama atau bulan baru.

Kepiting tapal kuda betina akan menggali sarang di pasir dan mengubur sekitar 4.000 telur kecil berwarna biru kehijauan. Selain itu, mereka juga dapat bertelur sekitar 20 kelompok telur setiap tahunnya.

Baca juga: Ilmuwan Identifikasi Kepiting Kecil Berusia 100 Juta Tahun

4. Darah birunya banyak dimanfaatkan 

Kepiting tapal kuda merupakan bagian penting dari ekologi masyarakat pesisir.

Telur kepiting tapal kudu adalah sumber makanan utama bagi burung pantai yang bermigrasi ke utara, termasuk burung simpul merah yang terancam punah oleh pemerintah federal.

Selain itu, darah biru milik kepiting tapal kuda juga sering digunakan sebagai pompa bensin, untuk mengisi bahan bakar kendaraan, dikutip dari Florida Fish and Wildlife Conservation Commission.

Kepiting tapal kuda juga sangat penting bagi industri biomedis karena darah biru unik berbahan dasar tembaga mengandung zat yang disebut "Limulus Amebosit Lisat", atau "LAL".

Enzim LAL tersebut dapat menyebabkan darah membeku saat terpapar endotoksin bakteri, yang bisa mematikan.

Biasanya, perusahaan biomedis menggunakan LAL untuk menguji obat-obatan, vaksin, implan, dan lainnya untuk mengetahui adanya endotoksin. Ini adalah cara mereka memastikan peralatan medis aman bagi manusia.

Namun banyak pula kepiting tapal kuda yang mati dalam proses pengambilan darahnya.

Para ilmuwan sedang mengeksplorasi alternatif sintetis untuk LAL untuk dapat menemukan penggantinya yang dapat membantu memastikan masa depan kepiting tapal kuda.

Tak hanya itu, kepiting tapal kuda juga digunakan di beberapa perikanan.

Perikanan kehidupan laut mengumpulkan kepiting tapal kuda hidup untuk dijual kembali sebagai hewan peliharaan di akuarium, subjek penelitian, atau sebagai spesimen pendidikan.

Selain itu, perikanan belut dan whelk Amerika menggunakan kepiting tapal kuda sebagai umpan di banyak bagian pantai Atlantik.

Baca juga: Tips Mengolah Kepiting ala Chef Hotel: Bisa Direbus atau Digoreng

5. Termasuk hewan yang dilindungi

Lantaran manfaatnya yang banyak digunakan, darah biru dari kepiting tapal kuda dihargai dengan nilai yang tinggi.

Dilansir dari Kompas.com, Senin, satu liter harga darah kepiting tapal kuda bisa mencapai Rp 213 juta per liter.

Setelah dibawa ke laboratorium untuk keperluan biomedis, cangkang kepiting tapal kuda akan ditusuk di sekitar organ hatinya. Sebanyak 30 persen darahnya akan diambil.

Selanjutnya, kepiting tapal kuda itu akan kembali dilepaskan ke alam liat.

Akan tetapi, penelitian menemukan bahwa sekitar 10-30 persen kepiting tersebut mati akibat tindakan ini.

Pada kepiting tapal kuda betina, tindakan tersebut menyebabkannya sulit menghasilkan anak. Hal ini dikhawatirkan bisa mengancam populasi kepoting tapal kuda.

Di Indonesia, populasi kepiting tapal kuda termasuk critically endangered atau terancam punah.

Bahkan, hewan ini sudah dimasukkan dalam daftar hewan dilindungi sejak tahun 1999 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi