Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Ragam Tradisi Menjelang Ramadhan di Indonesia...

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA/HO
Tradisi lokal mandi besar Kuramasan di kampung adat Miduana, Desa Balegede, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Umat Islam sebentar lagi akan menyambut kedatangan salah satu bulan yang paling dinanti, yakni Ramadhan.

Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya Islam, kemeriahan menyambut Ramadhan di Indonesia pun sangat terasa.

Ada beragam tradisi yang dilakukan guna menyambut bulan suci Ramadhan tergantung daerah masing-masing.

Lantas, apa saja tradisi menyambut Ramadhan di Indonesia?

Baca juga: Mengapa Awal Ramadhan 2024 di Indonesia Diprediksi Beda tapi Lebaran Bisa Serentak?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi sambut Ramadhan di Indonesia

1. Nyorog (Jakarta)

Nyorog adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Betawi dengan membagikan bingkisan makanan ke saudara dan keluarga, dikutip dari Kompas.com (8/3/2023).

Jika ditarik sejarahnya, masyarakat Betawi pada zaman dahulu memiliki tempat tinggal yang saling berjauhan satu sama lain karena dibatasi hutan dan kebun.

Dengan begitu, muncul tradisi nyorog yang dikenalkan oleh para wali penyebar agama Islam dan sudah dilakukan masyarakat Betawi sejak 1800-an.

Selain menyambut Ramadhan, tradisi nyorog ini juga dilakukan saat Idul Fitri dan upacara pernikahan.

2. Kuramasan (Cianjur, Jawa barat)

Tradisi kedua untuk menyambut Bulan Ramadhan, yakni berasal dari Kampung Adat Miduana, CIanjur, Jawa Barat yang bernama kuramasan.

Kampung adat yang masih berpegang teguh pada tradisi Sunda ini menggelar acara kuramasan dengan mandi secara beramai-ramai di Sungai Cipandak, Cianjur.

Warga juga akan membersihkan sampah di Sungai Cipandak dengan bergotong-royong dan dilanjutkan dengan makan bersama.

Baca juga: Harga Bahan Pokok Naik, OJK Ungkap Modus Penipuan yang Rawan Jelang Ramadhan

3. Papajar (Cianjur, Jawa Barat)

Di Cianjur, Jawa Barat, ada tradisi lain untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang dikenal dengan papajar.

Tradisi ini dilakukan dengan makan nasi liwet bersama di perkampungan maupun tempat wisata, seminggu sebelum Ramadhan.

Oleh korean itu, obyek wisata di Cianjur biasanya akan diramaikan pengunjung jelang Ramadhan untuk melakukan papajar.

4. Munggahan (Jawa Barat)

Tradisi munggahan yang berasal dari Jawa Barat ini dilakukan seminggu atau dua minggu sebelum Ramadhan.

Biasanya, warga akan berkumpul bersama keluarga, saudara, atau tetangga dengan makan bersama dan saling bermaaf-maafan, serta memanjatkan doa untuk kelancaran ibadah puasa.

Baca juga: Daftar Harga Sembako Jelang Ramadhan 2024, Beras Termahal Rp 25.000

5. Dugderan (Semarang, Jawa Tengah)

Dugderan adalah tradisi untuk menyambut Ramadhan yang dilakukan oleh warga dalam bentuk arak-arakan, tarian, atraksi, dan karnaval di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kata dugderan sendiri berasal dari suara bedug yang berbunyi “dug” dan meriam yang berbunyi “der”.

Tradisi ini sudah ada sejak 1881 ketika masa pemerintahan Bupati Purbaningrat.

Sehari menjelang Ramadhan, umumnya masyarakat memukul bedug di Masjid Besar Kauman, disusul dengan penyulutan meriam di halaman pendopo usai shalat Ashar.

6. Baratan (Jepara, Jawa Tengah)

Baratan merupakan tradisi jelang Ramadhan yang berasal dari Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Tradisi ini berupa kirab pada bulan Sya’ban dalam kalender Hijriah. Nama baratan berasal dari kata barakatan dalam bahasa Arab yang berarti keselamatan.

Adapun makna dari tradisi ini adalah untuk meminta keselamatan kepada Allah SWT menjelang Ramadhan.

Baca juga: Cara Cek Jadwal Lengkap Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2024 Seluruh Indonesia

7. Dandangan (Kudus, Jawa Tengah)

Tradisi dandangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyambut Ramadhan di Kudus, Jawa Tengah.

Nama dandangan berasal dari suara bedug khas Masjid Menara Kudus yang berbunyi “dang” untuk menandai awal puasa.

Zaman dahulu, dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal Ramadhan.

Kini, tradisi dandangan digelar dengan melakukan kirab dandangan dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju kompleks Menara Kudus sejauh tiga kilometer.

8. Sadranan (Jawa)

Sadranan atau nyadran merupakan tradisi sebelum puasa di sebagian besar Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tradisi sadranan dilakukan dengan mendatangi atau ziarah makam orangtua atau keluarga yang sudah meninggal dunia.

Keluarga yang masih hidup akan membersihkan makam sembari menaburkan bunga, serta mengirimkan doa.

Baca juga: Menteri Israel Serukan Hapus Bulan Ramadhan

9. Padusan (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Padusan sendiri berasal dari kata "adus" yang dalam bahasa Jawa berarti mandi. Sesuai namanya, tradisi ini dilakukan dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air.

Tradisi yang banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta ini bertujuan membersihkan jiwa dan raga menyambut bulan Ramadhan.

10. Ruwahan (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Tradisi ruwahan adalah ritual penyambutan bulan puasa yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Nama ruwahan sendiri berasal dari kata “ruwah” yang meruapakan bulan kedelapan dalam penanggalan Jawa, atau bertepatan bulan Sya’ban dalam kalender Islam.

Tradisi ini dilakukan dengan menggelar kenduri atau selamatan untuk mendoakan para leluhur dan berbagai sedekah kepada tetangga.

Baca juga: Awal Puasa Ramadhan 2024 Diprediksi Berbeda, BMKG Ungkap Potensi Keterlihatan Hilal

11. Megengan (Jawa Timur)

Dilansir dari Kompas.com (25/3/2022), megengan adalah tradisi menyambut bulan Ramadhan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur.

Tradisi ini dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola. Tak lupa, setiap warga membawa makanan untuk dibagi dan dimakan bersama-sama.

Namun dalam tradisi ini, ada satu makanan yang tak akan pernah tergantikan, yaitu kue apem.

Nama apem berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan yang berarti maaf atau ampunan, sebagai simbol permohonan ampun kepada Allah SWT.

12. Meugang (Aceh)

Menjelang bulan puasa, masyarakat Aceh mengadakan meugang dengan membeli daging sapi, kemudian memasakanya, dan menyantapnya bersama keluarga.

Tak jarang, mereka juga mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk menikmati hidangan bersama-sama.

Daging sapi ini diolah dengan menu masakan daerah masing-masing di Aceh, seperti asam keueung, kari, gulai merah, dan sebagainya.

Baca juga: Sidang Isbat Awal Ramadhan 2024: Link, Tahapan, Jadwal dan Lokasi Pantau Hilal

13. Malamang (Padang)

Tradisi malamang digelar oleh masyarakat Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat untuk menyambut bulan Ramadhan.

Malamang dilakukan dengan membuat lamang, makanan khas Minang yang terbuat dari beras ketan.

Uniknya, lamang tersebut dimasak dengan cara dimasukkan ke dalam bambu panjang kemudian dibakar dengan dilapisi daun pisang.

Lamang biasanya menjadi makanan pembuka saat buka puasa. Tradisi malamang biasanya dilakukan sepekan hingga sehari menjelang Ramadhan.

14. Mohibadaa (Gorontalo)

Masyarakat Gorontalo menggelar tradisi mohibadaa untuk menyambut bulan suci Ramadhan, dengan membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai masker wajah.

Adapun racikan rempah-remah yang digunakan antara lain tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), dan alawahu (kunyit). Disarankan menggunakan beras ketan agar hasil tepungnya halus.

Mohibadaa dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kondisi kulit karena biasanya saat puasa, kulit terasa kering apalagi cuaca Gorontalo sangat panas.

Tak hanya aromanya yang harum sepanjang hari, kulit juga akan terasa kencang, sehat berseri, tidak kering, dan mengurangi kerutan.

Baca juga: Jadwal Libur Awal Puasa Ramadhan 2024 untuk Siswa di Pulau Jawa

(Sumber: Kompas.com/Ulfa Arieza | Editor: Anggara Wikan Presetya)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi