Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Besar Era 1970-an, Cut Zahara Fona Klaim Hamil Janin Ajaib yang Bisa "Ngaji"

Baca di App
Lihat Foto
TikTok/@sumedang_eksotik
Tangkapan layar video TikTok soal Cut Zahara Fona yang mengandung janin ajaib bisa mengaji.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Video masyarakat Indonesia disebut tertipu janin ajaib yang bisa mengaji milik Cut Zahara Fona, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun X @convomfs, Kamis (7/3/2024), dan dianggap sebagai berita bohong atau hoaks besar di era 1970-an.

Bukan hanya masyarakat Indonesia, kabar bohong itu disebut membuat Presiden Soeharto beserta jajarannya turut penasaran.

Tampak dalam unggahan video, sejumlah orang mendekatkan telinga ke perut Cut Zahara Fona yang besar seperti mengandung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perut tersebut tampak bergerak-gerak dan mengeluarkan suara mirip orang mengaji yang menarik rasa penasaran masyarakat.

Baca juga: Pemkot di Korea Selatan Ini Beri Bansos Rp 1,2 M untuk Bayi Baru Lahir


Beberapa orang pada zaman itu, seperti dalam video, bahkan mendoakan janin yang dikandung Cut Zahara.

"Kisah Seorang Wanita Ngeprank Presiden dan Rakyat Indonesia Sampai Bikin Heboh Dunia di Tahun 70-an," tulis unggahan.

Lantas, bagaimana kisahnya?

Baca juga: Kisah Lord, Bayi 4 Bulan yang Selamat Setelah Tersapu Angin Tornado, Ditemukan di Pohon Tumbang

Cut Zahara Fona mengaku mengandung bayi ajaib

Cut Zahara Fona adalah seorang wanita asal Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, yang mengaku mengandung bayi.

Bukan mengandung janin biasa, Cut Zahara mengeklaim anaknya bisa berbicara bahkan mengaji di dalam kandungan.

Peristiwa di luar logika ini pun menghebohkan masyarakat Indonesia kala itu, tepatnya pada akhir 1970-an.

Dikutip dari Kompas.com (4/10/2018), Wakil Presiden (Wapres) Adam Malik dan Presiden Soeharto sempat tertarik dengan fenomena bayi mengaji.

Adam Malik kemudian mengundang Cut Zahara ke Istana Merdeka. Di sana, Wapres menempelkan kuping ke perut Cut Zahara untuk mendengarkan sendiri suara si janin.

Sementara Menteri Agama kala itu, KH Mochamad Dachlan juga ikut memberikan komentar di media massa dan membenarkan cerita bayi ajaib.

Baca juga: Marak soal Masyarakat Percaya Hoaks Taylor Swift Berterima Kasih ke Prabowo, Ini Kata Pakar

Mengaku bayinya tidak mau diperiksa

Namun lambat laun, pemikiran skeptis akan kebenaran janin ajaib yang bisa berbicara dan mengaji kian bermunculan.

Diberitakan Harian Kompas, 16 Oktober 1970, Tim Medis RSPAD, Ikatan Dokter Indonesia, Kejaksaan Agung, dan Polri akhirnya turun tangan untuk menyelidiki kasus ini.

Saat hendak diperiksa Tim Ikatan Dokter Indonesia di RSPAD Gatot Subroto pada 13 Oktober 1970, Cut Zahara Fona mengatakan bayinya tidak bersedia.

Dia kemudian meminta pemeriksaan ditunda hingga minggu depan. Sepekan berikutnya, tim dokter RSCM berhasil memeriksa Cut Zahara Fona.

Kendati demikian, mereka tidak menemukan tanda-tanda adanya janin di dalam rahim perempuan itu.

Baca juga: Kisah Kelsey Hatcher, Miliki Dua Rahim yang Mengandung Bayi Bersamaan

Terlebih, seorang dokter menekankan, bayi dalam kandungan belum bisa bernapas normal, sehingga tidak dapat mengeluarkan suara.

Panglima Daerah Kepolisian (Kapolda) Kalimantan Selatan, Brigjen Abdul Hamid Swasono, yang juga tidak percaya bahwa manusia bisa bicara di dalam air ketuban, akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk mengungkap kasus itu.

Saat itu, polisi memburu Cut Zahara di Kampung Gambut, 14 kilometer dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Di tempat tersebut, polisi berhasil menemukan alat pemutar kaset atau tape recorder yang disisipkan di dalam pakaian Cut Zahara.

Polisi kemudian menyita tape recorder EL 3302/OOG tersebut beserta kaset rekaman suara tangisan bayi dan bacaan ayat-ayat suci Al Quran.

Baca juga: Viral, Video Meksiko Rilis Mumi Alien 1.000 Tahun, Asli atau Hoaks?

Catatan hoaks yang mengguncang Istana

Berita bohong Cut Zahara Fona dan janin ajaibnya bukan satu-satunya hoaks yang mengguncang jajaran Istana.

Di Indonesia, serangan hoaks kepada presiden telah muncul sejak era presiden pertama, Ir Soekarno.

Harian Kompas pada 31 Januari 1966 menulis, saat itu Bung Karno pernah diisukan sakit dan bersembunyi di Tokyo, Jepang.

Berita bohong tersebut kemudian diklarifikasi saat berpidato dalam rangka peringatan hari lahir ke-40 Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga: Keyakinan Tidak Sama dengan Kebenaran, Awas Tertipu Hoaks!

Selain itu, pada era Presiden Soekarno, juga ada hoaks Ratu Markonah dan Raja Idrus yang mengaku raja dan ratu dari suku Anak Dalam.

Mereka mengaku akan menyumbang harta benda untuk kepentingan merebut Irian Barat dari tangan Belanda.

Konon, mereka sempat diterima Presiden Soekarno di Istana. Namun, belakangan, seperti dilaporkan Harian Kompas pada 25 September 2002, Idrus diketahui adalah tukang becak.

Ada pula hoaks harta karun di situs Batutulis, Bogor, Jawa Barat, pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri.

Bahkan, sempat terjadi penggalian harta karun oleh Menteri Agama Said Agil Al-Munawar. Said bersikeras melanjutkan penggalian karena harta di sana diyakini bisa digunakan membayar utang negara.

Kendati demikian, hingga saat ini, harta karun Batutulis yang dimaksud tak kunjung terbukti kebenarannya.

Baca juga: Program Vaksin HPV Disebut Bertujuan Memandulkan, Kemenkes: Hoaks!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi